HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Yaman Rusuh, Warga Aceh Dipulangkan

suara-tamiang.com, BANDA ACEH -- Sebanyak sembilan warga Aceh yang selama ini berada di Yaman, berhasil dievakuasi dan mendarat di Banda...

suara-tamiang.com, BANDA ACEH -- Sebanyak sembilan warga Aceh yang selama ini berada di Yaman, berhasil dievakuasi dan mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Minggu (1/3) malam sekira pukul 20.45 WIB. 

Pemulangan sembilan warga Aceh dari negara itu disebabkan kondisi yang tidak kondusif di Yaman saat ini dan atas permintaan warga Aceh yang berada di sana.

Sembilan warga Aceh itu dipulangkan menggunakan maskapai Yaman Airways dan diberangkatkan pada Sabtu (28/2) lalu dari Bandara Internasional Sana’a, Yaman. 

Dalam hal ini, Pemerintah Aceh memfasilitasi kepulangan mereka dari Jakarta menuju Aceh melalui jadwal reguler maskapai Garuda Indonesia.

Kepulangan mereka dijemput oleh Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Dr Mahyuzar, Kadis Sosial Aceh Drss Bukhari AKS, dan Kepala Kantor Perwakilan Aceh di Jakarta, Ir Badri Ismail.

Selanjutnya, Asisten I Sekda Aceh Dr Iskandar Gani MH menyerahkan mereka kepada pihak keluarga masing-masing yang turut menunggu di ruang VIP Bandara SIM.  

Dalam siaran pers yang diterima Serambi kemarin disebutkan, sembilan warga yang dipulangkan itu adalah Sauqi (27), mahasiswa asal Bireuen, Dendi Trisna Dhuhairi (35), mahasiswa program doktoral asal Pidie Jaya dan istrinya, Suryani binti Hamid Pardi, beserta satu balita dan lima anak mereka, yakni Aufa (8), Khadijah (7), Aisyah (6), Abdullah (5), Fatimah (3), dan Shafiyah (1).

Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Dr Mahyuzar, seperti dikutip dalam siaran pers tersebut menjelaskan, proses evakuasi itu merupakan permintaan dari mereka yang saat ini berada di Yaman. 

Kemudian, Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman dan memfasilitasi mereka, terutama yang tinggal di daerah kurang aman, seperti Sana’a.

“Mereka dipulangkan karena permintaan individual terkait situasi terakhir di Yaman. Pemulangan warga Aceh ini difasilitasi oleh Kemlu bekerja sama dengan Pemerintah Aceh,” kata Mahyuzar.

Wakil Koordinator Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh, Dr Suraiya IT MA saat dikonfirmasi Serambi tadi malam menyebutkan, tahun ini tidak ada mahasiswa Aceh yang memperoleh beasiswa dari Pemerintah Aceh untuk studi ke Yaman. 

Hanya ada beberapa mahasiswa yang memperoleh bantuan pendidikan dari LPSDM Aceh, tapi bukan beasiswa penuh.

Ia tambahkan, program beasiswa ke Timur Tengah bagi mahasiswa Aceh tahun ini hanya ada ke Qatar, Sudan, Mesir, Maroko, dan Tunisia. “Hingga saat ini pun kita belum terima informasi apa-apa dari KBRI di Yaman. 

Biasanya kalau ada pemulangan mahasiswa seperti itu kita tetap terima informasi untuk proses pemulangan, tapi hingga malam ini belum ada info apa-apa,” ujar Suraiya yang saat dikonfirmasi berada di Lombok.     

Untuk diketahui, perkembangan situasi di Yaman saat ini semakin tidak kondusif, setelah kelompok milisi Al Houthi mengambil alih pemerintahan dan menguasai ibu kota Sana’a. 

Pemerintah Indonesia mengkhawatirkan situasi politik yang terus berkembang itu akan menciptakan krisis keamanan yang dapat memakan korban sipil, terutama warga Indonesia yang berada di sana.

Menurut data Kemenlu RI, saat ini jumlah WNI di Yaman lebih dari 4.000 orang, sebagian besar mereka adalah pelajar dan mahasiswa dengan jumlah sekitar 2.686 orang dan buruh sekitar 1.488 orang. (sb/serambinews)

FotoGERAKAN Pendukung Yaman Selatan berkumpul di selatan kota Aden, Senin (1/3), dalam aksi protes menuntut untuk kemerdekaan. Ketegangan di Yaman telah meningkat sejak Huthi menyerbu istana presiden di ibu kota pada bulan Februari lalu dan menempatkan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi sebagai tahanan rumah.AFP PHOTO / STR