Beasiswa Sarjana suara-tamiang.com, Lain lubuk lain ikan. Lain beasiswa, aplikasinya juga beda. Melihat banyaknya tawaran beasiswa y...
Beasiswa Sarjana |
suara-tamiang.com, Lain
lubuk lain ikan. Lain beasiswa, aplikasinya juga beda. Melihat
banyaknya tawaran beasiswa yang dibuka saat ini tidak salah jika cara
mengajukan aplikasi beasiswa juga unik-unik. Bahasa lazimnya cara
mengirimkan berkas beasiswa itu ternyata banyak perbedaan. Ada yang
mirip, tapi setelah ditelisik lebih jauh rupanya cara mendaftarnya lain.
Perbedaan inilah yang diulas kali ini. Padanan kata yang pas untuk masing-masing cara mengajukan aplikasi beasiswa tersebut hanya menurut versi penulis. Begitupun istilah yang dipakai sekedar untuk menggambarkan perbedaan satu jenis aplikasi dengan lainnya. Mudah-mudahan ini bisa membantu para pemburu beasiswa di Tanah Air agar tidak salah langkah. He..he..
Aplikasi Online Tunggal
Jika pernah mendaftar beasiswa yang ditawarkan langsung oleh universitas, mungkin Anda mengikuti cara mengajukan aplikasi beasiswa satu ini. Aplikasi online tunggal. Maksudnya pelamar yang ingin meraih beasiswa di universitas tertentu hanya perlu mendaftar sebagai mahasiswa. Untuk menunjukkan bahwa pelamar berminat mengikuti tawaran beasiswa yang disediakan, Anda diminta menandai (biasanya dicentang/disebut) pada salah satu kolom yang tertera pada formulir.
Saat mengisi aplikasi online tunggal ini, formulir yang digunakan hanya satu. Formulir tersebut dipakai untuk mendaftar sebagai mahasiswa sekaligus mengajukan beasiswa. Di dalamnya biasanya sudah terdapat motivation letter yang meminta motivasi pemohon mengajukan beasiswa yang ditawarkan. Beasiswa yang menggunakan aplikasi online tunggal ini sering dipakai oleh universitas yang menyediakan beasiswa prestasi, seperti Beasiswa Emile-Boutmy di Science Po, Beasiswa Eric Bleumink Fund di University of Groningen, Beasiswa LExS di Leiden University, Beasiswa Gates Cambridge di University of Cambridge, Beasiswa UBS di University of Zurich, dll.
Aplikasi Online Terpisah
Pengajuan aplikasi online terpisah maksudnya, aplikasi pendaftaran ke universitas belum termasuk aplikasi beasiswa. Pendaftarannya terpisah. Untuk mengajukan beasiswa, biasanya pelamar diminta terdaftar dulu sebagai mahasiswa. Cara ini banyak diterapkan oleh universitas untuk menarik minat mahasiswa yang mendaftar. Aplikasi online terpisah juga banyak dipakai karena pihak universitas menggandeng pihak ketiga atau sponsor.
Beasiswa yang menerapkan aplikasi online secara terpisah ini contohnya adalah beasiswa Avancez di Chalmers University of Technology, beasiswa S1/S2 di Bocconi University, beasiswa INSEAD Syngenta untuk program MBA di INSEAD, beasiswa ICSP di University of Oregon, beasiswa Monash International di Monash University, atau Beasiswa Unggulan yang salah satu pilihannya adalah aplikasi online setelah kandidat memperoleh letter of acceptance (LoA) dari universitas tujuan.
Aplikasi Online Otomatis
Cara pendaftaran beasiswa satu lebih sederhana lagi. Pelamar hanya perlu mendaftar sebagai mahasiswa di universitas, secara otomatis ia akan dipertimbangkan untuk beasiswa yang ditawarkan. Aplikasi online otomatis biasanya diterapkan oleh universitas untuk sasaran tertentu. Misalnya ada penawaran beasiswa yang langsung mempertimbangkan secara otomatis jika pelamar adalah mahasiswa internasional atau mereka mendaftar pada jurusan tertentu yang diambil di universitas tersebut.
Prinsipnya, pelamar hanya perlu memastikan apakah ia memenuhi kriteria beasiswa yang ditawarkan. Kalau beruntung, Anda bisa langsung memperoleh beasiswa. Beasiswa yang menerapkan aplikasi otomatis ini di antaranya ditemui pada beasiswa Clarendon di University of Oxford, beasiswa di Queens’s Unversity yang nilainya berjenang, dan universitas lainnya.
Aplikasi Online Plus Manual
Ada lagi cara mengirimkan aplikasi beasiswa yang berbeda. Selain perlu mendaftar secara online, pelamarnya juga perlu mengirimkan berkas dalam bentuk hard copy. Beasiswapascasarjana.com menyebutnya aplikasi online plus manual. Beasiswa seperti ini biasanya dipakai beberapa sponsor yang telah bekerjasama dengan universitas tertentu. Jadi, pelamar harus mendaftar secara online di website sponsor/penyelenggara beasiswa kemudian mengisi formulirnya secara online. Setelah terdaftar, pelamar kemudian perlu mengirimkan berkas fisiknya yang ditujukan ke alamat pemberi beasiswa tersebut.
Cara aplikasi online plus manual justru banyak digunakan di Tanah Air, seperti Beasiswa Tanoto Foundation atau Beasiswa GE Foundation. Beasiswa Tanoto Foundation biasanya meminta aplikasi online dengan mengunggah dokumen yang dipersyaratkan, setelah itu meminta hard copy jika terpilih mengikuti tes psikologi. Sementara, Beasiswa GE Foundation pelamar hanya perlu mendaftar secara online serta mengisi formulir aplikasi. Kemudian melampirkan formulir aplikasi yang telah dicetak tersebut bersama dokumen fisik untuk dikirim ke alamat GE Foundation.
Aplikasi Manual
Mengajukan aplikasi beasiswa dengan mengirimkan berkas fisiknya (hard copy) sampai saat ini masih banyak diberlakukan. Memang sudah banyak yang beralih ke aplikasi online, namun aplikasi manual sepertinya belum ditinggal begitu saja.
Beberapa beasiswa di universitas Eropa justru masih tetap nyaman menggunakan apalikasi manual ini. Sebut saja beasiswa ESOP/MSP yang disediakan di ETH Zurich, hibah master di University of Bern, beasiswa INPEX untuk studi di Jepang, atau beasiswa Fulbright dan beasiswa StuNed yang sangat familiar di kalangan pemburu beasiswa Tanah Air.
Mungkin alasan masih menerapkan aplikasi manual ini karena keakuratan berkas fisik lebih mudah diidentifikasi, terutama untuk menghindari munculnya pemalsuan data.
Aplikasi Perantara
Yang satu ini tidak kalah uniknya. Sebab, pelamar tidak bisa langsung mendaftar beasiswa yang diinginkan. Mereka harus melibatkan pihak lain terlebih dahulu. Kasarnya mengajukan aplikasi beasiswa lewat perantara.
Beasiswa yang pengajuan aplikasinya lewat perantara ini di antaranya ditemukan pada beasiswa Eiffel, di mana pelamar yang berminat beasiswa tersebut harus meminta bantuan universitas tujuan mereka di Prancis agar mendaftarkan namanya ke program beasiswa Eiffel. Aplikasi lewat perantara lainnya adalah beasiswa prestasi di Curtin University, Australia. Pelamar tidak mendaftar langsung ke universitas tersebut, tapi melalui agen Curtin yang terbuka di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Beasiswa lainnya adalah ILOT Award untuk beasiswa S1 di University of British Columbia. Pendaftaran beasiswa ini melalui pihak sekolah. Aplikasi dikirim oleh pihak sekolah ke penyelenggara beasiswa tersebut. Hal hampir serupa ditemui pada Beasiswa Bidik Misi di Indonesia. Untuk mengajukan beasiswa Bidik Misi, siswa harus memperoleh rekomendasi terlebih dahulu dari pihak sekolah. Jika tidak, beasiswa tak dapat diajukan. Pendaftaran beasiswa Bidik Misi secara online baru bisa dilakukan jika telah memperoleh nomor pendaftaran dan kode akses dari pihak sekolah.
Aplikasi Alternatif
Ada pilihan yang ditawarkan. Inilah yang membuat pengajuan aplikasi alternatif ini lebih memudahkan bagi pelamarnya. Bisa memilih apakah mengajukan aplikasi secara online atau manual. Jika mengajukan aplikasi secara online, maka aplikasi harus di-scan terlebih dahulu sebelum dikirim, sementara aplikasi lewat manual cukup dikirim via pos dengan menyiapkan berkas fisiknya.
Beasiswa yang menawarkan aplikasi alternatif ini juga cukup banyak, beberapa di antaranya Beasiswa FIPRS di Flinders University, beasiswa Afirmasi LPDP, beasiswa UC Doktoral di University of Canterbury, dan lainnya. (beasiswapascasarjana)