HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Ratusan Hektare Sawah di Manyak Payed Kekeringan

suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Ratusan hektare lahan persawahan yang tersebar di Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, men...

suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Ratusan hektare lahan persawahan yang tersebar di Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, mengalami dampak musim kemarau. sawah mengalami kekeringan, sehingga diperkirakan produksi padi menurun, bahkan ada tanaman padi yang dikhawatirkan mengalami puso.

Di Desa Seunebok Punti misalnya, sekira 350 hektare sawah kekeringan. Cuaca panas sebulan terakhir membuat tanah sawah retak-retak, sementara irigasi di kawasan tesebut juga kering.

Kendati rata-rata padi sudah berbuah dan menunggu masa panen, namun akibat kekurangan pasokan air, bulir padi lambat menguning.

Isa, seorang petani di desa tersebut mengatakan, ketika tanaman padi mulai berbuah, justru musim panas datang sampai mendekati masa panen.

"Jangankan saluran irigasi, debit air sungai juga ikut berkurang, akhirnya berimbas pada seluruh jaringan irigasi tidak mendapat aliran air untuk dipasok ke sawah," katanya, kemarin.

Isa dan para petani lain mengaku pasrah jika produksi padi di musin tanam ini berkurang. "Hasilnya sudah jelas berkurang, karena tidak semua batang padi berbuah. Kami hanya berharap hasil panen dapat dibalas pada musim gaduh mendatang," ujarnya.

Nani, petani lain yang mengaku sudah memanen padinya, kepada wartawan menyebutkan, hasil panennya jauh berkurang dibanding panen tahun lalu.

Biasanya dia bisa mendapatkan 130 kaleng setiap kali panen di lahan seluas tujuh rante. Namun panen kali ini sawahnya hanya mampu menghasilkan 90 kaleng.

Sementara Sutrisno yang memiliki lahan sawah seluas lima rante di desa yang sama, berharap ada hujan turun dalam dua pekan ke depan. Sebab, menurutnya, meski tersedia saluran irigasi namun faktanya dia seperti bercocok tanam di daerah tadah hujan.

Dikatakan, jika mau mengeluarkan modal untuk membeli BBM, memang ada mesin pompa air yang dibangun di kawasan tersebut. Namun dia pun memperkirakan, karena air sungai kering, mesin tersebut tidak bermanfaat karena air tetap tidak bisa ditarik.

"Bagaimana hasil panen bisa memuaskan, jika sawah terus kekurangan air. Jika tidak turun hujan dalam waktu dekat, maka setiap rumpun padi buahnya bisa sedikit," ujarnya.
sebagian besar hamparan sawah di Seunebok Punti sudah menguning, tinggal menghitung hari untuk dipanen. 

Sementara sepanjang satu kilometer saluran irigasi dalam kondisi kering akibat tidak dialiri air dari sungai yang berada di perbatasan antara Kota Langsa dengan Aceh Tamiang.
alu, belasan hektare sawah di Desa Seunebok Baru dan Bukit Panjang Satu, juga terkena dapak kemarau. 

Sementara di Desa Ie Bintah, padi yang ditanam di lahan sawah bukaan baru pertumbuhanya kerdil akibat dihantam banjir yang disusul kemarau panjang.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Manyak Payed, Wayan, saat dihubungi mengatakan, kekeringan tidak hanya terjadi di Desa Seunebok Punti, kondisi serupa bahkan lebih parah juga terjadi di areal sawah Desa Bukit Meutuah, Kecamtan Langsa Timur.
Dia mengaku belum tahu apakah produksi padi bakal menurun, karena belum dilakukan pendataan. (dede/stc)

Foto : Ilustrasi/kompas.com