HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Freemason di Mesir, Dirintis oleh Napoleon Bonaparte

Napoleon Bonaparte suara-tamiang.com, FREEMASON di Mesir semula tidak menampakkan dirinya secara terang-terangan. Ia baru menampakkan...

Napoleon Bonaparte
suara-tamiang.com, FREEMASON di Mesir semula tidak menampakkan dirinya secara terang-terangan. Ia baru menampakkan diri ketika Prancis melakukan ekspansi ke Mesir di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte seorang Freemason juga. Dalam ekspansinya ini ia meminta bantuan kepada seorang Yahudi, yang bertindak sebagai penerjemah, pemasok dana dan pengatur keuangannya, sehingga Napoleon membolehkan orang-orang Yahudi berdagang minuman keras.

Napoleon berusaha menghancurkan “Abul-Haul” (Sphinx) sebagai tindakan balas dendam bangsa Yahudi terhadap Fir’aun. Karena mereka dahulu diusir dari Mesir. Tetapi usaha pengrusakan patung tersebut hanya berhasil merusak bagian kecil dari hidungnya
saja.

Kemudian Napoleon menuju Palestina untuk merealisir rencana-rencana Freemason guna menguasai wilayah ini. Di tempat ini Napoleon berpidato: “Wahai para pewaris sah negeri Palestina! Suatu bangsa besar memanggil kalian untuk mengambil kembali tanah air yang telah direbut dari kalian dengan cara perang. Segeralah kalian bertindak. Telah tiba waktunya yang tepat… waktu untuk menuntut kembalinya hak-hak sipil dan eksistensi politik kalian, sehingga menjadi suatu bangsa untuk selama-lamanya.”

Sekalipun demikian, buku-buku pelajaran sejarah pada sekolah-sekolah di Mesir menyanjung kepahlawanan Napoleon. Tragedi ini bisa terjadi karena tingkah laku Freemason di Mesir, yang demi program dan kepentingan mereka, mereka memalsukan fakta sejarah. Napoleon melarikan diri ke Prancis, lalu ia menyerahkan jabatannya kepada wakilnya, Clyber, seorang Freemason juga, untuk memimpin ekspansi berikutnya. Ia merupakan orang pertama pendiri club-club Freemason di Mesir, sampai kemudian ia dibunuh oleh Sulaiman Halaby pada tanggal 14 Juni 1798 untuk menutup clubnya.
Pada tahun 1838 di Iskandariah didirikan club “Mines”, Nama ini diambil dari nama raja Mina yang telah ikut di dalam kelompok Freemason Italia. Yang termasuk dalam club ini adalah gubernur Abdul-Halim Muhammad Ali bin Muhammad Ali.

Pada tahun 1845 di Iskandariah juga didirikan club baru dengan nama Al-Ahram. Pada tahun 1865 Dewan Tertinggi Freemason Prancis mendirikan sebuah club pusat di Iskandariah untuk mengorganisir Club-club Freemason Perancis di Mesir.

Sejak tahun 1859 sampai tahun 1962 di Kairo didirikan beberapa club lain. Pada tahun 1863 Khadewi Isma’il menduduki kursi Tertinggi di Mesir. Pada masanya banyak bermunculan club-club freemason. Pada masa ini pula berdiri club-club Freemason pribumi, di mama Khadewi Taufiq dan sejumlah pejabat, para cendekiawan dan orang-orang penting turut menjadi anggotanya.

Freemason kemudian berhasil mencekik Mesir dengan berbagai bentuk hutang luar negeri dan menimbulkan berbagai krisis. Selain itu terjadi pembukaan terusan Suez, yang kemudian sahamnya dijual ke Inggris dan sepenuhnya berada di tangan mereka.

Pada tahun 1867 club-club Freemason Inggris mendirikan “Concorde Club”, “Balfore Club dan “Eastern Sky Club”. Mayoritas anggota club ini adalah para perwira militer Inggris.
Pada tahun 1871 Dewan Tertinggi Freemason Perancis dan Inggris melebur diri dalam suatu club yang diberi nama “Club Timur Agung Freemason Nasional Mesir”. Tetapi oleh para tetua Freemason dinamai “Negara Freemason Mesir”.

Nama ini dimaksudkan untuk membuktikan adanya kekuasaan dan kontrol Freemason terhadap seluruh urusan negara. Selanjutnya semua club Freemason Mesir mengikutinya dan club-club besar Freemason di dunia mengakuinya. Untuk club baru ini kemudian terpilih sebagai ketuanya seorang Italia bernama Salvatore Avantore Zula.

Pada tahun 1877 kantor club pusat ini dipindahkan dari Iskandariah ke Kairo kemudian diberi nama “Club Agung Nasional Mesir”. la merupakan cabang dari club-club besar yang bermarkas di Inggris. Sebagai ketua club ini terpilih Khadewi Taufiq. Hal tersebut berlanjut seperti ini, sampai terbentuknya “Club Timur Agung Nasional Mesir” yang berafiliasi ke club terbesar di Prancis.

Juga terdapat club ketiga yang berafiliasi ke club di Turki. Club ini berdiri pada pertengahan Perang Dunia Pertama. Revolusi Urabi dan pendudukan Inggris di Mesir pada tahun 1882 dengan bantuan dan perbuatan khianat Freemason, serta adanya permintaan Khadewi Taufiq untuk meletakkan jabatannya pada tahun 1890, maka kemudian terpilihlah Idris Raghib sebagai ketua club.

Sedangkan Khadewi menjabat sebagai ketua kehormatan seumur hidup. Idris Raghib memimpin club Agung Nasional Mesir ini dalam masa yang cukup lama, kemudian ia terlibat perselisihan dengan putera mahkota −calon ketua club ini− sampai akhirnya ia terbunuh secara misterius.

Pada tahun 1934 tersusunlah komite dari lima club Freemason untuk menangani pertentangan tersebut, dan akhirnya Club Agung Nasional Mesir mengangkat Muhammad Rifa’at, kemudian Ahmad Mahir sebagai ketua Partai Sa’dy, sampai akhirnya ia terbunuh pada tahun 1945. Dan pada tahun 1965 seluruh club Freemason di Mesir dibubarkan. []

Sumber: Al-ahdaf al-mu’linah wal-asrar a-khafiyah liandiyati ar-rotary wal-masoniyah/RAHASIA GERAKAN FREEMASONRY DAN ROTARY CLUB/Pustaka Al Kautsar, 1993/September 1993