HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Angpao dan Lampion Meriahkan Cap Go Meh di Kualasimpang

suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Angpao sebagai tradisi dalam perayaan tahun baru Imlek, disertai lentera merah (lampion) jadi pelengk...

suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Angpao sebagai tradisi dalam perayaan tahun baru Imlek, disertai lentera merah (lampion) jadi pelengkap meriah dan semaraknya malam perayaan Cap Go Meh di Kualasimpang, Kamis (5/3).

Setelah 15 hari berlalu, Imlek dirayakan hari itu. Luapan rasa gembira terpancar dari raut wajah masyarakat yang merayakan, dengan berpakaian berbagai mode baru dan tradisi Tionghoa, mereka menikmati suasana perayaan.

Merayakan Cap Go Meh di Jalan Kedai Bawah, Kualasimpang, mulai sore panggung dan tenda sudah berdiri. 

Panitia pelaksana kegiatan hari itu adalah Persatuan Tolong Menolong Kemalangan Setempat (PTMKS) yang merupakan wadah etnis Tionghoa di Kualasimpang.
Selain ratusan warga Tionghua local, ada juga yang berdatangan dari berbagai daerah. 

Keluarga, sanak saudara, kerabat dan teman berkumpul merayakan malam Cap Go Meh. Bahkan banyak juga warga non Tionghoa yang datang untuk menyaksikan berbagai hiburan. 

Di antaranya ada acara lucky draw, pemberian angpao kepada orang tua dan para sesepuh, serta tarian yang ditampilkan remaja Tionghoa.

Malam semakin meriah di bawah panduan MC lokal, Sofyan BSc alias Akim. Dia memandu prosesi pelepasan lampion ke udara sebagai simbol harapan menjadi penerang dalam kehidupan. 

Pelepasan lampion dilakukan sejumlah sesepuh Tionghua, juga Kapolres Aceh Tamiang AKBP Dicky Sodany, Asisten Pemerintahan Setda Aceh Tamiang Helmi, dan Camat Kualasimpang Mix Donal.

Ketua Harian PTMKS, Syambahari alias Ango mengharapkan, agar silaturahmi tetap terjalin dan terjaga, guna mewujudkan kerukunan umat beragama serta memperkokoh persatuan dan kesatuan sesama warga Aceh Tamiang.

Salah seorang sesepuh Tionghua, Ali Susanto (62) menjelaskan, sesuai tradisi, sebelum Cap Go Meh diwajibkan melaksanakan sembahyang menyambut pagi. Mereka melakukannya di Vihara Tua Pekong, Seruway.

Menurut Ali Susanto alias Yong Wei Siong, tradisi lain warga Tionghua akan melaksanakan ziarah ke makam leluhur (Ceng Beng) untuk mengirimkan doa. Ceng Beng juga hal yang wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Sesuai perhitungan, Ceng Beng sebagai penutup perayaan Imlek yakni 10 hari setelah Cap Go Meh dan dirayakan selama 10 hari, tepatnya dari tanggal 25 Maret hingga 5 April mendatang. (indra/stc)

FotoLepas Lentera Warga keturunan Tionghoa melakukan pelepasan lentera merah ke udara pada perayaan Cap Go Meh 2015, di Aceh Tamiang, Kamis (5/3)