suara-tamiang.com , KARANG BARU -- Pencemaran lingkungan di seantero operasional PT.PKS Tanjung Seumeuntoh PTPN.I (Persero) Aceh semakin ...
suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Pencemaran lingkungan di seantero operasional PT.PKS Tanjung Seumeuntoh PTPN.I (Persero) Aceh semakin meresahkan warga, asap disertai abu ketel telah berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat terutama pada bagian mata dan pernapasan.
Hal ini disampaikan Joko Irawan Ketua Pemuda Kampung Tanjung Seumeuntoh, Kecamatan Karang Baru yang juga menjabat sebagai Sekjen KNPI Kabupaten Aceh Tamiang kepada Wartawan Selasa (3/2) kemarin. “Selain berpengaruh pada kesehatan juga menimbulkan kerusakan seng atap rumah yang tidak tahan lama serta air sumur,” ujarnya.
Ditambah Joko lagi, akibat abu ketel tersebut masyarakat setempat tidak bisa menjemur pakaian ditempat terbuka karena terkena abu sehingga pakain bersih menjadi kotor kembali, bahkan kain berwarna putih dapat berubah hitam. “ Kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun lamanya,”ungkap Joko.
Disebutkannya, adapun Kampung yang menjadi imbas pencemaran abu ketel dari PT.PKS Tanjung Seumentok antara lain adalah Kampung Upah, Kecamatan Bendahara, Kampung Tanjung Seumentok, Simpang Empat Upah, Paya Awe, Kebun Tanjung Seumentok, Alur Bemban dan Paya Kulbi, Kecamatan Karang Baru.
Ironisnya lagi, masyarakat dari sejumlah Kampung yang terkena dampak pencemaran lingkungan tersebut tidak pernah menerima bantuan CRS dari perusahaan dimaksud. “ Apabila perusahaan tidak menanggapi persoalan ini, maka tidak tertutup kemungkinan warga akan melakukan demo dalam jumlah besar ke PT.PKS Tanjung Seumeuntok,” tegas Joko.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga meminta ketegasan Pemerintah Aceh Tamiang beserta DPRK untuk secepatnya menanggapi pencemaran lingkungan tersebut yang sampai saat ini dirasakan warga. “ Pemerintah daerah jangan hanya bisa diam, sementara rakyat terus menderita dan jangan salahkan masyarakat ketika melakukan aksi demo,” demikian pungkas.
Sementara itu pada hari yang sama Manejer PKS Tanjung Seumantoh PTP Nusantara I, Firdaus.ST di hubungi SuaraTamiang melalui telepon selularnya mengatakan, saat ini PKS kurang mengolah karena TBS yang ada tidak cukup untuk dilakukan pengolahan, pabrik hanya dua hari sekali mengolah dan melakukan perawatan pabrik.
Sudah dua bulan ini pabrik sangat kurang beraktifitas, buah tidak ada hanya buah kebun sendiri, demikian juga dengan buah pihak ketiga juga tidak ada maka kami melakukan perawatan pabrik saja, jelas Firdaus.
Masalah komplen dari masyarakat tentang adanya asap bercampur abu dirinya tidak tidak membantah tapi yang jelas saat ini kami sangat sedikit mengolah, bisa saja asap maupun abu tidak dari PKS Tanjung Seumantoh kan masih ada beberapa PKS lain yang ada disekitar sini, jawab Firdaus di ujung sana. (Saiful Alam/STC). Foto : Ilustrasi
Hal ini disampaikan Joko Irawan Ketua Pemuda Kampung Tanjung Seumeuntoh, Kecamatan Karang Baru yang juga menjabat sebagai Sekjen KNPI Kabupaten Aceh Tamiang kepada Wartawan Selasa (3/2) kemarin. “Selain berpengaruh pada kesehatan juga menimbulkan kerusakan seng atap rumah yang tidak tahan lama serta air sumur,” ujarnya.
Ditambah Joko lagi, akibat abu ketel tersebut masyarakat setempat tidak bisa menjemur pakaian ditempat terbuka karena terkena abu sehingga pakain bersih menjadi kotor kembali, bahkan kain berwarna putih dapat berubah hitam. “ Kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun lamanya,”ungkap Joko.
Disebutkannya, adapun Kampung yang menjadi imbas pencemaran abu ketel dari PT.PKS Tanjung Seumentok antara lain adalah Kampung Upah, Kecamatan Bendahara, Kampung Tanjung Seumentok, Simpang Empat Upah, Paya Awe, Kebun Tanjung Seumentok, Alur Bemban dan Paya Kulbi, Kecamatan Karang Baru.
Ironisnya lagi, masyarakat dari sejumlah Kampung yang terkena dampak pencemaran lingkungan tersebut tidak pernah menerima bantuan CRS dari perusahaan dimaksud. “ Apabila perusahaan tidak menanggapi persoalan ini, maka tidak tertutup kemungkinan warga akan melakukan demo dalam jumlah besar ke PT.PKS Tanjung Seumeuntok,” tegas Joko.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga meminta ketegasan Pemerintah Aceh Tamiang beserta DPRK untuk secepatnya menanggapi pencemaran lingkungan tersebut yang sampai saat ini dirasakan warga. “ Pemerintah daerah jangan hanya bisa diam, sementara rakyat terus menderita dan jangan salahkan masyarakat ketika melakukan aksi demo,” demikian pungkas.
Sementara itu pada hari yang sama Manejer PKS Tanjung Seumantoh PTP Nusantara I, Firdaus.ST di hubungi SuaraTamiang melalui telepon selularnya mengatakan, saat ini PKS kurang mengolah karena TBS yang ada tidak cukup untuk dilakukan pengolahan, pabrik hanya dua hari sekali mengolah dan melakukan perawatan pabrik.
Sudah dua bulan ini pabrik sangat kurang beraktifitas, buah tidak ada hanya buah kebun sendiri, demikian juga dengan buah pihak ketiga juga tidak ada maka kami melakukan perawatan pabrik saja, jelas Firdaus.
Masalah komplen dari masyarakat tentang adanya asap bercampur abu dirinya tidak tidak membantah tapi yang jelas saat ini kami sangat sedikit mengolah, bisa saja asap maupun abu tidak dari PKS Tanjung Seumantoh kan masih ada beberapa PKS lain yang ada disekitar sini, jawab Firdaus di ujung sana. (Saiful Alam/STC). Foto : Ilustrasi