HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Petani Menanggung Kerugian akibat Banjir

suara-tamiang.com , Aceh Tamiang | Petani terpaksa menanggung kerugian akibat banjir yang terjadi di sejumlah daerah Provinsi Aceh. Terma...

suara-tamiang.com, Aceh Tamiang | Petani terpaksa menanggung kerugian akibat banjir yang terjadi di sejumlah daerah Provinsi Aceh. Termasuk di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, banyak kawasan pertanian yang rusak akibat disapu banjir.

Ramlan (52), seorang petani di Desa Seunebok Baru, Kecamatan Manya Payed, Aceh Tamiang, kemarin mengungkapkan, dari luas 20 rante tanaman padinya, seluruhnya rusak akibat banjir. 

Padi yang baru ditanam mati akibat terlalu lama terendam air. Meski sudah tertinggal dari petani lain, dia terpaksa menanam ulang agar bias merasakan panen.

"Dari ongkos tanam saja saya menanggung rugi Rp 4 juta, belum termasuk benih dan ongkos garap sawah," tuturRamlan.

Di kawasan dia bersawah, sedikitnya terdapat tiga hektare tanaman padi gagal panen dan harus dilakukan tanam ulang. Namun sejauh ini belum ada bantuan apapun dari Dinas Pertanian untuk mengurangi beban kesulitan petani.

Sementara Sutrisno (34), petani di Dusun Sawah, Desa Bukit Panjang II, KecamatanManyak Payed, mengaku harus banting stir menjadi kuli bangunan setelah seperempat hectare sawahnya porak poranda dihantam banjir akhir tahun lalu.

"Tidak mungkin lagi turun ke sawah karena sudah kehabisan modal, saya hanya berharap menunggu bantuan benih dari pemerintah, sambil kerja bangunan," ucapnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Aceh Tamiang, dari skala kecamatan, ManyakPayed adalah kawasan terluas areal persawahanya diterjang banjir, hingga mencapai 353 hektare dinyatakan puso.

Di Bireuen Sementara itu di Kabupaten Bireuen, tanaman padi di sejumlah kawasan barat masih terendam air akibat banjir yang melanda empat kecamatan daerah itu kemarin. 

Dikhawatirkan tanaman padi mati (puso) dan merugikan petani jika air tidak segera surut.Muzakkir, warga Simpang Mamplam, Minggu (18/1) mengatakan, air masih menggenangi belasan hektare tanaman padi di Desa Pulo Dapong dan kawasan Blang Paya, Desa Dayah, Kecamatan Simpang Mamplam."Jika air tak segera surut, kemungkinan tanaman padi tidak akan bertahan. 

Pascabanjir cuaca sudah cerah sehingga petani masih berharap tanaman padi yang rata-rata berumur sekitar 20 hari dapat pulih kembali," ucap Muzakkir.

Mustafa, warga Pandrah mengatakan, di Kecamatan Pandrah banjir masih menggenangi puluhan hektare areal persawahan, khususnyadi kawasan Lancok Ulim. 

Petani di sana berupaya mengalirkan air ke saluran pembuangan yang dua hari sebelumnya meluap.Banjir juga masih merendam tanaman padi di Desa Keutapang, Kecamatan Jeunieb.

Selain kerugian yang diderita petani padi, banjir juga berimbas pada petambak seperti di Desa Sangso Samalanga, Rheum Barat Kecamatan Simpang Mamplam, serta Desa Matang Teungoh dan Matang Bangka Kecamatan Jeunieb. (dede/stc)

Foto : Ilustrasi/okezone.com