HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Ratusan Hektare Sawah di Manyak Payed Tenggelam

suara-tamiang.com , Aceh Tamiang | Banjir akibat guyuran hujan deras yang terjadi dalam dua hari terakhir telah menenggelamkan ratusan he...

suara-tamiang.com, Aceh Tamiang | Banjir akibat guyuran hujan deras yang terjadi dalam dua hari terakhir telah menenggelamkan ratusan hektare sawah dan melumpuhkan aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat (19/12).

Hasil pantauan di lapangan, tanaman padi yang baru usia muda di lahan persawahan Desa Bukit Panjang SA, Manyak Payed sekitar 80 hektare habis tenggelam oleh banjir.

Bahkan parit saluran yang baru dinormalisasi di areal sawah tersebut pun tidak mampu menampung debit air hujan dan ikut meluap.

Salah seorang petani Desa Bukit Panjang SA, Basirun (57) menuturkan, banjir sudah tiga hari merendam tanaman padi di sawah. 

Bila air tak kunjung surut dikhawatirkan tanaman padi mati dan petani terancam gagal panen. "Rata-rata padi yang tenggelam berusia dua minggu," kata Basirun.

Basirun dan sejumlah petani lainya di kawasan itu tampak tidak melakukan aktivitas apapun kecuali hanya memantau lahan sawahnya masing-masing yang tenggelam banjir dengan kedalaman air mencapai satu meter lebih.

Pantauan lain, banjir juga melanda areal persawahan di Desa Seunebok Baru, Bukit Panjang II dan Seunebok Punti. 

Sebagian besar lokasi persawahan berubah seperti lautan.Bahkan banjir juga merendam lahan perkebunan sawit warga, tempat usaha dan ruas jalan desa. 

Di Desa Seunebok Baru, satu kilang padi, ruas jalan menuju Dusun Asahan dan perkebunan kelapa sawit warga siang kemarin terpantau masih digenangi air mencapai 40-50 sentimeter.

Sedangkan di Desa Seunebok Punti, ratusan hektare areal persawahan persisnya dipinggir jalan negara juga tak luput dari insiden banjir. 

Di desa terbaik tingkat kabupaten itu, sebagian kecil tanaman padi hanya terlihat pucuk daunnya saja dan sisanya tenggelam oleh air banjir.

Sementara, menurut laporan seorang petani dari Desa Bukit Panjang II, kecamatan Manyak Payed, Sutrisno (34), di Dusun Sawah tempat ia tinggal, puluhan hektare padi diprediksi bakal mati karena lama terendam air banjir.

Dia mengaku, lahan sawahnya yang sudah ditanami padi seluas tujuh rante dan lokasi penyemaian bibit milik mertuanya untuk persiapan tanam di lahan seluas dua hektare sudah tenggelam selama empat hari.

"Kalau kerugian sudah pasti, sebab padi yang terendam banjir terlalu lama, bakalan busuk dan mati. Kami terpaksa siapkan modal untuk menanam kembali," ungkap Sutrisno sembari berharap ada bantuan benih dari dinas terkit bagi petani yang terkena dampak banjir, mengingat kerugian yang dialami petani mencapai jutaan rupiah.

Sementara itu, kegiatan aktivitas belajar mengajar di SDN Lhok Medang Ara terpantau lumpuh sekitar pukul 10.00 WIB. Kondisi ruang kelas dan kantor guru tampak ditutup, yang terlihat hanya ada anak-anak tidak berseragam bermain air dan mandi di halaman sekolah tersebut. 

Air menggenangi sekolah dasar setinggi lutut orang dewasa. Menurut warga sekitar, banjir dipicu oleh luapan alur sungai Lhok Medang Ara yang berjarak hanya beberapa meter saja dari gedung sekolah.

Kepala UPTD Manyak Payed, Juli Darmabakti mengatakan, data yang baru diterima ada dua sekolah yang melapor terkena dampak banjir yakni SDN Inpres Lhok Medang Ara, Manyak Payed dan SDN Matang Seping Kecamatan Banda Mulia.

Menurutnya, banjir yang menggenangi sekolah selama dua hari terakhir akibat curah hujan yang tinggi dan faktor saluran disekitar sekolah tidak lancar, bukan dari luapan sungai.Pihaknya mengaku sudah mengintruksikan para kepala sekolah untuk mengamankan barang/dokumen yang dianggap penting. 

"Pihak UPTD belum melaporkan ke dinas berhubung hanya sekedar banjir biasa," ungkapnya.Juli menegaskan, sejauh ini tidak ada sekolah yang diliburkan. 

Jika gedung sekolah tutup itu karena muridnya banyak yang tidak hadir, jadi bukan aktivitas belajar mengajar yang tidak jalan.

Dihubungi terpisah, Camat Manyak Payed, Wan Irwansyah, menjelaskan, selain lahan pertanian masyarakat, sedikitnya ada enam desa di Kecamatan Manyak Payed yang terkena musibah banjir yang mengakibatkan sejumlah warganya terpaksa mencari tempat aman untuk mengungsi. 

Terkait peristiwa tersebut Wan mengaku sudah melaporkan kepada Bupati dan berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Aceh Tamiang untuk meminta bantuan sosial.

Menurut data sementara pihak kecamatan Manyak Payed sejumlah desa yang terkena banjir diantaranya, Desa Lhok Medang Ara, dengan jumlah pengungsi sebanyak 22 KK, Seunebok Baru 12 KK, Matang Cincin 55 KK, Benteng Anyer 5 KK, Tualang Baro 10 KK dan Tanjung Neraca 5 KK. (dede/stc)

Foto : SEKOLAH TERENDAM SDN Lhok Medang Ara, Kecamatan Manyak Payed, merupakan salah satu sekolah yang terkena dampak banjir, hingga menyebabkan lumpuhnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut, Jumat (19/12).