HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Program PPMP Mulai Dirasakan Manfaatnya

suara-tamiang.com , Karang Baru | Program pemberdayaan masyarakat oleh PT Pertamina mulai dirasaakan manfaatnya oleh masyarakat yang ting...

suara-tamiang.com, Karang Baru | Program pemberdayaan masyarakat oleh PT Pertamina mulai dirasaakan manfaatnya oleh masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan oprasional perusahan BUMN tersebut. 

Saat ini sebanyak 25 desa telah dibina melalui Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) sehingga mampu mandiri dengan produk yang dihasilkan seperti dari sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Seperti di Desa Brongga, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, pembudidaya ikan lele yang dibantu PPMP mulai menuai keuntungan dan hasil budidaya tersebut mampu dipasarkan ke agen yang datang ke lokasi.

Meski awalnya sulit mencari harga pasar yang sesuai, tapi kini peternak ikan lele di Tanah Brongga sudah bernapas lega, karena mereka memiliki jalur pemasaran dan agen yang selalu memesan sebelum masa panen.Staf CSR PT Pertamina EP Rantau Dedi Zikrian memaparkan, dalam melakukan usaha budidaya, masyarakat petani yang jadi binaan PPMP telah melakukan inovasi-inovasi yang memberi nilai lebih bagi hasil usahanya.

Seperti dalam budidaya ikan lele, disadari selama ini ikan lele identik berlendir meskipun sudah dimasak. Untuk mengurangi kandungan lendir dalam daging ikan lele tersebut, pembudidaya antara lain memberikan pakan alami seperti cacing sutra yang ditangkarkan, serta melakukan pergantian air kolam minimal 45 hari sekali.

"Sebab kami melihat minat konsumen dan para agen cenderung memilih daging ikan yang tidak berlendir," ujar Dedi dalam keterangan pers kepada sejumlah media, Selasa (9/12) di Balai Pelatihan PPMP, komplek perumahan Pertamina Rantau.

Dijelaskan, PPMP didirikan sejak Mei 2013. Selama satu setengah tahun kiprahnya, PPMP berhasil membentuk kelompk tani binaan yang khusus membudidayakan jamur tiram dan tanaman hortikultura menggunakan pupuk organik. 

Saat ini ada 20 orang pembudidaya jamur tiram, dua di antaranya sudah bisa mengembangkan sendiri.Sedangkan untuk tanaman hortikultura, pihaknya akan bekerjasama dengan lembaga yang profesional di bidangnya dengan cara melakukan pendampingan dan penguatan kelompok tani.

"Untuk solusi atas permasalahan lingkungan, kami upayakan menggunakan pupuk organik seperti sampah yang diproses jadi pupuk kompos," sambung Dedi.

Sementara ternak sapi dan kambing populasinya sudah berkembang di Desa Suka Ramai, Kecamatan Rantau, dan Sungai Hulu, Kecamatan Besitang. PPMP memberikan bantuan sejumlah hewan ternak melalui dana corporate social responsibility (CSR) Pertamina EP Field Rantau.

"Dari sejumlah ternak yang kami bantu, sudah ada yang melahirkan sehingga diharap dapat berkembang biak," ujarnya.

Di balai pelatihan seluas satu hektare tersebut, seorang manager operasional budidaya tanaman hortikultura, untuk merangsang kesuburan tanaman, pihaknya membuat pupuk dari bahan buah-buahan seperti pisang, pepaya, kelapa, yang dicampur dengaan gula merah dan cairan EM4 lalu disiramkan ke tumbuhan, sebagai pengganti obat kimia.

"Buah ini sisa diperoleh dari pedagang di pasar yang dibeli dengan harga murah, bahkan ada yang diberikan secara cuma-cuma," kata Irwin, selaku menejer budidaya.(dede/stc)

Foto : KONPERS PEMBINA program PPMP Dedi Zikrian, menggelar konferensi pers tentang sejumlah pengembangan ekonomi masyarakat melalu dana CSR, di antaranya, budidaya ikan lele, jamur tiram, pertanian holtikultura dan peternakan, di balai pelatihan PPMP komplek Pertamina Rantau, Selasa, 9 Desember 2014.