HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Proyek di Jalan Letjen Soeprapto Kualasimpang Diduga “Proyek Siluman”

suara-tamiang.com , KUALASIMPANG - Paket proyek Saluran Drainase dan Bahu Jalan di jalan Letjen Soeprapto Kecamatan Kota Kualasimpang did...

suara-tamiang.com, KUALASIMPANG - Paket proyek Saluran Drainase dan Bahu Jalan di jalan Letjen Soeprapto Kecamatan Kota Kualasimpang diduga “Proyek Siluman”. Hal ini disinyalir karena tidak ada plank proyek yang terpampang. Bahkan, para pedagang koran, pakaian, emas, warung kopi dan mainan anak-anak di jalan tersebut kehilangan omzet ratusan juta rupiah.
 
Pasalnya, pengerjaan dua item paket proyek saluran drainase dan bahu jalan itu tidak profesional, sehingga mengganggu ketertiban dan merugikan para pedagang. Hal itu diungkapkan salah seorang pedagang di Jalan Letjen Soeprapto yang tokonya dilalui saluran drainase dan bahu jalan itu. Menurutnya, dia merugi karena ada proyek tersebut.
 
“Akibat penggalian saluran drainase dan bahu jalan, tempat saya berdagang sepi dari aktifitas jual beli, karena pembeli tidak bisa masuk ke ruko saya. Jembatan pun dibuat kontraktor seperti hidup segan mati tak mau, itu pun saya harus buat jembatan dengan dana sendiri. Ini benar-benar merugikan saya,” ujar Abdul Azis Pemilik Toko Usaha Keluarga kepada STC, Kamis (06/11).
 
Selain pedagang yang dirugikan, kata Abdul Azis yang juga agen koran Waspada, Serambi, Rakyat Aceh, Tempo, Kompas, Harian Realitas, Analisa dan sebagainya, tukang parkir dan tukang becak juga kehilangan tempat mangkal dan pendapatan. Begitu juga pengguna jalan umum juga merasa terganggu karena macet ketika melewati proyek saluran drainase dan bahu jalan tersebut.
 
“Sejak adanya galian tersebut, para konsumen baik pembeli di ruko, kendaraan roda dua dan empat yang hendak parkir dan penumpang becak tidak bisa beraktifitas ditempat biasa mereka mencari setitik rezeki. Karena parit yang digali memakan badan jalan dan dibuat jembatan oleh pemborong ala kadarnya,” tandas Abdul Azis.
 
Menurut Abdul Azis, warga menuntut jika terjadi hal yang tidak diinginkan, pihak kontraktor harus bertanggung jawab. Karena hampir dua bulan proyek saluran drainase dan bahu jalan yang dikerjakan belum juga selesai. Apalagi proyek tersebut tidak memiliki plank proyek.
 
Ditempat yang sama, tukang parkir setempat, Irpan yang akrab disapa Panbers mengatakan, proyek ini proyek siluman. Pertama, plank proyek tidak ada. Sehingga masyarakat tidak mengetahui berapa anggaran untuk perbaikan drainase dan bahu jalan tersebut.
 
Kemudian, pengawas maupun kontraktor jarang berada dilokasi. Sehingga pekerjaan saluran drainase dan bahu jalan tersebut tidak mempedulikan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka proyek ‘siluman’ ini diminta transparan. Karena sampai saat ini tidak jelas CV atau PT mana yang mengelola proyek tersebut.
 
“Kami orang awam tidak tahu soal administrasi di dinas Pekerjaan Umum (PU) Kab. Atam, tetapi kami minta agar proyek tersebut ada kejelasan dan tanggungjawab terhadap kerugian pelaku pasar. Namun sampai sekarang tidak ada tanggapan,” pungkas Panbers.
 
Karena, tambah Panbers, masing-masing pengawas maupun mandor dan kontraktor bersembunyi dan lepas tangan.
 
“Kami minta proyek ini agar di korankan supaya Bapak-Bapak pejabat Bupati dan Wakil Bupati, Anggota DPR, Jaksa, Polisi membaca berita ini kalau bisa sampai ke meja Presiden Jokowi, Ketua KPK, Menteri PU, Gubernur, Kapolda dan Kajati  Aceh tentang bagaimana nasib kami dalam mencari nafkah terganggu hanya karena proyek siluman ini,” tandas Panbers. (Rico Fahrizal/stc)


Teks Foto : Proyek saluran drainase dan bahu jalan disepanjang jalan Letjen Soeprapto dikerjakan oleh para pekerja proyek selesai waktu maghrib dan seusai hujan lebat pada siang hingga sore hari. Photo direkam Senin (03/11/2014) sekitar pukul 20.20 Wib, tampak bekho membuat lumpur diatas jalan beraspal. (Rico Fahrizal/stc)