suara-tamiang.com , KARANG BARU - Akibat Penggalian parit pembatas Areal Hak Guna Usaha PTP Nusantara I, yang berada di Jalan Lintas Suma...
suara-tamiang.com, KARANG BARU - Akibat Penggalian parit pembatas Areal Hak Guna Usaha PTP Nusantara I, yang berada di Jalan Lintas Sumatera tepatnya di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang terancam Longsor, ironisnya lagi akibat Penggalian itu persawahan warga yang ada disekitar lokasi Penggalian kering petani terimbas gagal tanam.
Pemerintah Aceh harus segera turun tangan untuk mengantisipasi terjadinya longsor badan jalan negara tersebut jika tidak menghendaki Aceh Terisolir akibat Longsor Badan Jalan Lintas Sumatera.
Jika tidak segera diantisipasi dengan di bangun pengaman tebing dikhawatirkan dalam waktu 6 bulan badan jalan akan longsor kedalam parit yang keruk oleh PTPN I sebagai batas Areal HGU mereka.
Hal itu dikatakan dikatakan oleh Joko Irawan Sekretaris KNPI Aceh Tamiang kepada Wartawan Selasa ( 4/11) di lokasi Penggalian parit di Kampng Paya Kulbi, masyarakat disekitar pengalian ini sangat menyangkan kegiatan Penggalian tersebut karena tidak memperhatikan lingkungan.
Padahal disejumlah lokasi Penggalian berada di sekitar pemukiman warga, “ kita sangat khawatir dengan kedalaman parit galian tersebut dapat melongsorkan badan jalan karena parit tersebut lebar dan dalam apalagi tidak ada batas jarak dengan bahu jalan negara yang setiap saat dilalui oleh kenderaan yang bertonasi tinggi”.
Belum lagi kekhawatiran warga terhadap terjadinya musibah bagi anak anak mereka yang bisa saja masuk kedalam parit galian tersebut tidak dapat naik dan tenggelam didalamnya, papar Joko. Untuk diharapkannya Pemerintah Aceh harus segera mengkaji ulang batas areal HGU milik PTPN I.
Hal yang sama juga dikatakan Datok Penghulu (Kepala Desa) di sekitar lokasi Penggalian parit batas areal HGU PTPN I ini juga sangat kecewa ketidak pedulian BUMN ini terhadap lingkungan, ini terjadi sejak digalinya parit pembatas itu persawahan warga cepat sekali kering meskipun air untuk sawah menggunakan mesin tapi air tidak bisa bertahan lama paling lama hanya 3 hari bisa bertahan di sawah, kami sangat khawatir musim tanam tahun ini akan terjadi poso (Gagal Tanam), ungkap Ibnu Abbas Datok Bukit Panjang kecamatan Karang baru Aceh Tamiang yang berada di Afd V Kebun Lama PTPN I.
Cicik Abdullah Asisten Personalia Umum (APU) Kebun Lama PTPN I yang dikonfirmasi Wartawan Selasa (4/11) melalui pesan singkat jawabnya “ sebelum terjadi longsor dirinya tidak bisa berkomentar tetapi jika kejadiannya seperti longsor di Gunung Paroe Kabupaten Aceh Besar baru bisa dirinya mengomentarinya.
Menurut Cicik Penggalian itu semua ada hikmahnya, Allah sudah menentukan semua takdir mahluk hidup, jadi kita jalani dan nikmati saja perjalanan hidup ini, tulis APU, terkesan tidak peduli atas keresahan warga ini.
Sementara itu Zusman PPK IV PU Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Balai Wilayah I Sumatera yang dikonfirmasi Wartawan melalui telepon selularnya mengatakan pihaknya sudah pernah memberitahukan PTPN I masalah penggalian dimaksud, dan membenarkan ada sejumlah badan jalan negara itu mulai retak dan longsong seperti di depan Gardu Induk PLN Tualang Cut.
Memang sebelum digali parit pembatas tersebut kecil tidak seperti sekarang yang terlalu besar sehingga dapat melabilkan badan jalan negara tersebut sebut Zusman diujung sana. (saiful alam/stc).
Teks photo : Sejumlah Badan Jalan Lintas Sumatera terancam longsor akibat dilakukannya penggalian parit pembatas areal HGU PTPN I. (Saiful Alam.SE/Dok Wartawan).