HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kasus Demam Berdarah Meningkat di Aceh Tamiang

suara-tamiang.com, Karang Baru |  Jumlah penderita demam berdarah (DBD) di Kabupaten Aceh Tamiang hingga September 2015 sudah mencapai 6...

suara-tamiang.com, Karang Baru |  Jumlah penderita demam berdarah (DBD) di Kabupaten Aceh Tamiang hingga September 2015 sudah mencapai 63 kasus, jumlah tersebut meningkat jauh dibanding tahun lalu hanya 22 kasus. 

Kadis Kesehatan Aceh Tamiang, Dr Fajri didampingi Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan, Jullaman SKM, Minggu (12/10) mengatakan, selama sembilan bulan dari Januari sampai September jumlah penderita DBD di Tamiang sudah mencapai 63 kasus. 

“Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah karena curah hujan ke depan masih tinggi,” kata Fajri. Jumlah penderita DBD terbanyak terdapat pada Kecamatan Rantau sebanyak 24 kasus, Kecamatan Karang Baru sebanyak 16 orang. 

Selanjutnya Sapta Jaya (3), Kejuruan Muda (7), Manyak Payed (2), Kualasimpang (2), Seruway (4), Bendahara (2), Tenggulun (1) dan Sekrak (2). 

Menurut Kadis Kesehatan Aceh Tamiang, masalah DBD sangat eratnya dengan curah hujan di suatu daerah karena sisa air hujan kadang mengendap didalam barang bekas, jentik nyamuk demam berdarah senang hidup dalam air yang bersih yang tidak tersentuh langsung dengan tanah. 

“Sebenarnya warga mengetahui dimana nyamuk demam berdarah bersarang. Untuk membasmi nyamuk tersebut warga hanya diminta menjaga 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang ada endapan air secara rutin seminggu sekali agar tidak ada jentik nyamuk DBD. 

Ini langkah paling tepat mencegah dan mengantisipasi nyamuk demam berdarah karena kita memutuskan siklus mata rantai penyebaran nyamuk DBD yang lebih dikenal nyamuk Aides aegypti, karena siklus nyamuk ini 10 hari. 

Sementara foging yang dilakukan bersifat sementara hanya membunuh nyamuk yang besar. Salah satu upaya pencegahan DBD pihaknya dengan melibatkan siswa  untuk memantau jentik nyamuk DBD. 

“Siswa kita latih memantau jentik harapannya mereka melapor pada guru lalu ke Pukesmas atau desa,” tambah Jullaman. 

Selain itu, setiap tim Dinkes turun ke desa pihaknya melakukan investigasi kasus dan wajib dilakukan sehingga bisa saja dari penyelidikan kasus yang terjadi tidak perlu dilakukan foging. (md/serambinews)

Foto : Ilustrasi/blogspot