suara-tamiang.com , Aceh Tamiang | Barang habis, uang terkumpul. Begitulah harapan semua pedagang, tak terkecuali mereka yang berjualan ...
Berharap setiap menjajakan barang dagangan selalu laris manis, apalagi sebagai pedagang musiman sebisa mungkin memanfaatkan peluang pasar.Bahgia, warga Desa Payah Bujuk, Kota Langsa, juga menaruh asa serupa.
Sebagai pedagang kerang laut musiman, dia mengais rezeki tidak kenal jarak tempuh, begitu menemukan tempat menggelar lapak yang pas, dia pun menjajakan barang dagangannya.
"Kalau memang rezeki tidak akan kemana. Baru dua hari menggelar dagangan, sudah 700-an kilo kerang laut terjual," ujar Bahgia kemarin di pinggir Jalan Rantau, Desa Bukit Tempurung, Kota Kualasimpang.
Bahagia berjualan bersama temannya, memanfaatkan mobil pick-up sebagai alat pengangkut kerang, dia pun menumpulkan rupiah dari kilogram demi kilogram kerang yang terjual.
Targetnya memang kerang habis dalam sehari, karena sebagai penjual yang menerima upah dari pemilik barang, dia ingin target tercapai.
Bahgia menerima upah sedikitnya Rp 100.000/hari dari penjualan sekitar satu ton kerang laut setiap hari. Dia dan temannya pun berpindah serta berkeliling ke berbagai tempat untuk mencari tempat yang ramai pembeli.
Dari mulai wilayah Kota Langsa dan Aceh Tamiang, hingga sesekali menjangkau luar Aceh seperti Besitang, Langkat.
Bahgia menjelaskan, kerang laut yang berwarna hitam dan berukuran besar itu merupakan kerang laut jenis simping. Harganya Rp 10.000/kg, dipasok nelayan tradisional di daerah pinggiran laut Lok Ngah, Banda Aceh.
Dia mengatakan, sejak satu bulan lebih berjualan sudah puluhan ton kerang dipasarkan."Lumayan upah yang diperoleh bisa menambah biaya rumah tangga dan anak sekolah," ucap rekan Bahgia, Rohani. (indra/stc)
Foto : Pindah Tempat Penjual Kerang Simping, musiman dan berpindah tempat, di jalan Rantau, Kota Kualasimpang, Selasa (23/9).
