HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Program Cetak Sawah Lahirkan Petani Baru

suara-tamiang.com , Aceh Tamiang |  Program pencetakan sawah baru di Kabupaten Aceh Tamiang telah berhasil melahirkan petani-petani baru....

suara-tamiang.com, Aceh Tamiang |  Program pencetakan sawah baru di Kabupaten Aceh Tamiang telah berhasil melahirkan petani-petani baru. 

Salah satunya petani di Dusun Kloneng, Desa Seunebok Punti, Kecamatan Manyak Payed, Sejumlah petani di Kloneng kini mulai memanen padi pada areal sawah baru dengan penghasilan rata-rata 10 sampai 15 kaleng/rante.

Dijumpai di lahan sawahnya, Adianto (32) salah seorang petani Dusun Kloneng menuturkan, dia sudah tiga kali melakukan panen padi di areal pencetakan sawah baru tersebut. 

Kendati pada waktu panen per-dana hasilnya minim, namun di panen berikutnya dia bisa merasa puas karena mampu menunaikan zakat dari hasil panen padinya tersebut.

Menurut Adianto, panen perdana di lahan sawah baru gagal bukan karena pertumbuhan padi tidak bagus, melainkan serangan hama sangat tinggi dan intens. 

Selain serangan hama burung dan tikus, hama ternak warga seperti kerbau juga menjadi faktor utama penyebab gagal panen.

"Waktu pembukaan lahan sawah belum tersedia pagar, sehingga puluhan ekor kerbau leluasa masuk dan menggilas-gilas padi di sawah," kata Adi.

"Namun pada panen kedua dan ke tiga, selain cukup untuk kebutuhan pangan sehari-hari dan modal menanam kembali, Alhamdullilah saya berturut-turut bisa bayar zakat, karena hasil panen meningkat drastis," tambahnya.

Bapak tiga anak ini mengaku, sebelumnya menghabiskan waktu sehari-hari di kebun karet untuk menderes getah. 

Namun semenjak harga karet bertahan murah, dia banting stir manjadi petani padi di lahan hasil pencetakan sawah baru yang dipinjamnya dari pemilik tanah secara gratis.

Sesuai perjanjian, pemilik tanah menggratiskan lahannya untuk digarap selama empat tahun saja, ke depannya baru diterapkan sistem sewa. 

Sistem tersebut dirasakanya adil, sebab petani yang tidak memiliki lahan tapi tetap bisa bercocok tanam padi.

"Yang mengurusi kebun karet saya sekarang kerabat dekat. Saya hanya fokus mengolah lahan sawah seluas 15 rante dari program cetak sawah baru lalu," ujarnya.

Di lokasi sama, Mak Ucok (52) juga merasakan berkah dari program pencetakan sawah baru. Pasalnya, dia sendiri tidak memiliki lahan, tapi kini dia dan petani baru lain bisa bercocok tanam padi di lahan seluas lima rante di Dusun Kloneng.

Kabid Bina Usaha Tani dan Pengembangan Lahan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Tamiang Mustafa SP kepada MedanBisnis akhir pekan lalu mengatakan, sasaran program pencetakan sawah baru untuk menciptakan alih fungsi lahan tidur menjadi lokasi pesawahan. 

Di samping itu bisa menjadi lapangan kerja bagi masyarakat perdesaan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

"Pengembangan lahan sawah baru digalakan pada tahun 2011 sampai 2012 melalui program Bansos Kementan.

Selain mencetak sawah, program yang didanai APBN ini juga memberikan bantuan berupa pupuk kompos 200 kg dan benih padi 25 kg kepada para petani untuk lahan seluas satu hektare. 

Sepanjang program tersebut yang tersebar disejumlah kecamatan, minimal para petani sudah dapat merasakan manfaat dari sebelumnya hanya hamparan lahan rawa kini sudah menjadi persawahan," paparnya.

Dikatakan Mustafa, di Kecamatan Manyak Payed ada dua tempat pengembangan lahan, yakni di Dusun Kloneng seluas 25 hektare dan di Desa Pahlawan seluas 50 hektare. 

Sedangakan di Kecamatan Seruway dan Sekrak saat ini petani sudah mulai panen. "Rata-rata produksi dari areal pencetakan sawah baru mencapai 4,5 ton/hektare," ujarnya. (dede/stc)

Foto : Ilustrasi/pusat-depinisi.com