HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sejarah Paling Penting Di Kabupaten Bergelar Bumi Muda Sedia, Seorang Kepala Daerah Dimaki Rakyat.

suara-tamiang.com - Sejarah Paling Penting Di Kabupaten Bergelar Bumi Muda Sedia, Seorang Kepala Daerah Dimaki Rakyat. Bupati Tidak Tunj...

suara-tamiang.com - Sejarah Paling Penting Di Kabupaten Bergelar Bumi Muda Sedia, Seorang Kepala Daerah Dimaki Rakyat.

Bupati Tidak Tunjukan Batang Hidung Kepada Pendemo Bupati Aceh Tamiang H.Hamdan Sati, ST terkesan tidak memiliki nyali dan tidak sanggup menampakkan batang hidungnya saat didemo dan didesak mundur dari jabatannya sebagai Bupati.

Pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Menggugat merasa kecewa berat memiliki seorang pemimpin bermental lemah dan tidak menunjukkan sedikitpun sikap seorang pemimpin kepada rakyatnya sendiri.

Bagaimana tidak, Bupati H.Hamdan Sati memilih tetap berdiam diri diruang kerjanya ketimbang menemui pengunjuk rasa, Senin (18/8) meskipun sempat terjadi aksi dorong antara Ratusan pendemo dengan pihak keamanan yang terdiri dari kesatuan Satpol PP dan Polisi. 

Informasi dihimpun. Bupati Hamdan Sati berdiamdiri didalam ruang kerjanya ditemani Kaplores setempat, AKBP Dicky Sondani, SIK,MH.Aksi dorong tersebut terjadi ketika para pendemo yang menganggap Hamdan Sati telah gagal dalam memimpin Aceh Tamiang mencoba menerobos pagar betis pihak keamanan untuk masuk dari teras Kantor kedalam ruangan Kantor. 

Penomena saling dorong dimaksud didasari oleh rasa kesalnya pendemo yang hingga sekitar 2 jam berorasi dengan berharap dapat didengar langsung dan mendapatkan jawaban dari sang Bupati, namun harapan itu pupus ketika Bupatinya tetap tak beranjak dari singgasana yang dihadiahi Rakyat Kabupaten itu.

Dalam orasinya, Koordinator Aliansi Rakyat Menggugat, Hafrizal Razi, S.Sos, Syafruddin KS, SE dan Zulham (Wak Leng) membacakan 10 tuntutan pokok serta banyak tuntutan lainnya, yakni, Hamdan Sati harus mundur dari jabatannya sebagai Bupati Aceh Tamiang, menuntut janji Bupati terhadap dibukanya lapangan kerja, Kenaikan upah buruh, penyelesaian persengketaan tanah antara masyarakat dengan HGU, mengevaluasi HGU yang akan habis masanya serta membuka sesuai dengan mekanisme, Kesejahteraan nelayan, birokrasi Pemkab Aceh Tamiang harus produktif, membangun infrastruktur diseluruh kampung , modal usaha untuk usaha kecil, mengganti Sekda dan menghentikan KKN di Aceh Tamiang.

"Kami kira rakyat akan menjadi makmur jika dipimpin oleh Hamdan Sati yang kaya raya itu, namun kenyataannya sekarang, rakyat malah semakin sengsara", bunyi salah satu orasi itu.

Setelah suasana mulai memanas, Para pendemo hanya ditemui Asisten 1 Pemerintahan, Helmi, se. namun ratusan massa tetap ingin dipertemukan langsung kepada Bupati Hamdan sang pengusaha perkebunan kelapa sawit yang kaya raya itu.

Ditanya tentang Bupati yang tidak mau menemui pengunjuk rasa, Kepada, Asisten 1 Helmi, SE menyebutkan, Bupati tidak akan menemui para pendemo tersebut, sebab harga diri Bupati bisa jatuh jika berhadapan dengan pengunjuk rasa akibat bahasa pendemo untuk Bupati banyak yang tidak etis.

Pantauan, bahasa tidak etis tersebut terjadi akibat rasa kesal massa semakin memuncak karena Bupati yang diharapkan untuk bisa menemui mereka tidak juga menampakkan batang hidungnya. padahal saat aksi demo berlangsung, Bupati Hamdan Sati berada didalam kantornya.

Aksi demo dikantor Bupati bukan hanya baru kali ini terjadi. Pantauan, sudah puluhan kali aksi seperti ini dilakukan pada periode Bupati sebelum Hamdan, namun belum pernah sekalipun terjadi ungkapan serapah yang tidak etis dilontarkan para pendemo, namun kali ini merupakan sejarah paling penting di Kabupaten bergelar Bumi Muda Sedia, seorang Kepala Daerah Dimaki Rakyat. (soeparmin/stc)

Foto: Ilustrasi/wordpress.com