HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Polres Langkat Tembak Tujuh Pelempar Bus Aceh

suara-tamiang.com - Personel jajaran Polres Langkat, Sumatera Utara (Sumut) menembak tujuh dari sepuluh tersangka pelempar bus Aceh da...


suara-tamiang.com - Personel jajaran Polres Langkat, Sumatera Utara (Sumut) menembak tujuh dari sepuluh tersangka pelempar bus Aceh dan bajing loncat yang beraksi di kawasan Langkat pada lintasan jalan nasional Banda Aceh-Medan. 

Tapi, peristiwa itu terjadi pada akhir Juli 2014 atau sebelum Idul Fitri 1435 Hijriah. Kini kesepuluh tersangka masih ditahan.

Informasi itu diperoleh Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi saat menelepon Kapolres Langkat, AKBP Yulmar Try Himawan SIK kemarin untuk menanyakan insiden pelemparan bus Sempati Star di kawasan Gebang, Langkat, Sabtu (16/8) malam. 

Dalam peristiwa itu seorang bayi di dalam bus itu terluka kepalanya terkena serpihan kaca bus yang meledak setiba di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, seperti diberitakan  kemarin.

Dalam pembicaraan Kapolres Langkat mengatakan kepada Kapolda Aceh bahwa sebelum Lebaran mereka sudah menangkap sepuluh tersangka pelempar bus dari Aceh.

Ia juga berjanji kasus pelemparan bus itu menjadi perhatian untuk disikapi. Termasuk mencegah jangan ada lagi razia di luar prosedur oleh oknum jajaran Polres Langkat terhadap mobil pribadi pelat BL yang terkesan mencari-cari kesalahan, seperti dilaporkan Kapolda.

Beberapa saat kemudian, ketika hal ini ditanyakan Serambi kembali via sms, Kapolres Langkat mengatakan, dari sepuluh pelaku yang ditahan, tujuh di antaranya ditangkap setelah lebih dulu ditembak.

Kapolres menambahkan, sejak penangkapan sepuluh tersangka itu, aksi pelemparan bus dan bajing loncat di kawasan itu bisa ditekan.

Ditanya tentang motif, Kapolres menyebutkan kelompok pelempar itu sengaja berbuat demikian agar para sopir tidak nyaman sehingga bersedia menyetor uang kepada kelompok ini kalau ingin aman saat mengemudi. “Itu motif yang saya tangkap,” kata Kapolsek singkat.

Kapolres menambahkan, jika ada warga Aceh yang dipersulit oleh polisi di perbatasan karena membawa mobil pelat BL, silakan lapor ke kantor polisi terdekat. 

“Kami mohon maaf atas pelanggaran oknum yang merazia pelat BL di luar prosedur. Kami akan terus perbaiki sistem dan mencegah terjadi pelanggaran oleh anggota yang nakal,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi mengatakan ia sudah berkali-kali memberitahu Kapolres Langkat tentang pelemparan bus Aceh serta razia pelat BL di luar prosedur di kawasan itu, termasuk juga berkoordinasi dengan Kapolda Sumut. 

“Hasilnya personel jajaran Polda Sumut, termasuk PJR, dikerahkan untuk memperketat razia di daerah rawan pelemparan,” kata Kapolda.

Didampingi Direktur Lalu lintas, Kombes Pol Syamsul Bahri dan Kabid Humas, Kombes Pol Gustav Leo, 

Kapolda mengatakan seusai pelantikan Presiden nanti, pihaknya akan datang ke Polda Sumut untuk berkoordinasi menyelesaikan persoalan. “Ini sudah lama kami rencanakan. 

Sekarang belum mungkin, karena baik di Aceh, maupun Sumut, sama-sama masih Siaga I pengamanan tahapan pilpres.”

Sementara itu, jajaran Polres Langsa, Polres Aceh Tamiang, dan Polres Aceh Timur sudah melakukan langkah antisipasi untuk menghadapi gangguan ini. Caranya adalah dengan mengintensifkan pengamanan. 

Mulai dari kebijakan patrol malam, pemetaan titik rawan, hingga imbauan ke gampong-gampong, bahkan ke sekolah-sekolah sudah dilakukan aparat kepolisian.

Polres Langsa, misalnya, terus melakukan patroli malam sepanjang jalan nasional. Upaya untuk mencegah pelemparan bus sembari memberikan rasa aman terhadap penumpang dan awak bus.

Kapolres Langsa, AKBP H Hariadi SH SIK, kepada Serambi kemarin mengatakan, selama ini anggota kemananan dari Polres dan Polsek, terus patroli malam hingga menjelang pagi di sepanjang jalan nasional Banda Aceh-Medan. 

Dimulai dari Kecamatan Sungai Raya Aceh Timur, Kota Langsa, dan Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang.

Selain itu, personel polres turun ke sekolah-sekolah dan desa-desa memberikan arahan agar tidak sampai ikut-ikutan melempar bus.

“Dari berapa kasus pelemparan yang berhasil kita ungkap, baik di Gampong Alur Dua, Langsa Barat, maupun di Kecamatan Sungai Raya, pelakunya justru remaja, malahan anak di bawah umur. 

Maka saya imbau kepada orang tua untuk menasihati anak-anaknya agak tidak melempar kaca bus karena membahayakan nyawa orang lain.”

Hal yang sama juga dilakukan Polres Aceh Timur, sebagaimana diakui Kapolresnya, AKBP Muhajir SIK MH melalui Wakapolres Kompol Tirta Nur Alam kemarin.

Sementara itu, dari Tamiang dilaporkan, polisi setempat terus melakukan sosialisasi kepada warga melalui datok penghulu (kepala desa) agar jangan melemparkan batu ke bus karena bisa mencederai.

Sebelumnya polisi di Tamiang berhasil menangkap pelaku, tapi sekarang kambuh lagi. “Rata-rata pelakunya berumur sekitar 14 tahun. Kita prihatian,” kata Kapolres Tamiang, AKBP Dicky Sondani SIK MH.

Anggota DPRK Pidie, Iskandar Sidiq mengecam aksi pelemparan bus tersebut dan berharap polisi segera menangkapnya, sedangkan Gubernur Aceh diminta mendekati Gubernur Sumut untuk mencari ssolusi bersama agar pelemparan ini tak berlanjut.

Pengacara senior Aceh, Yusuf Ismail Pase SH merekomendasikan hal senada. “Ini hanya dapat diatasi melalui kerja sama antara aparat keamanan dan masyarakat di kedua provinsi bertetangga ini,” katanya.

Aktivis PMI Aceh, Qamaruzzaman Haqny atas nama Group Stop Kekerasan (GSK) Aceh menyarankan, Polda Aceh perlu sebarkan intel untuk memantau di daerah yang rawan. 

“Kenapa harus ada intel Aceh, karena ditakutkan kalau sesama Sumut akan terjadi kongkalikong,” ujarnya. (Serambinews/sal/zb/c49/md/aya/dik)

Foto: Ilustrasi/bola.viva