HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Bila MoU RI-GAM Tidak Berhasil, Aceh Diambang Kehancuran

suara-tamiang.com - Permasalahan Nota Kesepahan Memorandum of Understanding (MoU) RI – GAM belum kunjung menampakkan dirinya kepada masyar...

suara-tamiang.com - Permasalahan Nota Kesepahan Memorandum of Understanding (MoU) RI – GAM belum kunjung menampakkan dirinya kepada masyarakat Aceh hingga saat ini. 

Hal tersebut terus menuai kecaman dan pengharapan besar tetua eks pejuang di Aceh agar secpatnya terwujud. 

Mantan pejuang Aceh Merdeka (AM) semakin memunculkan opininya mengenai penyelesaian nota kesepakatan damai itu, untuk segara menjadi hak milik rakyat di Aceh. 

Sesekali dari raut wajah mantan pejuang itu terlihat binary dimatanya yang mengisyarakatkan Aceh agar tidak kembali dilanda konflik. 

"Bila butir-butir dalam nota kesepahaman (MoU) RI-GAM tidak bisa bisa dijalankan, maka Aceh di ambang kehancuran," kata dua mantan pejuang Aceh Merdeka 1976, Tgk Muhammad Yakob (59) bersama Tgk A Taleb (56) warga Desa Matang Serdang, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kab. 

Aceh Utara, saat bertatap muka dengan ketua lembaga Acheh Future, Razali Yusuf, Kamis (21/8/14) di sebuah warung kopi, Pantonlabu. 

Pengakuan kedua pejuang tersebut, dulunya bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan Aceh bersama Ayah Pasee. Kini mereka hanya menginginkan, agar di Aceh tidak ada lagi darah yang mengalir. 

"Banyak sudah nyawa saudara kita yang telah melayang, ratusan ribu anak menjadi yatim, hanya untuk satu tujuan yaitu mensejahtera bangsa Aceh dari kezhaliman, tapi harga nyawa tersebut seakan-akan sia-sia," tukas Tgk Muhammad Yakob. 

Dengan mata berkaca-kaca, kedua pejuang tersebut silih berganti mengisahkan peristiwa tragis konflik Aceh yang telah merenggut jutaan nyawa. 

Mereka mengakui, acap saat terkenang peristiwa kawan-kawan seperjuangannya yang syahid di medan perang. 

Menggapi keluhan dua mantan pejuang tersebut, Razali Yusuf mendesak kepada petinggi dari pelaku perjuangan Aceh yang saat ini sedang memimping tampuk pemerintahan Aceh, agar harus menjalan amanah dari pada mendiang paduka Wali Nanggroe Aceh, yakni Tgk Hasan Muhammad di Tiro dengan visi-misi yang satu yakni mempersatukan Bangsa Aceh. 

"Bila Bangsa Aceh tidak bersatu jangan harap MoU tersebut bisa jalan, tugas utama Petinggi Aceh Mardeka mempersatu semua pihak, jangan di beda-bedakan, karna impian kita belum tercapai," ujar Razali. 

"Kita juga mendesak pihak penengah perdamaian Aceh dan Pemerintah Pusat untuk segera menuntaskan hal-hal yang menjadi tanggung jawab modiator, kita menjadi heran pada mereka, pemusnahan sejata GAM adalah salah satu bukti dalam nota MoU, dengan tegas mereka datang ke Aceh untuk malakukan tugas pemotongan senjata, mengapa butir-butir lainnya yang krusial bagi Rakyat Aceh, lepas tangan begitu saja, mereka seperti mendiami perkara perdamaian Aceh ini," demikian pungkas Razali Yusuf. (beritalima/en)

Foto: beritalima