ACEH TAMIANG | STC - Petani di Desa Matang Seupeng, Kecamatan Banda Mulia, Aceh Tamiang, kini resah. Karena areal sawah mereka seluas 2...
ACEH TAMIANG | STC - Petani di Desa Matang Seupeng, Kecamatan Banda Mulia, Aceh Tamiang,
kini resah. Karena areal sawah mereka seluas 200 hektare terendam air
asin yang masuk dari alur ke lahan sawah. Padahal dilokasi tersebut
sudah dibangun pintu penahan air asin sejak dua bulan lalu.
Kaur
Pembangunan Desa Matang Sepeng, Munir Senin (14/7)
mengatakan, kondisi ini sudah terjadi selama seminggu, pada saat terjadi
pasang purnama.
Air asin masuk ke lahan sawah warga melalui alur antara
perbatasan Desa Telaga Muku dengan Kampong Beusa.
“Di perbatasan alur
ini sudah dibangun pintu penahan air asin sejak dua bulan lalu, namun
tidak difungsikan, pintu air dibiarkan terbuka tanpa diketahui maksud
tujuannya,” ujarnya.
Memang saat ini tidak ada tanaman padi di
sawah, namun dampkanya bisa bertahun karena tanah sawah mengandung zat
asam yang lebih tinggi, efeknya bisa setahun.
Beberapa hari saja air
asin masuk, rumput yang ada dalam sawah langsung menguning seperti
terkena racun rumput.
Pengalaman empat tahun lalu, saat air asin
masuk ke lahan sawah warga, zat asam tersebut selama setahun baru
hilang, dampaknya produksi padi petani turun drastis. Jika biasanya satu
rante menghasilkan 20 kaleng padi namuan saat itu turun menjadi lima
kaleng.
Selaian itu, air asin juga masuk ke lahan sawah warga dari
alur air asin di Dusun Bakti Desa Matang Seupeng.
Sebab, tanggul yang
dibangun masih rendah sehingga pada saat pasang besar, air asin melewati
tanggul masuk ke lahan sawah.
“Kalau masalah ini tidak segera
ditangani, produksi padi menurun yang akhirnya berdampak terhadap
ekonomi keluarga,” ujarnya lagi.(Serambinews/md)