SOEPARMIN | STC ACEH TAMIANG | Pj Datok Penghulu (Kepala Desa) Kampung TanjungGeulumpang Kecamatan Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang, Burh...
SOEPARMIN | STC
ACEH TAMIANG | Pj Datok Penghulu (Kepala Desa) Kampung TanjungGeulumpang Kecamatan Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang, Burhanuddin meminta Pemkab Aceh Tamiang, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat untuk memberikan pengawasan ketat terhadap proses pengerjaan proyek pembangunan pengerasan jalan beserta paret, talud dan gorong gorong yang merupakan satu peket dengan pekerjaan pengerasan jalan tersebut.
"Kami berharap jangan sampai ada satu jenis pekerjaanpun yang dikerjakan asal asalan atau tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam RAB", ujar Burhanuddin yang didampingi kaur Pembangunan, M.Najib, Kaur Umum, Baktiar dan seorang unsur dari anggota LKMK, M.Nurdin Irfan.selaku sosial kontrol untuk bersama sama mengontrol jalannya pembangunan yang dikerjakan oleh CV Bina Aura Perdana diKampung Tanjung Geulumpang tersebut.
"Secara teknis kami tidak memahami, tetapi kalau pada tingkat kewajaran secara umum, kemungkinan pengerasan jalan tersebut, ketebalannya jauh masih kurang dari ketentuan", sambung Pj Datok Burhanuddin saat ditemui dikediamannya, Sabtu (19/7).
Harapan Pj Datok berkacamata bingkai tebal dalam upaya mengantisipasi terjadinya hal hal negatif terhadap pelaksanaan pengerjaan proyek dimaksud memang pantas didukung, sebab tidak jarang para kontraktor yang mengerjakan proyek didaerah pedalaman diduga nakal dengan cara mengurangi volume pekrjaan.
Namun sulit untuk ditebak maksud dan tujuan Dinas PU Aceh Tamiang dalam membuat papan nama plank proyek pembangunan jalan Lubuk sidup - sekumur tersebut.
Meskipun proyek yang dananya sebesar RP 1,708,600,000 dan bersumber dari dana OTSUS (APBKA)tahun 2014 itu nilai dan perusahaan penyedia jasanya tercatat dipapan plank proyek,namun nama Konsultan pengawas serta volume pekerjaan tidak ada tercatat.
Masyarakat awam disana memiliki anggapan bahwa, dengan tidak dibuatnya volume pekerjaan pada papan plank proyek, diduga hanya sebagai sarana untuk mempermuda mengelabui masyarakat terhadap kisaran volume pekerjaan pengerasan jalan serta pembuatan paret beton, gorong gorong dan talud pencegah longsor pada badan jalan.
Terkait pembangunan pengerasan jalan serta unit pekerjaan lain yang merupakan bagian dari paket proyek dimaksud Kabid Bina Program PU Aceh Tamiang Baihaki Ahyat MT dikonfirmasi, Minggu (20/7)mengarahkan agar mengkonfirmasi Pejabat Pembuat Terknis Kerja (PPTK)Rahmad. Dihari yang sama, Rahmad melalui ponselnya mengatakan, pekerjaan yang di Tanjung Geulumpang masih dalam tahap pengerjaan, dia mengakui pekerjaan lain selain pembangunan jalan didesa itu belum dikerjakan.
"Setelah Lebaran Idul Fitri, pekerjaan akan dilanjutkan, kalau ketebalan penimbunan pengerasannya setinggi 20 cm", ujarnya seraya menambahkan pengerasan jalan yang belum cukup ukuran ketebalannya akan dilakukan penimbunan kembali.(***)
Foto; pelang nama proyek(soeparmin | stc)
ACEH TAMIANG | Pj Datok Penghulu (Kepala Desa) Kampung TanjungGeulumpang Kecamatan Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang, Burhanuddin meminta Pemkab Aceh Tamiang, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat untuk memberikan pengawasan ketat terhadap proses pengerjaan proyek pembangunan pengerasan jalan beserta paret, talud dan gorong gorong yang merupakan satu peket dengan pekerjaan pengerasan jalan tersebut.
"Kami berharap jangan sampai ada satu jenis pekerjaanpun yang dikerjakan asal asalan atau tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam RAB", ujar Burhanuddin yang didampingi kaur Pembangunan, M.Najib, Kaur Umum, Baktiar dan seorang unsur dari anggota LKMK, M.Nurdin Irfan.selaku sosial kontrol untuk bersama sama mengontrol jalannya pembangunan yang dikerjakan oleh CV Bina Aura Perdana diKampung Tanjung Geulumpang tersebut.
"Secara teknis kami tidak memahami, tetapi kalau pada tingkat kewajaran secara umum, kemungkinan pengerasan jalan tersebut, ketebalannya jauh masih kurang dari ketentuan", sambung Pj Datok Burhanuddin saat ditemui dikediamannya, Sabtu (19/7).
Harapan Pj Datok berkacamata bingkai tebal dalam upaya mengantisipasi terjadinya hal hal negatif terhadap pelaksanaan pengerjaan proyek dimaksud memang pantas didukung, sebab tidak jarang para kontraktor yang mengerjakan proyek didaerah pedalaman diduga nakal dengan cara mengurangi volume pekrjaan.
Namun sulit untuk ditebak maksud dan tujuan Dinas PU Aceh Tamiang dalam membuat papan nama plank proyek pembangunan jalan Lubuk sidup - sekumur tersebut.
Meskipun proyek yang dananya sebesar RP 1,708,600,000 dan bersumber dari dana OTSUS (APBKA)tahun 2014 itu nilai dan perusahaan penyedia jasanya tercatat dipapan plank proyek,namun nama Konsultan pengawas serta volume pekerjaan tidak ada tercatat.
Masyarakat awam disana memiliki anggapan bahwa, dengan tidak dibuatnya volume pekerjaan pada papan plank proyek, diduga hanya sebagai sarana untuk mempermuda mengelabui masyarakat terhadap kisaran volume pekerjaan pengerasan jalan serta pembuatan paret beton, gorong gorong dan talud pencegah longsor pada badan jalan.
Terkait pembangunan pengerasan jalan serta unit pekerjaan lain yang merupakan bagian dari paket proyek dimaksud Kabid Bina Program PU Aceh Tamiang Baihaki Ahyat MT dikonfirmasi, Minggu (20/7)mengarahkan agar mengkonfirmasi Pejabat Pembuat Terknis Kerja (PPTK)Rahmad. Dihari yang sama, Rahmad melalui ponselnya mengatakan, pekerjaan yang di Tanjung Geulumpang masih dalam tahap pengerjaan, dia mengakui pekerjaan lain selain pembangunan jalan didesa itu belum dikerjakan.
"Setelah Lebaran Idul Fitri, pekerjaan akan dilanjutkan, kalau ketebalan penimbunan pengerasannya setinggi 20 cm", ujarnya seraya menambahkan pengerasan jalan yang belum cukup ukuran ketebalannya akan dilakukan penimbunan kembali.(***)
Foto; pelang nama proyek(soeparmin | stc)