HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Proyek Jembatan Kebun Tiga Aceh Tamiang Tak Kunjung Selesai

ACEH TAMIANG | STC - Sudah memasuki tahun kedua, proyek pembangunan jembatan di kawasan Kebun Tiga, Desa Seumadam, Kecamatan Kejuruan Mu...

ACEH TAMIANG | STC - Sudah memasuki tahun kedua, proyek pembangunan jembatan di kawasan Kebun Tiga, Desa Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, belum juga rampung dikerjakan. 

Akibatnya warga dan pengguna jalan kesal. Pantauan, Senin (2/6), pembangunan jembatan berkontruksi cor beton di jalan negara lintas Banda Aceh-Medan dengan panjang sekitar 20 meter itu menggunakan talud oprit penahan longsor. 

Tinggi jembatan mencapai 3,5 meter dari lantai aspal sebelumnya. Saat ini para pekerja tampak memacu penimbunan talud di sisi kanan-kiri jembatan.

Arip, warga sekitar menilai, pengerjaan proyek tersebut lamban, karena dipicu tenaga di lapangan jarang kerja dengan alasan kekurangan material dan kontraktornya telah berganti. 

"Dari bulan puasa tahun 2013 proyek ini sudah dikerjakan, dan pemborongnya sudah bertukar-tukar," terangnya. 

Menurut dia, pihak kontraktor sangat minim mempekerjakan warga setempat. Mayoritas tenaga kerja didatangkan dari luar daerah Aceh Tamiang. Sedangkan pemuda setempat hanya diberdayakan untuk menjaga mobil yang melintas dari dua arah.

Hal serupa dikatakan Syapril, menurutnya banyak orang yang menolak kerja karena upahnya terlalu kecil. Jadi untuk proyek sebesar ini hanya beberapa orang yang mau kerja, menyebabkan prosesnya lambat. 

"Sebenarnya tidak cocok jembatan dibangun sangat tinggi seperti itu. Sebab tidak sebanding dengan saluran air di bawahnya. Saluran air tersebut hanya parit kecil yang berfungsi untuk aliran limbah rumah tangga. 

Air parit baru mengalir kalau turun hujan, jika dua minggu tak ada hujan airnya kering, jadi untuk apa dibangun jembatan setinggi ini," ucapnya heran.Bila mengacu pada konstruksi lama, sambung dia, jembatan ini lima kali lipat besarnya dari bangunan awal. 

Dikhawatirkan jika jembatan selesai dibangun akan membahayakan pengendara dari arah berlawanan karena terlalu tinggi.

Salah seorang pengguna jalan mengatakan, bila tidak ada pengatur jalan mereka kesulitan karena tidak tampak kendaraan yang dating dari arah berlawanan. 

"Kita tidak bisa berjalan bersisian, harus antre sejenak. Ya, sejauh ini mengganggu, tapi mau bilang apalagi, sudah seperti ini. 

Harapan kami jembatan ini cepat selesai, itu saja," kata Junaidi, sopir truk tronton.Dijumpai di kantornya yang hanya berjarak belasan meter dari lokasi proyek, Datok Penghulu Desa Seumadam Hoting Boru Munthe membenarkan berlarut-larutnya proyek jembatan tersebut. 

Setahu dia, pemborongnya lebih dari satu, dan pihaknya baru mengetahui setelah ada pemborong kedua melaporkan akan melanjutkan proyek tersebut. 

"Kami di sini jelas dirugikan, dampak dari proyek yang berlarut-larut pengerjaannya sehingga menimbulkan polusi abu berkepanjangan yang membuat warga tidak nyaman," ujarnya.

Selain itu, lanjut Hoting, warga yang memiliki usaha di area sekitar jembatan harus gigit jari karena tempat usahanya kena pembebasan lahan untuk perluasan jembatan. 

Meski sudah diganti rugi, tapi selama jembatan belum selesai usaha bengkel dan foto cofy di situ terpaksa ditutup. 

"Saya pernah melaporkan ke wakil bupati secara lisan, untuk menegur pelaksana proyek. Wakil bupati merespon dengan menyuruh bersabar karena proyek tersebut milik provinsi," katanya.

Surya, pihak rekanan yang disebut-sebut berdomisili di Banda Aceh saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan, pembangunan proyek jembatan di Kebun Tiga sudah sesuai prosedur kontrak dari Dinas PU Provinsi Aceh. (Medanbisnis/ck05)

Foto: Ilustrasi/antara.com