HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Meraup Rezeki dari Beca Mini

INDRA | STC ACEH TAMIANG | Dengan mengeluarkan modal sekecil-kecilnya, meraup untung sebanyak-banyak. Hanya bermodal awal yang mini...

INDRA | STC

ACEH TAMIANG | Dengan mengeluarkan modal sekecil-kecilnya, meraup untung sebanyak-banyak. Hanya bermodal awal yang minim seterusnya mengutip hasilnya yang lumayan. 

Itu yang dilakukan Muhammad Nur, pengusaha kecil perakit beca mini, warga Desa Perdamaian, Kota Kualasimpang. 

Dia kerap berpikir menciptakan dan membuka kesempatan usaha serta selalu melirik di mana ada sumber uang. Apalagi yang sifatnya usaha musiman, harus mampu digali potensinya sebagai sumber uang yang menjanjikan.

Penghasilannya dari usaha perakitan beca mini tersebut bisa mencapai jutaan rupiah setiap bulan, sedangkan modal awal yang dikeluarkan hanya berkisar Rp 1,6 juta untuk membuat satu unit beca mini.

Muhammad Nur merinci biaya perakitan beca mini, mulai dari pengadaan satu unit sepeda anak berkisar Rp 350.000, batangan untuk gandengan atau roda berkisar Rp 200.000, tong dilengkap tenda Rp 450.000, kemudian hiasan berbagai lampu indah dengan energy baterai seharga Rp 600.000.Sedemikian rupa beca mini dirakit sesuai dengan bentuk nyata beca dayung yang sering terlihat di pasar.

Hasil yang diperoleh lumayan, dari empat unit yang sudah rampung menjadi beca mini, kini beroperasi sebagai beca hiburan bagi anak-anak yang disewakan di kompleks perkantoran bupati. 

Seperti biasa, setiap sore lokasi itu dijadikan tempat menjajakan jasa hiburan bagi anak-anak.Prospeknya ternyata menjanjikan, sehingga armada beca mini pun perlu ditambah. Tidak sedikit antrean, menunggu untuk mendapat giliran. 

Bahkan tidak sedikit pula orang tua yang kewalahan membawa anaknya yang menangis karena tidak sabar menanti untuk segera dapat menikmati mainan ini. "Beca mini ini memang sangat diminati anak-anak," ungkap Nur. 

Pada hari Sabtu dan Minggu, setiap unit beca dapat menghasilkan sedikitnya Rp 60.000, sedangkan di hari biasa hanya berkisar Rp 25.000. 

"Ketentuanya, mengelilingi dua kali tiang putaran bundaran dan sesuai waktu belasan menit dikenakan biaya Rp 5.000," jelasnya.

Agar kelihatan selalu menarik bagi anak-anak, corak dan bentuk gambar dikaitkan gambar kartun yang sudah dikenal anak, seperti gambar bebek, ayam, dan kartun Upin-Ipin serta gambar lain. 

Dengan mengelola sejumlah armada beca mini tersebut, secara tidak langsung Nur membuka celah usaha bagi orang lain. 

Seperti bagi Zainal Abidin, yang mendapat upah sediktinya Rp 50.000/hari, bahkan saat ramai pengunjung pendapatannya bisa berlebih. 

"Selain mendapatkan uang, perasaan gembira melihat anak-anak merasa terhibur," ungkap Zainal.(***)

Foto: Ilustrasi/blogspot