ACEH TAMIANG | STC - Seribuan lascar Dayah Aceh Timur yang terdiri dari pimpinan dayah dan santri se kabupaten setempat, Sabtu (31/05) me...
ACEH TAMIANG | STC - Seribuan lascar Dayah Aceh Timur yang terdiri dari pimpinan dayah dan santri se kabupaten setempat, Sabtu (31/05) mengunjungi tiga korban penganiayaan pasca pemilihan umum legeslatif lalu, di Dayah Darul Huda, Gampong Mesjid, Kec. Mayak Payet, Kab. Aceh Tamieng.
Kunjungan tersebut merupakan ikatan silaturahmi lascar dayah se Aceh Timur yang mengecam keras atas tindakan yang dilakukan oleh 7 preman yang sebut-sebut dari Partai Aceh (PA), pada Selasa 22 April 2014 silam.
Selain itu kunjungan tersebut bertujuan memperkuat ikatan silaturahmi pimpinan dayah juga santri."Kita mengumpulkan seluruh elemen dayah lebih kurang 1.000 orang lebih sebagai wujud kebersamaan.
Termaktub juga sebagai aksi protes, sekaligus mengimmahkan (menyemangati-red) kembali terhadap 3 korban penganiayaan ini," ungkap Tgk Fakhrurazi mewakili Tgk H Muhammad Ali Thaleb alias Abu Ali selaku pimpinan dayah ulama kharismatik Aceh, Bustanul Huda, Desa Paya Pasi, Kecamatan Julok, Aceh Timur.
Beriringan seraya berjalan kaki, seribuan lebih laskar dayah tersebut serentak memlafalkan Ayat Waqulja, kunjungan tersebut juga dikawal oleh aparat keamanan dari Mapolres setempat.
Ketiga korban yaknipimpinan Dayah (Pesantren) Darul Islah Teungku Rasyib, warga Gampoen Beurandeh, dan pimpinan pondok pesantren (Dayah) Darul Huda Teungku Hamdani warga Gampoeng Mesjid, Serta seorang penceramah Maulid Teungku Nasruddin, dari Kecamatan Jenib Bireun itu ditepung tawari (Peusijuek), bertujuan sebagai immah kembali.
Atas kejadian premanisme tersebut, membuat seluruh tokoh agama di Aceh Timur merasa disakiti, berikut atas kehadiran tersebut merupakan wujud protes, karena kalangan dayah merasa murka atas tindakan pelaku.
Laskar dayah yang terdiri dari sejumlah besar dayah di Aceh Timur kepada pihak kepolisian berharap agar kasus tersebut diusut tuntas, kepada sejumlah pelaku yang masih buron diharapkan agar segera ditangkap dan diproses sesuai jalur hukum yang berlaku.
"Kita meminta pihak polisi terus mengusut kasus ini, agar hal yang serupa tidak kembali terjadi kedepan nanti," tambah Tgk Fakhrurazi.
Sejauh ini, anggota Komisi C, DPRA Aceh yang juga caleg terpilih dari Partai Aceh, Ridwan Abu Bakar S.Pdi MM sangat mengesalkan tindakan pelaku.
Ia juga berharap agar polisi menangani secara serius kasus tersebut. Bahkan menurutnya tindakan tersebut telah mencemarkan nama baik PA.
"Saya diminta Nek Tu (Ridwan Abu Bakar-red) agar memfasilitasi Laskar dayah ini, Nek Tu berharap agar polisi serius menangani kasus tersebut," ujar Razali Yusuf ketua Lembaga Acheh Future yang merupakan tim khusus yang diutuskan Nek Tu.
Secara swadaya semua kebutuhan keberangkatan para elemen dayah itu disediakn sendiri, namun, mereka juga mendapatkan beberapa fasilitas kenderaan roda empat yang diperbantukan oleh caleg terpilih PA Ridwan Ab (Nek Tu) dan anggota Komisi G, DPRA dari PA, Tgk Ibnu Hajar dan juga dari masyarakat umum lainnya.
Seperti pemberitaan media massa sebelumnya, diduga 7 preman simpatisan PA menganiaya 3 orang pimpinan dayah, antaranya pimpinan Dayah (Pesangtren) Darul Islah Teungku Rasyib, warga Gampoen Beurandeh, dan pimpinan pondok pesantren (Dayah) Darul Huda Teungku Hamdani warga Gampoeng Mesjid, Serta seorang penceramah Maulid Teungku Nasruddin, dari Kecamatan Jenib Bireun Pasca pemilu 2014 di Aceh Tamiang tindakan kriminal terajdi lagi dengan dalih tidak mendukung dan menyumbangkan suara untuk Partai penguasa di Aceh.
Selasa 22 April 2014 lalu. Kejadian tersebut disinyalir korban yang dianiaya disebabkan enggan mendukung Partai Aceh. (Beritalima/EN)
Foto: Beritalima.com/en
Kunjungan tersebut merupakan ikatan silaturahmi lascar dayah se Aceh Timur yang mengecam keras atas tindakan yang dilakukan oleh 7 preman yang sebut-sebut dari Partai Aceh (PA), pada Selasa 22 April 2014 silam.
Selain itu kunjungan tersebut bertujuan memperkuat ikatan silaturahmi pimpinan dayah juga santri."Kita mengumpulkan seluruh elemen dayah lebih kurang 1.000 orang lebih sebagai wujud kebersamaan.
Termaktub juga sebagai aksi protes, sekaligus mengimmahkan (menyemangati-red) kembali terhadap 3 korban penganiayaan ini," ungkap Tgk Fakhrurazi mewakili Tgk H Muhammad Ali Thaleb alias Abu Ali selaku pimpinan dayah ulama kharismatik Aceh, Bustanul Huda, Desa Paya Pasi, Kecamatan Julok, Aceh Timur.
Beriringan seraya berjalan kaki, seribuan lebih laskar dayah tersebut serentak memlafalkan Ayat Waqulja, kunjungan tersebut juga dikawal oleh aparat keamanan dari Mapolres setempat.
Ketiga korban yaknipimpinan Dayah (Pesantren) Darul Islah Teungku Rasyib, warga Gampoen Beurandeh, dan pimpinan pondok pesantren (Dayah) Darul Huda Teungku Hamdani warga Gampoeng Mesjid, Serta seorang penceramah Maulid Teungku Nasruddin, dari Kecamatan Jenib Bireun itu ditepung tawari (Peusijuek), bertujuan sebagai immah kembali.
Atas kejadian premanisme tersebut, membuat seluruh tokoh agama di Aceh Timur merasa disakiti, berikut atas kehadiran tersebut merupakan wujud protes, karena kalangan dayah merasa murka atas tindakan pelaku.
Laskar dayah yang terdiri dari sejumlah besar dayah di Aceh Timur kepada pihak kepolisian berharap agar kasus tersebut diusut tuntas, kepada sejumlah pelaku yang masih buron diharapkan agar segera ditangkap dan diproses sesuai jalur hukum yang berlaku.
"Kita meminta pihak polisi terus mengusut kasus ini, agar hal yang serupa tidak kembali terjadi kedepan nanti," tambah Tgk Fakhrurazi.
Sejauh ini, anggota Komisi C, DPRA Aceh yang juga caleg terpilih dari Partai Aceh, Ridwan Abu Bakar S.Pdi MM sangat mengesalkan tindakan pelaku.
Ia juga berharap agar polisi menangani secara serius kasus tersebut. Bahkan menurutnya tindakan tersebut telah mencemarkan nama baik PA.
"Saya diminta Nek Tu (Ridwan Abu Bakar-red) agar memfasilitasi Laskar dayah ini, Nek Tu berharap agar polisi serius menangani kasus tersebut," ujar Razali Yusuf ketua Lembaga Acheh Future yang merupakan tim khusus yang diutuskan Nek Tu.
Secara swadaya semua kebutuhan keberangkatan para elemen dayah itu disediakn sendiri, namun, mereka juga mendapatkan beberapa fasilitas kenderaan roda empat yang diperbantukan oleh caleg terpilih PA Ridwan Ab (Nek Tu) dan anggota Komisi G, DPRA dari PA, Tgk Ibnu Hajar dan juga dari masyarakat umum lainnya.
Seperti pemberitaan media massa sebelumnya, diduga 7 preman simpatisan PA menganiaya 3 orang pimpinan dayah, antaranya pimpinan Dayah (Pesangtren) Darul Islah Teungku Rasyib, warga Gampoen Beurandeh, dan pimpinan pondok pesantren (Dayah) Darul Huda Teungku Hamdani warga Gampoeng Mesjid, Serta seorang penceramah Maulid Teungku Nasruddin, dari Kecamatan Jenib Bireun Pasca pemilu 2014 di Aceh Tamiang tindakan kriminal terajdi lagi dengan dalih tidak mendukung dan menyumbangkan suara untuk Partai penguasa di Aceh.
Selasa 22 April 2014 lalu. Kejadian tersebut disinyalir korban yang dianiaya disebabkan enggan mendukung Partai Aceh. (Beritalima/EN)
Foto: Beritalima.com/en