HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Warga Resah, PKS Tanjung Seumentoh Tebarkan Asap

SOEPARMIN | STC KARANG BARU |  Kepulan asap hitam disertai abu berwarna hitam pekat yang keluar dari moncong cerobong asap raksasa Pabr...

SOEPARMIN | STC

KARANG BARU |  Kepulan asap hitam disertai abu berwarna hitam pekat yang keluar dari moncong cerobong asap raksasa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN 1Tanjung Seumantoh Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun ketahun tetap menjadi polemik besar yang sangat menggangu bagi kenyamanan hidup warga sekitar.

Pasalnya masyarakat disejumlah Desa yang berdomisili disekitar PKS tersebut merasa jenuh dengan abu hitam yang tak pernah terpisahkan dari kehidupan mereka.

Penomena tidak sehat ini mewarnai kehidupan masyarakat disejumlah Desa, seperti Desa Tanjung Seumentoh, Desa Upah, Desa Simpang IV dan Desa Paya Awe Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.

Warga disana menyebutkan sudah akrab dengan kehidupan yang diselimuti asap dan abu hitam hasil produksi PKS PTPN 1 Tanjung Seumantoh.

Dampak dari abu yang merupakan hasil produksi perusahaan milik Negara tersebut menyebabkan timbulnya keresahan warga.

Bagaimana tidak, selain mengakibatkan bintik bintik hitam pada pakaian yang dijemur, abu dimaksud juga masuk kedalam rumah rumah mereka, sehingga perabotan rumah tangga, Kain gorden dan dinding rumah warga sekitar menjadi kotor dengan noda hitam yang melekat.

"Hal seperti ini sudah lama kami rasakan, dan keluhan kami ini juga selalu disampaikan ke Manager PKS, namun hingga kini,  belum ada solusi dari pihak PKS untuk membuat kehidupan warga sedikit nyaman dan terbebas dari polusi asap dan abu yang menjijikkan itu", keluh seorang warga Kampung Simpang IV yang mengaku bernama Pak Amat.

Ungkapan Pak Amat tersebut juga tak jauh berbeda dengan sejumlah warga lainnya yang berhasil ditemui disalahsatu warung kopi pekan upah Kecamatan Karang Baru.

Dikatakan, abu yang menempel di perabotan rumah tangga mereka tak mudah dihilangkan jika dengan menggunakan kain seka (kain lap) saja.

Menurutnya, abu yang ditebarkan PKS itu berubah menjadi noda hitam yang lengket dikain, dinding rumah dan perkakas lainnya akan hilang jika dilap dan dibasuh dengan kain yang dibasahi air.

Seperti halnya ungkapan mantan Datok Penghulu (Kepala Desa-Red)  kampung Simpang IV Kecamatan Karang Baru, H. Sukri yang menyebutkan bahwa keluhan warga desa itu kerap disampaikan kepada pihak Managemen PKS, namun meski ada tanggapan dari pihak PKS, sifatnya hanya sebentar.

"Tidak lama keluhan itu disampaikan, abu hitam yang berterbangan itu sedikit mereda, tapi itu hanya sebentar saja, setelah itu ya kembali lagi seperti semula", paparnya.Pj Datok Penghulu Kampung Simpang IV, Yurdi, S.Hut dikonfirmasi Jumat (16/5) dikediamannya meminta kepada pihak Managemen PKS PTPN 1 Kebun Tanjung Seumantoh agar tidak lagi menebarkan abu ketel melalui cerobong asap.

Sebab, abu yang diduga sengaja dibuang pada malam hari itu tidak menutup kemungkinan bisa berdampak pada terganggunya kesehatan bagi manusia dan hewan ternak.​

"Kalau mau lihat berapa banyak abu hitam diatas meja dan lantai rumah, silahkan abang datang kemari pada pagi hari.

Jadi abang bisa tau banyaknya polusi yang ditimbulkan oleh PKS terhadap warga sekitarnya. Selain abu ketel, juga kami rasakan asap hitamnya yang merebak rata kepermukiman warga.

Asap yang rendah itu bisa ditemukan pada sore hari maupun ketika udara lembab atau saat hujan gerimis", terang Yurdi.Lebih jauh Yurdi menjelaskan, pihak Managemen PKS Kebun tanjung Seumantoh, dalam hal ini Manager PKS dianggap kurang melakukan pendekatan kepada warga sekitarnya, akibatnya, informasi dan keluhan masyarakat tidak dapatkannya.

"Informasi dan keluhan penduduk itu bisa didapat karena adanya pendekatan dengan warga, coba kalau dia (Manager PKS-red) sering silaturrahmi dengan masyarakat, pasti keadaan luar kompleks PKS bisa terpantau langsung olehnya", kata Yurdi.

​"Permintaan kami kepada perusahaan milik Negara itu agar kami masyarakat  dibebaskan dari abu ketel hitam PKS. Dan itupun bukan semata untuk kami kami saja, ini kan kepentingan dan demi kesehatan mereka para pengurus perkebunan, pengurus PKS serta Pimpinan dan seluruh karyawannya juga.

Artinya mereka juga punya hak untuk hidup sehat tanpa adanya polusi", beber Yurdi.Manager PKS Tanjung seumentoh Kabupaten Aceh Tamiang, Firdaus dikonfirmasi melalui selularnya, Rabu (14/5) meminta agar bertemu dengan pengurus PKS, hal itu dikarenakan oleh kesibukan dirinya di Kandir Pusat PTPN 1 Langsa.

Terkait abu ketel yang menebar keberbagai penjuru permukiman warga kampung sekitar, Masinis Kepala (Maskep) PKS setempat, Basri, SP ditemui Jumat (16/5) diruang kerjanya mengakui adanya abu hitam yang meresahkan warga sekitar.

Namun sejauh ini pihaknya sudah menempuh langkah pencegahan polusi dengan memasang kran air pada cerobong asap."Memang ada keluhan dari beberapa orang warga sekitar yang melapor kemari.

Dan kami sudah berusaha membuat alat penghambat debu. Saat ini debu yang berterbangan kerumah rumah penduduk itu sudah banyak berkurang, tujuan kami memasang kran air pada cimney boiler untuk menyerap habis debu agar tidak keluar cerobong bersama asap, meski hasilnya tidak maksimal, namun upaya upaya yang kita lakukan itu bisa meminimalisir keluarnya abu", ujar Basri yang mengaku baru 3 bulan bertugas dan menjabat Maskep di PKS tersebut. (***)

Foto Suasana Jalan Negara Medan - Banda Aceh tepatnya Depan Sekolah MIN Simpang   IV Upah yang gelap akibat asap yang berasal dari PKS PTPN 1 Tanjung Seumantoh (Soeparmin/stc)