HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

300 Ha Tambak di Meurandeh Aceh Tamiang Mengalami Pendangkalan

MANYAK PAYED | STC - Sekira 300 hektare lahan Meurandeh, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, mengalami pendangkalan akibat sedimentasi....

MANYAK PAYED | STC - Sekira 300 hektare lahan Meurandeh, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, mengalami pendangkalan akibat sedimentasi. 

Kondisi tersebut sudah berlangsung selama 10 tahun terakhir, akibatnya petani tambak yang tak miliki modal besar mengalami kondisi mati suri karena tidak mampu merehab tambak tambak nya yang sudah usang.

"Dari pascakonflik Agustus 2005, tambak baru diurus untuk dihidupkan kembali. Sebelumnya, jangankan mengurusi tambak, keluar rumah saja kita harus diperiksa KTP," kata Datok Penghulu Desa Meurandeh, Musliadi, Selasa (13/5) di areal tambak.

Saat ini tambak banyak yang dangkal permanen. Selain dangkal, pintu daka dan tanggul pun sudah pendek dan sudah terjadi bocor di sana-sini. 

Faktor rusaknya tambak karena terlalu lama tidak dirawat dan diperparah dengan tragedi banjir bandang tahun 2006.

"Dari seluas 300 hektare tambak yang ada, baru beberapa hektare yang berhasil dimanfaatkan," ujarnya.Lebih lanjut Musliadi menyebutkan, kebanyakan para petambak tidak mampu merehab tambaknya kerena keterbatasan modal. 

Sejauh ini, petambak hanya bisa memperbaiki secara manual, seperti menambal tanggul yang bocor dan membangun pintu-pintu air. 

Sementara untuk pengerukan tidak pernah dilakukan, baik dari pemda atau dinas terkait apalagi dari pemilik tambak sendiri.

"Perlu anggaran Rp 20 juta untuk mengeruk tambak seluas empat hektare menggunakan alat berat," ujarnya.

Menurutnya, para petani tambak saat ini gencar membudidayakan ikan bandeng, selain harganya lumayan juga karena ada bantuan benih ikan dari pemda. 

petambak di desanya baru-baru ini mendapat bantuan 20.000 ekor benih bandeng yang disalurkan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan.Meurandeh sendiri, sambung Musliadi, pernah menjadi primadona di sektor pertambakan. 

"Udang jenis teger, kepiting bangka, dan sejumlah jenis ikan tambak air asin asal Desa Meurandeh pernah merajai pasar lokal maupun luar daerah," ungkap Musliadi.ia mengatakan, kini petambak lebih memilih memelihara ikan daripada udang dan kepiting. 

"Harga anak kepiting sangkak dan udang jenis teger tergolong mahal di penangkaran, di samping itu tidak didukung oleh kondisi tambak yang sudah dangkal, bila dipaksaakan akan menanggung risiko yang tinggi," katanya.

Bapak tiga anak ini juga menyinggung soal realisasi bantuan yang pernah diusulkannya kepada Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf dalam kunjungannya ke Manyak Payed, waktu masa kampanye legislatif. 

Dalam proposal yang diserahkan langsung ke tangan wagub itu, berisikan antara lain permemintaan bantuan rehab tambak secara keseluruhan, pembangunan rumah ibadah dan sarana jalan.

"Proposal sudah kami serahkan, saat ini kami masih menunggu janji Mualem, (panggilan wagub) yang katanya akan membantu merehab tambak, mengingat warga pesisir Meurandeh umumnya adalah nelayan," ungkapnya.

Di lokasi tambak, Asrizal (42) mengatakan, dia sekarang menunggu panen ikan bandeng yang sudah berumur sekitar dua bulan. 

Ia mengaku sudah 20 tahun menggeluti usaha tambak, namun belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah selain benih ikan bandeng.

Menurut Asrizal, pada 10 tahun silam dia pernah merasakan manisnya untung dari panen udang jenis teger dan jenis udang kertas. 

Kondisi tanggul pada saat itu masih tinggi, sehingga bila air pasang besar udang tidak melompat ke alur."Pada tahun 2009 saya pernah untung Rp 10 juta dari panen udang. 

Tapi semenjak ada virus udang dan kondisi tambak tidak memungkinkan, saya tidak berani lagi budidaya udang," ujarnya. (Medanbisnis/ck05)

Foto: ANGKAT BUBU - ASRIZAL (42) mengangkat bubu kepiting dari dalam tambaknya, ditemani datok penghulu desa Meurandeh, Musliadi yang mengukur kedalaman tambak secara manual dengan ranting kayu, Selasa (13/5). Tambak mengalami pendangkalan dengan kedalaman saat ini hanya berkisar 50-60 cm saja. (medanbisnis/ck05)