M.Hendra Vramenia | STC KARANG BARU | Seratusan massa yang menamakan dirinya Forum Masyarakat Peduli Pemilu (FM-PP) melakukan aksi unjuk...
M.Hendra Vramenia | STC
KARANG BARU | Seratusan massa yang menamakan dirinya Forum Masyarakat Peduli Pemilu (FM-PP) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) dan Kantor pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Aceh Tamiang Rabu 23 April 2014.
Pantauan Suara Tamiang, massa yang datang dengan mengendarai roda dua ini awalnya menuju kantor KIP, di kompleks perkantoran Pemda Jalan Ir H Juanda Karang Baru sekitar pukul 12.30 WIB dan mendapatkan pengawalan ketat dari personel kepolisian Polres setempat.
Selanjutnya puluhan massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ini melakukan orasi tepat di pelataran kantor KIP dengan menggunakan sound sistem yang sudah dipersiapkan dalam mobil pick-up untuk orasi sambil terus dikawal dengan barisan polisi yang berjaga di depan pintu masuk.
Kordinator aksi Alfin Naysri dalam orasinya mengatakan bahwa pemilu yang baru saja berlangsung untuk memilih dewan perwakilan Rakyat di kabupaten itu adalah kegagalan pendewasaan demokrasi, karena masih banyak pelanggaran pemilu, dimulai dari pelanggaran administrasi dan pelanggaran pidana yang secara fulgar dan terang-terangan dilakukan oleh Partai Politik dan calon legislatif.
Bukan itu saja, katanya indikasi pelanggaran juga dilakukan oleh penyelenggara pemilu yaitu KIP sampai PPS. Belum lagi persoalan intimidasi, pelanggaran alat peraga kampanye, dan kasus politik uang.
Panwaslu yang mengawasi penyelenggaraan pemilu juga terkesan tidak serius mengawasi setiap pelanggaran.
Maka untuk itu Forum Masyarakat Peduli Pemilu (FM-PP) menganggap, jika bawaslu tidak merespon dan penindakan berbagai pelanggaran tersebut maka hasil pemilu di Aceh Tamiang patut dipertanyakan.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10:00 Wib sampai pukul 13:00 wib siang tersebut dijaga oleh puluhan aparat kepolisian dari Mapolres Tamiang. Setelah melakukan orasi selama 30 menit, massa coba merangsek masuk kantor tersebut. Berhubung Ketua dan seluruh Komisioner KIP sedang tidak berada di tempat, akhirnya massa hanya menemui Kepala Sekretariat KIP Aceh Tamiang, Syamsuri SE.
Syamsuri di hadapan puluhan massa FMPP berjanji akan menyampaikan orasi tuntutan massa kepada Komisioner KIP setempat untuk diproses sesuai prosedur dan aturan KPU yang telah ditetapkan.
"Saat ini seluruh komisioner KIP sedang berada di Banda Aceh menghadiri pleno rekapitulasi tingkat kabupaten/kota di kantor KIP provinsi.
Sepulangnya Ketua dan anggota KIP dari provinsi kita akan tindaklanjuti inti dari aksi demo ini," katanya.
Setelah puas mendengarkan tanggapan dari Kepala Sekretariat KIP, massa bergerak melanjutkan aksinya ke kantor Panwaslu Aceh Tamiang yang berjarak sekitar 1,5 kilometer. Kondisi serupa terjadi dikantor Panwaslu tersebut.
Massa juga tidak berhasil menemui Ketua Pengawas Pemilu dan seluruh komisionernya. Namun, massa terus meneriakan yel-yel "hidup masyarakat-hidup masyarakat, mati KIP, mati Panwaslu dan matilah para caleg money politics" (***)
Foto: Demo(M.Hendra Vramenia | STC)
KARANG BARU | Seratusan massa yang menamakan dirinya Forum Masyarakat Peduli Pemilu (FM-PP) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) dan Kantor pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Aceh Tamiang Rabu 23 April 2014.
Pantauan Suara Tamiang, massa yang datang dengan mengendarai roda dua ini awalnya menuju kantor KIP, di kompleks perkantoran Pemda Jalan Ir H Juanda Karang Baru sekitar pukul 12.30 WIB dan mendapatkan pengawalan ketat dari personel kepolisian Polres setempat.
Selanjutnya puluhan massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ini melakukan orasi tepat di pelataran kantor KIP dengan menggunakan sound sistem yang sudah dipersiapkan dalam mobil pick-up untuk orasi sambil terus dikawal dengan barisan polisi yang berjaga di depan pintu masuk.
Kordinator aksi Alfin Naysri dalam orasinya mengatakan bahwa pemilu yang baru saja berlangsung untuk memilih dewan perwakilan Rakyat di kabupaten itu adalah kegagalan pendewasaan demokrasi, karena masih banyak pelanggaran pemilu, dimulai dari pelanggaran administrasi dan pelanggaran pidana yang secara fulgar dan terang-terangan dilakukan oleh Partai Politik dan calon legislatif.
Bukan itu saja, katanya indikasi pelanggaran juga dilakukan oleh penyelenggara pemilu yaitu KIP sampai PPS. Belum lagi persoalan intimidasi, pelanggaran alat peraga kampanye, dan kasus politik uang.
Panwaslu yang mengawasi penyelenggaraan pemilu juga terkesan tidak serius mengawasi setiap pelanggaran.
Maka untuk itu Forum Masyarakat Peduli Pemilu (FM-PP) menganggap, jika bawaslu tidak merespon dan penindakan berbagai pelanggaran tersebut maka hasil pemilu di Aceh Tamiang patut dipertanyakan.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10:00 Wib sampai pukul 13:00 wib siang tersebut dijaga oleh puluhan aparat kepolisian dari Mapolres Tamiang. Setelah melakukan orasi selama 30 menit, massa coba merangsek masuk kantor tersebut. Berhubung Ketua dan seluruh Komisioner KIP sedang tidak berada di tempat, akhirnya massa hanya menemui Kepala Sekretariat KIP Aceh Tamiang, Syamsuri SE.
Syamsuri di hadapan puluhan massa FMPP berjanji akan menyampaikan orasi tuntutan massa kepada Komisioner KIP setempat untuk diproses sesuai prosedur dan aturan KPU yang telah ditetapkan.
"Saat ini seluruh komisioner KIP sedang berada di Banda Aceh menghadiri pleno rekapitulasi tingkat kabupaten/kota di kantor KIP provinsi.
Sepulangnya Ketua dan anggota KIP dari provinsi kita akan tindaklanjuti inti dari aksi demo ini," katanya.
Setelah puas mendengarkan tanggapan dari Kepala Sekretariat KIP, massa bergerak melanjutkan aksinya ke kantor Panwaslu Aceh Tamiang yang berjarak sekitar 1,5 kilometer. Kondisi serupa terjadi dikantor Panwaslu tersebut.
Massa juga tidak berhasil menemui Ketua Pengawas Pemilu dan seluruh komisionernya. Namun, massa terus meneriakan yel-yel "hidup masyarakat-hidup masyarakat, mati KIP, mati Panwaslu dan matilah para caleg money politics" (***)
Foto: Demo(M.Hendra Vramenia | STC)