SIGLI | STC - Massa yang merupakan simpatisan Partai Aceh (PA) dari Kemukiman Bintang Hoe, Kecamatan Batee, Pidie, Kamis (24/4) sekira puk...
SIGLI | STC - Massa yang merupakan simpatisan Partai Aceh (PA) dari Kemukiman Bintang Hoe, Kecamatan Batee, Pidie, Kamis (24/4) sekira pukul 16.30 WIB merusak Kantor PA Kemukiman Bintang Hoe.
Amuk massa itu dipicu oleh rasa kecewa karena calon anggota legislatif (caleg) dari Batee yang perolehan suaranya lebih banyak dibanding caleg lainnya dari daerah pemilihan (dapil) yang sama, tapi tidak terpilih sebagai anggota DPRK Pidie.
Selain mengobrak-abrik kantor PA yang terletak di Pasar Keude Batee, massa juga membakar tenda di depan kantor tersebut, termasuk satu sepeda motor, satu becak mesin, dan satu unit mesin pompa air (dap).
Saat mengobrak-abrik isi kantor PA, massa juga menghancurkan sebuah komputer dan televisi 32 inci merek TCL.
Mahmud Manaf (57), warga Genteng, Kecamatan Batee yang ikut di antara massa itu kepada Serambi, Kamis (24/4) petang mengatakan, masyarakat Batee sangat kecewa karena Tgk Jailani tak memperoleh kursi di DPRK Pidie.
“Padahal, awalnya dijanjikan di Kecamatan Batee dua caleg DPRK akan menduduki kursi dewan tahun ini,” kata Mahmud. Ia dan kawan-kawan sengaja berdelegasi dari Kemukiman Bintang Hoe Batee ke kantor PA, ingin menanyakan kenapa Tgk Jailani, caleg PA untuk DPRK yang merupakan putra Batee gagal memperoleh kursi di DPRK Pidie.
Padahal, Tgk Jailani memperoleh suara 1.700 lebih, sedangkan Keuchik Lah yang hanya kebagian 750 suara justru memperoleh kursi DPRK.
“Suara Keuchiek Lah ternyata telah digelembungkan menjadi 2.200,” kata lelaki berbadan tinggi besar itu. Dalam rangka mempertanyakan hal itulah mereka ramai-ramai mendatangi Kantor PA Batee. Didominasi kaum muda, sebagian mereka membawa senjata tajam dan mengusung bendera PA.
Sesampai di kantor itu massa mendapati beberapa orang sedang berada di dalamnya. Namun, mereka langsung melarikan diri begitu melihat massa tiba dalam jumlah besar. Karena orang yang hendak ditemui lari, massa pun emosi.
Akibatnya, tenda, satu sepmor, dan becak mesin yang berada di depan Kantor PA Batee itu menjadi sasaran amuk massa. Mereka bakar seluruhnya.
Tak puas hanya membakar, massa pun masuk ke dalam kantor untuk merusak perlekapan kantor seperti komputer dan televisi. Bahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran yang hendak memadamkan api sempat dihadang massa beberapa menit.
Tapi setelah polisi datang, massa pun membiarkan mobil pemadam itu menyirami api yang membakar tenda dan sepeda motor. Pergerakan massa itu ternyata tak berakhir sampai di Kantor PA Batee.
Sekitar pukul 16.30 WIB, mereka naik dua mobil pikap dan puluhan sepeda motor berkonvoi menuju Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PA di Keunirei yang terletak di pinggir jalan nasional Pidie-Banda Aceh.
Sesampai di kantor tersebut massa berupaya menerobos pintu. Tapi polisi bersenjata laras panjang lebih cepat mengantisipasi. Mereka berhasil menghadang massa dengan memagari halaman depan kantor PA dengan petugas bersenjata.
Massa terpaksa bertahan di luar dengan posisi mengepung kantor tersebut. Pantauan Serambi hingga pukul 21.30 WIB tadi malam, massa yang mengusung bendera PA itu masih bertahan di halaman Kantor DPW PA di Keunirei, Kecamatan Pidie.
“Kami menuntut kepada petinggi PA agar Teungku Jailani bisa memperoleh kursi di DPRK Pidie tahun ini. Kalau tidak, kami tetap bertahan di Kantor DPW PA di Keunirei,” kata Mahmud Manaf, salah satu pemrotes.
Kapolres Pidie, AKBP Sunarya SIK yang ditemui Serambi di Kantor DPW PA mengatakan, pihaknya telah menempatkan personel polisi bersenjata laras panjang untuk mengawal kantor karena massa memilih bertahan di luar kantor.
“Ini kita lakukan untuk menghindari supaya tidak terjadi tindakan anarkis,” kata Kapolres Sunarya, didamping Kabag Ops Kompol Nazaruddin MM.
Saat pemantauan ulang dilakukan Serambi pukul 22.00 WIB tadi malam, ternyata massa sudah meninggalkan Kantor DPW PA Pidie. Begitupun, beberapa polisi masih berjaga-jaga di tempat itu. (Serambinews/naz)
Foto: Massa merusak kantor Partai Aceh (PA) terletak di Pasar Keude Batee, Pidie(Serambinews)
Amuk massa itu dipicu oleh rasa kecewa karena calon anggota legislatif (caleg) dari Batee yang perolehan suaranya lebih banyak dibanding caleg lainnya dari daerah pemilihan (dapil) yang sama, tapi tidak terpilih sebagai anggota DPRK Pidie.
Selain mengobrak-abrik kantor PA yang terletak di Pasar Keude Batee, massa juga membakar tenda di depan kantor tersebut, termasuk satu sepeda motor, satu becak mesin, dan satu unit mesin pompa air (dap).
Saat mengobrak-abrik isi kantor PA, massa juga menghancurkan sebuah komputer dan televisi 32 inci merek TCL.
Mahmud Manaf (57), warga Genteng, Kecamatan Batee yang ikut di antara massa itu kepada Serambi, Kamis (24/4) petang mengatakan, masyarakat Batee sangat kecewa karena Tgk Jailani tak memperoleh kursi di DPRK Pidie.
“Padahal, awalnya dijanjikan di Kecamatan Batee dua caleg DPRK akan menduduki kursi dewan tahun ini,” kata Mahmud. Ia dan kawan-kawan sengaja berdelegasi dari Kemukiman Bintang Hoe Batee ke kantor PA, ingin menanyakan kenapa Tgk Jailani, caleg PA untuk DPRK yang merupakan putra Batee gagal memperoleh kursi di DPRK Pidie.
Padahal, Tgk Jailani memperoleh suara 1.700 lebih, sedangkan Keuchik Lah yang hanya kebagian 750 suara justru memperoleh kursi DPRK.
“Suara Keuchiek Lah ternyata telah digelembungkan menjadi 2.200,” kata lelaki berbadan tinggi besar itu. Dalam rangka mempertanyakan hal itulah mereka ramai-ramai mendatangi Kantor PA Batee. Didominasi kaum muda, sebagian mereka membawa senjata tajam dan mengusung bendera PA.
Sesampai di kantor itu massa mendapati beberapa orang sedang berada di dalamnya. Namun, mereka langsung melarikan diri begitu melihat massa tiba dalam jumlah besar. Karena orang yang hendak ditemui lari, massa pun emosi.
Akibatnya, tenda, satu sepmor, dan becak mesin yang berada di depan Kantor PA Batee itu menjadi sasaran amuk massa. Mereka bakar seluruhnya.
Tak puas hanya membakar, massa pun masuk ke dalam kantor untuk merusak perlekapan kantor seperti komputer dan televisi. Bahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran yang hendak memadamkan api sempat dihadang massa beberapa menit.
Tapi setelah polisi datang, massa pun membiarkan mobil pemadam itu menyirami api yang membakar tenda dan sepeda motor. Pergerakan massa itu ternyata tak berakhir sampai di Kantor PA Batee.
Sekitar pukul 16.30 WIB, mereka naik dua mobil pikap dan puluhan sepeda motor berkonvoi menuju Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PA di Keunirei yang terletak di pinggir jalan nasional Pidie-Banda Aceh.
Sesampai di kantor tersebut massa berupaya menerobos pintu. Tapi polisi bersenjata laras panjang lebih cepat mengantisipasi. Mereka berhasil menghadang massa dengan memagari halaman depan kantor PA dengan petugas bersenjata.
Massa terpaksa bertahan di luar dengan posisi mengepung kantor tersebut. Pantauan Serambi hingga pukul 21.30 WIB tadi malam, massa yang mengusung bendera PA itu masih bertahan di halaman Kantor DPW PA di Keunirei, Kecamatan Pidie.
“Kami menuntut kepada petinggi PA agar Teungku Jailani bisa memperoleh kursi di DPRK Pidie tahun ini. Kalau tidak, kami tetap bertahan di Kantor DPW PA di Keunirei,” kata Mahmud Manaf, salah satu pemrotes.
Kapolres Pidie, AKBP Sunarya SIK yang ditemui Serambi di Kantor DPW PA mengatakan, pihaknya telah menempatkan personel polisi bersenjata laras panjang untuk mengawal kantor karena massa memilih bertahan di luar kantor.
“Ini kita lakukan untuk menghindari supaya tidak terjadi tindakan anarkis,” kata Kapolres Sunarya, didamping Kabag Ops Kompol Nazaruddin MM.
Saat pemantauan ulang dilakukan Serambi pukul 22.00 WIB tadi malam, ternyata massa sudah meninggalkan Kantor DPW PA Pidie. Begitupun, beberapa polisi masih berjaga-jaga di tempat itu. (Serambinews/naz)
Foto: Massa merusak kantor Partai Aceh (PA) terletak di Pasar Keude Batee, Pidie(Serambinews)