M. Hendra Vramenia | STC Rantau - Sebanyak 90 Ha Tanaman Kedelai yang tersebar di empat kelompok tani di Kampung Jamur Jelatang Kecam...
M. Hendra Vramenia | STC
Rantau - Sebanyak 90 Ha Tanaman Kedelai yang tersebar di empat kelompok tani di Kampung Jamur Jelatang Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang terserang Hama Ulat Grayak. Hal tersebut disampaikan oleh Rinto Ketua Kelompok Tani Cinta Tani kepada wartawan.
"Serangan hama ulat Grayak sudah terjadi hampir sekitar dua minggu ini,saat tanaman kedelai sudah mencapai usia 45 hari dan hama ulat ini menyerang daun tanaman kedelai, hingga perkembangan tanaman tidak sempurna," ujar Rinto.
Lebih lanjut Rinto mengatakan hama ulat tersebut sangat meresahkan petani,dan berharap ada tindakan khusus dari dinas terkait sehingga hama ulat ini dapat teratasin sehingga petani tidak gagal panen.
"Kedelai yang dia tanam merupakan bantuan dari pemerintah melalui Program Perluasan Areal Tanama Kedelai (PAT) yang bersumber dari Dana APBN . Dalam paket bantuan tersebut,terdapat bantuan Insektisida tapi insektisida yang di berikan tidak cukup untuk mengatasin hama ulat grayak yang sangat luar biasa ini",ujar Rinto.
Koordinator Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman Kabupaten Aceh Tamiang Rachmansyah,SP yang di konfirmasi wartawan via seluler untuk di minta tanggapannya mengatakan hama ulat Grayak (Spodoptera Litura F) yang menyerang tanaman kedelai disebabkan oleh perubahan iklim yang tidak menentu. Kupu-kupu penyebar hama itu dengan mudahnya meletakkan telur di daun-daun kedelai dan tumbuh.
"Saat ini petugas kami sudah turun kelapangan berdasarkan laporan dari petani dan pengendalian ulat Grayak harus mengunakan konsep pengendalian Hama Terpadu(PHT) dan masih mengandalkan insektisida yang diamplikasi secara berjadwal pada tanaman berumur 20-65 hari " ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang Muhammad Yunus,SP.MM melalui Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Fatimah Hanum SP kepada wartawan mengatakan sudah menerima laporan tentang serangan hama ulat gayak itu. Pihaknya berupaya mengurangi intensitas serangan dengan memberikan bantuan insektisida.
"Pengunaan Insektisida yang ada di dalam paket bantuan harus sesuai dengan anjuran yang telah di berikan,dan berharap petani juga dapat membeli obat sendiri secara swadaya,jika bantuan Insektisida yang di berikan tidak mencukupin"jelas Fatimah Hanum. (***)
Foto : Petani dari Kelompok Cinta Tani Kampung Jamur Jelatang menunjukkan hama ulat grayak yang menyerang tanaman kedelai (M. Hendra Vramenia/STC)
Rantau - Sebanyak 90 Ha Tanaman Kedelai yang tersebar di empat kelompok tani di Kampung Jamur Jelatang Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang terserang Hama Ulat Grayak. Hal tersebut disampaikan oleh Rinto Ketua Kelompok Tani Cinta Tani kepada wartawan.
"Serangan hama ulat Grayak sudah terjadi hampir sekitar dua minggu ini,saat tanaman kedelai sudah mencapai usia 45 hari dan hama ulat ini menyerang daun tanaman kedelai, hingga perkembangan tanaman tidak sempurna," ujar Rinto.
Lebih lanjut Rinto mengatakan hama ulat tersebut sangat meresahkan petani,dan berharap ada tindakan khusus dari dinas terkait sehingga hama ulat ini dapat teratasin sehingga petani tidak gagal panen.
"Kedelai yang dia tanam merupakan bantuan dari pemerintah melalui Program Perluasan Areal Tanama Kedelai (PAT) yang bersumber dari Dana APBN . Dalam paket bantuan tersebut,terdapat bantuan Insektisida tapi insektisida yang di berikan tidak cukup untuk mengatasin hama ulat grayak yang sangat luar biasa ini",ujar Rinto.
Koordinator Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman Kabupaten Aceh Tamiang Rachmansyah,SP yang di konfirmasi wartawan via seluler untuk di minta tanggapannya mengatakan hama ulat Grayak (Spodoptera Litura F) yang menyerang tanaman kedelai disebabkan oleh perubahan iklim yang tidak menentu. Kupu-kupu penyebar hama itu dengan mudahnya meletakkan telur di daun-daun kedelai dan tumbuh.
"Saat ini petugas kami sudah turun kelapangan berdasarkan laporan dari petani dan pengendalian ulat Grayak harus mengunakan konsep pengendalian Hama Terpadu(PHT) dan masih mengandalkan insektisida yang diamplikasi secara berjadwal pada tanaman berumur 20-65 hari " ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang Muhammad Yunus,SP.MM melalui Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Fatimah Hanum SP kepada wartawan mengatakan sudah menerima laporan tentang serangan hama ulat gayak itu. Pihaknya berupaya mengurangi intensitas serangan dengan memberikan bantuan insektisida.
"Pengunaan Insektisida yang ada di dalam paket bantuan harus sesuai dengan anjuran yang telah di berikan,dan berharap petani juga dapat membeli obat sendiri secara swadaya,jika bantuan Insektisida yang di berikan tidak mencukupin"jelas Fatimah Hanum. (***)
Foto : Petani dari Kelompok Cinta Tani Kampung Jamur Jelatang menunjukkan hama ulat grayak yang menyerang tanaman kedelai (M. Hendra Vramenia/STC)