HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hampir Semua dari 46 Peluru Menghunjam Tubuh Korban

ACEH SELATAN | STC - KEMATIAN Faisal (40), caleg DPRK Aceh Selatan dari Partai Nasional Aceh (PNA) bukan saja menyisakan duka mendalam ba...

ACEH SELATAN | STC - KEMATIAN Faisal (40), caleg DPRK Aceh Selatan dari Partai Nasional Aceh (PNA) bukan saja menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat tetapi juga tragis karena hampir semua dari 46 peluru yang ditembakkan pelaku menghunjam tubuh korban. 

Pemberondongan yang terjadi di kawasan Gunong Seumancang, Desa Ladang Tuha, Keucamatan Meukek, Aceh Selatan, Minggu malam, 2 Maret 2014 sekitar pukul 21.00 WIB tersebut membuat korban tewas mengenaskan di lokasi kejadian. 

Beberapa jam pascakejadian, berkembang isu bahwa pelaku sudah tertangkap. Namun informasi tersebut dibantah oleh Kapolres Aceh Selatan, AKBP Sigit Jatmiko SH SIK yang dikonfirmasi via telpon selularnya, Senin kemarin. 

“Belum tertangkap, ini saya baru pulang dari olah TKP lanjutan, sebab semalam belum maksimal,” kata AKPB Sigit. Ditanyai jumlah peluru yang mengenai korban, Kapolres Aceh Selatan mengatakan hampir menyeluruh peluru yang dimuntahkan pelaku mengenai tubuh korban. 

“Merata dari jumlah 46 peluru. Ada yang bersarang di dalam badan, ada yang mengenai bagian kepala,” ungkap AKPB Sigit Jatmiko. Kesaksian masyarakat menyebutkan, pelaku mampu membuat suara tembakan seolah-olah terjadi kontak tembak antara dua kelompok bersenjata. 

“Bunyi tembakan seperti ada serangan balasan. Setelah satu kali rentetan panjang, terhenti beberapa saat, kemudian kembali seperti tembakan balasan,” kata warga yang saat kejadian itu berada di sebuah warung berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian, yakni di turunan kawasan Gonong Seumancang, Desa Ladang Tuha, Keucamatan Meukek, tepatnya di perbatasan Meukek-Labuhan Haji. Menurut warga, saat kejadian listrik padam. Tiba-tiba sekitar pukul 20.45 WIB terdengar suara tembakan pertama sebanyak tiga kali disusul rentetan hingga puluhan kali. 

“Saya mengira ada baku tembak dengan teroris. Saya tak berani ke luar rumah,” kata warga tersebut. Beberapa saat pascakejadian, muncul belasan mobil dari arah Meukek ke Blangpidie. Para sopir yang ditanya warga mengaku tidak tahu ada kejadian apa namun mereka mengaku melihat ada mobil terbalik di tikungan gunung (Gunong Seumancang). 

Sebelum terjadinya insiden penembakan tersebut, ternyata sejumlah atribut kampanye PNA seperti baliho, spanduk, bendera yang terpasang di daerah pemilihan Sawang–Meukek didapati rusak. Keluarga korban mengaku tidak ada ancaman, baik via sms maupun secara fisik kepada korban. 

“Yang ada cuma itu, yaitu pengrusakan atribut kampanye milik korban. Kami sempat mengingatkan Faisal agar hati-hati,” kata seorang anggota keluarga korban. 

Seorang simpatisan PNA mengatakan, ketika dilaporkan soal pengrusakan atribut kampanye tersebut, Faisal terlihat tenang-tenang saja sambil meminta agar tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. 

“Kami dilarang mengganggu atau merusak atribut kampanye atau bendera partai lain,” kata seorang simpatisan PNA di Desa Ujong Kareung, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, yang merupakan kampung asal korban. 

Pantauan Minggu (2/3) malam, usai diautopsi di RSUD dr Yuliddin Away (RSUD-YA) Tapaktuan, sekira pukul 24.00 WIB jenazah korban dibawa pulang ke rumah orang tuanya di Dusun Ujong Gunong, Desa Ujong Kareung, Kecamatan Sawang. 

Kemudian pada Senin pagi kemarin, sekira pukul 08.00 WIB, jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya di Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, Kabupaten Abdya dan dikebumikan di pemakaman umum lokasi PPI Ujong Serangga. 

Jenazah Faisal tiba di Desa Padang Baru sekira pukul 10.00 WIB disambut tangis dan duka mendalam pihak keluarga. Masyarakat semakin tak mampu membendung tangis ketika melihat anak-anak almarhum yang masih sangat kecil-kecil, yaitu satu putra dan putri, masing-masing Veni (5 tahun), Alfi (3 tahun), dan Dinda yang baru berumur beberapa bulan. 

Istri almarhum bernama Ena (25) tampak sangat terpukul dengan musibah itu. “Almarhum Faisal dulu pernah menjabat Ketua Pemuda Desa Ujong Kareung. Beliau mampu merangkul pemuda sehingga sangat kompak,” kata seorang warga Ujong Kareung di rumah duka di Desa Padang Baru. 

Jenazah caleg PNA Aceh Selatan tersebut dishalatkan di Masjid Pancasila Desa Padang Baru diimami oleh Drs Tgk Hasyimi Hasan, imam masjid setempat. Sedangkan tausiah disampaikan M Slamet SAg. Berbagai kalangan mengutuk aksi kekerasan bersenjata yang terjadi di Aceh akhir-akhir ini, termasuk yang menimpa caleg PNA dari PNA di Aceh Selatan, Minggu (2/3) malam. 

Pernyataan mengutuk juga disuarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aceh. Ketua IMM Aceh, Arif Pribadi meminta pihak keamanan di Aceh untuk bersikap serius mengusut kasus tersebut. 

Menurutnya, selama ini pihak keamanan di Aceh masih takut dalam melakukan penindakan kasus kekerasan politik, khususnya terhadap partai lokal. 

“Kenapa kalau partai nasional yang kena langsung Mabes Polri yang tangani, apa karena polisi di Aceh merasa tidak enak atau takut,” demikian pernyataan IMM Aceh. (Serambinews/tz/nun/hs)

Foto: Serambinews