HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dituduh Berzina Perangkat Desa Prupuk Usir Darmawati Satu Keluarga

SYAWALUDDIN |STC Karang Baru | Gara-gara dituduh berzina dan buka lapak judi, Darmawati (45) diusir satu keluarga dari Desa P...

SYAWALUDDIN |STC



Karang Baru | Gara-gara dituduh berzina dan buka lapak judi, Darmawati (45) diusir satu keluarga dari Desa Prupuk Kecamatan Bandar Pusaka, oleh perangkat desa. Jumat pagi dua hari lalu. Kini ibu empat anak tersebut mengalami penderitaan yang berkepanjangan dan menanggung malu.



Padahal tuduhan warga tersebut sangat tidak alibi dan beralasan, mengingat Darmawati tidak pernah melakukan apapun, seperti yang dituduhkan ke keluarga mereka. Apalacur, semua sudah berlalu dan kehidupan mereka hari ini, menumpang di rumah-rumah keluarganya.



Anehnya para perangkat desa dan warga setempat, mengusir paksa mereka dari desa tersebut, karena dituduh telah melakukan perzinahan dan membuka usaha perjudian dikediamannya. Vonis belum berjalan, tapi mereka—keluarga Darmawati—sudah menerima hukuman sepihak dari perangkat desa.



“Ibu saya dituduh oleh para perangkat desa dan warga telah melakukan perzinahan dengan mantan ayah saya—Rusli Ahmad. Tidak hanya itu, kami juga dituduh telah membuka usaha perjudian. Mereka—perangkat desa dan warga—kini mengusir kami dari desa. Padahal ibu dan sekeluarga tidak pernah melakukan apa yang mereka tuduhkan itu”. Tegas anak Darmawati; Mariana (23) kepada STC.



Lebih jauh dimengutarakan, tindakan mereka kepada keluarga Darmawati sangat tidak manusiawi. Selain diusir dari desa, mereka juga mendapatkan ancaman pembakaran rumah, serta mendapatkan perlakuan kasar dari perangkat desa dan warga setempat.



Masih Mariana, tuduhan perangkat desa dan warga setempat yang tidak mendasar tanpa ada didasari oleh fakta itu, kini sangat menyayat batin Mariana dan keluarganya. Sebab, tindakan yang mereka terima, sedikitpun tidak mencerminkan rasa kemanusiaan dan keadilan. Hal itu terbukti pengusiran terhadap keluarga Mariana, tanpa menempuh jalur musyawarah desa, sehingga hak – hak keluarga Mariana untuk menyampaikan pembelaannya terabaikan.



“Tudingan perangkat desa dan warga berawal dari ditangkapnya abang kandung saya yang menjadi agen togel. Dan kasusunya telah ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Jadi, yang membuat kami tidak terima atas tuduhan tersebut, mengapa dikaitkan dengan usaha warung kopi ibu kami, yang tuding sebagai markas perjudian, sehingga perangkat desa dan warga menutup paksa warung ibu milik kami”, katanya.



Ironisnya perangkat desa dengan tega merampas gubuk derita milik Darmawati, dengan alasan adanya hutang piutang dengan warga setempat, padahal bila mereka tidak diusir, tentu keluarga Darmawati sedikit demi sedkit bisa melunasi hutang dengan warga setempat.



Lebih lanjut dikatakan Mariana, pada saat pengusiran itu, salah seorang perangkat desa memberikan uang lima ratus ribu untuk biaya pindah, sementara tanah dan rumah disita dan diserahkan kepada warga yang terkait hutang piutang tersebut.



“Yang jelas, dari semua peristiwa yang kami alami itu, kami sudah pernah melapor ke Pos Polisi Babo. Pada waktu itu, di pos polisi disambut oleh petugas yang bernama Marin yang menganjurkan melakukan perdamaian di desa. Namun upaya itu sia – sia, karena perangkat desa langsung memvonis kesalahan kami, yang berujung dengan pengusiran terhadap keluarga kami,” terang Mariana.



Dengan tidak adanya mendapatkan keadilan di desa itu, Mariana bersama keluarganya akan menempuh jalur hukum untuk mendapatkan sebuah keadilan, karena tindakan dan perlakuan para perangkat desa dan warga terhadap mereka, dinilai telah melampuai batas serta tidak manusiawi.



“Ini jelas ada persengkokolan antara perangkat desa dengan orang yang memprovokasi agar kami sekeluarga pindah dari Perupuk. Dan saya meminta kepada Bupati selaku atasan perangkat desa, segara turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian kepada Kapolres Aceh Tamiang, diminta segera memproses perangkat desa dan warga yang melakukan tindakan semena-mena keluarga saya,” ujar Mariana mengharapkan. (***)

Foto : ilustrasi (merdeka.com)