SERUWAY | STC - Sekitar 80 keluarga di Desa Kampung Baru, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, mengalami krisis air bersih akibat kemarau yan...
SERUWAY | STC - Sekitar 80 keluarga di Desa Kampung Baru, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, mengalami krisis air bersih akibat kemarau yang terjadi dua bulan terakhir.
Hal tersebut menyebabkan mayoritas warga desa terpaksa memanfaatkan air dari parit yang berada di sekitar rumah untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus (MCK).
Hasil pengamatan wartawan, kemarin, akibat tidak pernah turun hujan di daerah itu, sejumlah sumur gali milik warga ikut mengering. Sementara sumur bor yang dibangun di kawasan rumah ibadah (mesjid) airnya kuning berkarat dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Di sisi lain, puluhan hektare lahan pesawahan kering kerontang dan tumbuhan padi harus hidup dalam kondisi tanah sawah yang retak-retak.
Di bagian lain, para petani terpantau mengairi lahan sawah mereka menggunakan mesin pompa yang airnya diambil dari Sungai Tamiang.
Marlina (33), salah seorang warga Kampung Baru saat ditanyai terkait krisis air bersih itu mengatakan, musim kemarau sudah berlangsung sejak awal tahun 2014.
Sumur-sumur yang kerap dipergunakan untuk memenuhi air sehari-hari kering, jadi mereka terpaksa menggunakan air parit untuk cuci piring, mandi dan lainya.
"Air parit di sini tetap ada, karena bila pasang air laut, air sungai meluap ke parit-parit ini," ujar Marlina. Sementara untuk kebutuhan masak dan minum, ia terpaksa membeli air bersih dari agen pengecer dengan harga Rp 6.000/jerigen.
Menurutnya, jaringan PDAM memang sudah masuk ke kawasan mereka, tetapi terputus sampai Desa Gelung. Sejah ini belum ada tindak lanjut pemasangan pipa air sampai Kampung Baru.
"Kami berharap pihak PDAM dapat memasang jaringan air bersih untuk kampung kami," kata Marlina yang diamini sejumlah warga lain. Direktur PDAM Tirta Tamiang Hery saat dikonfirmasi mengatakan, instalasi mesin jaringan air kapasitas 20 liter/detik sudah dibangun di Kecamatan Seruway, tapi pipanya yang belum terpasang karena terbentur anggaran.
"Sejauh ini suplai air dari PDAM hanya mampu meng-cover pusat kecamatan Seruway dengan jumlah pelanggan sekitar puluhan KK saja," ujarnya. (Medanbisnis.05)
Foto: Medanbisnis
Hal tersebut menyebabkan mayoritas warga desa terpaksa memanfaatkan air dari parit yang berada di sekitar rumah untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus (MCK).
Hasil pengamatan wartawan, kemarin, akibat tidak pernah turun hujan di daerah itu, sejumlah sumur gali milik warga ikut mengering. Sementara sumur bor yang dibangun di kawasan rumah ibadah (mesjid) airnya kuning berkarat dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Di sisi lain, puluhan hektare lahan pesawahan kering kerontang dan tumbuhan padi harus hidup dalam kondisi tanah sawah yang retak-retak.
Di bagian lain, para petani terpantau mengairi lahan sawah mereka menggunakan mesin pompa yang airnya diambil dari Sungai Tamiang.
Marlina (33), salah seorang warga Kampung Baru saat ditanyai terkait krisis air bersih itu mengatakan, musim kemarau sudah berlangsung sejak awal tahun 2014.
Sumur-sumur yang kerap dipergunakan untuk memenuhi air sehari-hari kering, jadi mereka terpaksa menggunakan air parit untuk cuci piring, mandi dan lainya.
"Air parit di sini tetap ada, karena bila pasang air laut, air sungai meluap ke parit-parit ini," ujar Marlina. Sementara untuk kebutuhan masak dan minum, ia terpaksa membeli air bersih dari agen pengecer dengan harga Rp 6.000/jerigen.
Menurutnya, jaringan PDAM memang sudah masuk ke kawasan mereka, tetapi terputus sampai Desa Gelung. Sejah ini belum ada tindak lanjut pemasangan pipa air sampai Kampung Baru.
"Kami berharap pihak PDAM dapat memasang jaringan air bersih untuk kampung kami," kata Marlina yang diamini sejumlah warga lain. Direktur PDAM Tirta Tamiang Hery saat dikonfirmasi mengatakan, instalasi mesin jaringan air kapasitas 20 liter/detik sudah dibangun di Kecamatan Seruway, tapi pipanya yang belum terpasang karena terbentur anggaran.
"Sejauh ini suplai air dari PDAM hanya mampu meng-cover pusat kecamatan Seruway dengan jumlah pelanggan sekitar puluhan KK saja," ujarnya. (Medanbisnis.05)
Foto: Medanbisnis