HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Belasan Hektare Sawah di Aceh Tamiang Kekeringan

MANYAK PAYED | STC - Akibat dilanda kemarau panjang dalam satu bulan terakhir, sejumlah lahan sawah milik petani di Desa Bukit Panjang 1 ...

MANYAK PAYED | STC - Akibat dilanda kemarau panjang dalam satu bulan terakhir, sejumlah lahan sawah milik petani di Desa Bukit Panjang 1 Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, mengalami kekeringan. 

Selain pengaruh tidak adanya hujan, air parit yang menjadi andalan petani untuk mengairi sawah pun ikut kering pascadinormalisasi, karena tidak adanya pintu air untuk membendung air.

Akibat pasokan air kurang, tanah sawah mulai retak-retak dan sebagian besar rumpun padi kerdil dan gersang. "Pertumbuhannya tidak normal seperti biasa," kata Syarizal (33), seorang petani Bukit Panjang 1.Menurut Izal, cuaca kemarau sudah berlangsung sekitar satu bulan. 

Selama kemarau, sejumlah petani terpaksa membendung saluran air untuk dialirkan ke sawah mereka menggunakan mesin. Selain kekeringan, penyakit padi jenis patah leher juga terjadi di pesawahan. 

Saat ini penyakit padi jenis patah leher ini belum bisa diatasai oleh petani."Tumbuhan yang terserang biasanya mengalami bulir padi gabuk (kosong)," katanya. 

Painah, salah seorang petani asal Desa Seunebok Baru yang bercocok tanam di Desa Bukit Panjang 1, juga mengatakan sawahnya yang berada di hulu ikut kering setelah dilanda kemarau panjang.

"Saya khuwatir panen kali ini akan terganggu, karena saat padi mulai buah musim kemarau datang. Sawah di bagian hulu yang lebih dulu kering daripada di hilir," ujarnya.

Samsul Bahri, tokoh masyarakat setempat baru-baru ini mengatakan, bila cuaca kemarau air parit tentunya juga ikut kering karena tidak ada irigasi yang mengontrol sumber air. 

Salah satu upaya, pemerintah daerah khususnya dinas terkait supaya dapat membangun pintu saluran air untuk stok bila musim kemarau tiba.

Sementara Rudiyanto (31), warga Desa Alue Lhok, Kecamatan Karang Baru, kepada MedanBisnis juga melaporkan bendungan irigasi yang mengaliri persawahan petani di desanya jebol. 

Selain irigasi amblas, pria anak dua ini mengaku dalam sebulan terakhir di desanya juga tidak pernah turun hujan.Sementara dump irigasi yang jebol sudah berlangsung selama dua tahun. 

Dampaknya, belasan hektare lahan sawah acapkali kekeringan pada musim turun sawah."Selama enam musim turun sawah, petani selalu kekurangan pasokan air akibat dump irigasi jebol. 

Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda irigasi tersebut akan diperbaiki oleh pihak terkait," ucap Rudi.Warga Dusun Karma Bakti, Desa Alue Lhok lama ini juga menuturkan, awalnya bangunan dump irigasi dibangun oleh dinas PU kabupaten, namun kondisinya saat ini sudah usang dan rusak dimakan usia. 

"Pertumbuhan padi jadi tidak bagus, mungkin efeknya hasil panen akan menurun drastis," ujarnya.Sekretaris HKTI Aceh Tamiang Jabat Sumbadha AR SP mengungkapkan, unsur yang vital bagi pertanian salah satunya adalah air. 

Dalam usaha pertanian tanaman pangan seperti padi, ketersediaan air adalah prasarana yang sangat penting dari masa vegetatif hingga masa generatif.

Menurutnya, apabila terjadi kekurangan air, maka fase tersebut akan terganggu, seperti misalnya pembentukan bagian tanaman hingga pengisian bulir akan terjadi gangguan sehingga bulir padi akan banyak yang kosong dan bobotnya berkurang.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Tamiang M Yunus SP melalui Kabid Bina Usaha Tani dan Pengembangan Lahan Drs Mustafa saat dihubungi mengatakan, kekeringan terjadi tidak hanya di Tamiang, tapi juga terjadi di daerah lain karena pengaruh cuaca.Dia meminta petani bersabar, memanfaatkan sumber air yang ada dari sumur maupun sungai dan parit. 

"Petani diharap bisa memanfaatkan sumber air yang ada menggunakan mesin pompa air atau sejenisnya demi keberlangsungan tanaman padi di sawah masing-masing," kata Mustafa.

Sedangkan Kabid Pengairan pada Dinas PU Aceh Tamiang Albitar mengatakan, pihaknya akan mengecek usulan yang masuk terkait dump irigasi yang sudah rusak di Desa Alue Lhok. 

"Saya belum tahu usulan pembangunan irigasi sudah masuk atau belum, tapi akan kita cek dulu," ujarnya. (Medanbisnis/05)

Foto: Medanbisnis