HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Alwi si Ringan Tulang, Inspirasi dari Banda Aceh

ACEH TAMIANG | STC - Perawakannya kecil, jalannya sedikit pincang, suaranya ngebas, gerakannya gesit, ringan tulang alias suka membantu o...

ACEH TAMIANG | STC - Perawakannya kecil, jalannya sedikit pincang, suaranya ngebas, gerakannya gesit, ringan tulang alias suka membantu orang dan orangnya peramah. 

Demikian kesan kuat yang saya tangkap dari sosok Alwi, petugas kebersihan di pasar malam simpang kantor bupati Aceh Tamiang selama dua jam nongkrong di simpang itu beberapa waktu lalu.

Jamaknya yang kita ketahui, petugas kebersihan itu baru bekerja sebelum dan atau setelah selesai sebuah keramaian pada satu tempat acara. Namun, tidak demikian dengan Alwi. 

Dia tetap berada di lokasi itu sejak sebelum dimulai hingga selesai pasar malam; pukul 5 sore hingga pukul 9 malam. Bahkan, bila malam minggu tiba, seperti saat saya kongkow-kongkow di sana, Alwi baru pulang menjelang tengah malam. 

Hal serupa dilakukannya pada malam-malam libur kantor atau sekolah. Alwi juga merangkap sebagai security dan tukang parkir. Sesekali, Alwi membantu pengunjung menjalankan mobil atau motor beremote control yang mereka sewa untuk anak mereka. 

Terkadang, dia membantu menaikkan pengunjung ke atas bendi atau delman. Di waktu yang lain, tak sungkan-sungkan dia membantu pengunjung dengan memanggul barang bawan mereka. 

Para pedagang di pasar malam itu pun mengakui kebaikan budi Alwi. Dengan senang hati Alwi membantu membelikan bahan baku dagangan mereka yang kehabisan ke toko grosir di seberang jalan. Sering juga dia, tanpa diminta pemilik stand, merapikan kembali susunan kursi dan meja yang baru ditinggal pulang penggunanya. 

"Kalau tempat duduknya selalu rapi, kan orang senang duduk-duduk berehat di sini. Saya juga nggak betah melihat barang-barang yang tidak beraturan," ujar lelaki berumur 48 tahun ini dengan raut wajah polos sembari menyeka butir-butir keringat yang mengucur dari wajah tirusnya. Alwi tidak mematok harga dari setiap jasa yang dilakukannya. 

Dia menerima berapa saja uang yang diberikan pengguna jasanya. Bahkan sering juga dia tak sempat mengambil uang yang telah diulurkan pengunjung kepadanya karena ada pengunjung lain yang meminta bantuannya. 

Saat malam beranjak larut dan pengunjung mulai sepi, Alwi baru mulai membersihkan kembali arena pasar malam itu. Sapu lidi yang digunakannya pun tak bergagang, hanya terikat tali. Karenanya dia menyapu dengan cara membungkuk. 

Tentu hal itu tidak mudah. Namun Alwi sentiasa melakukannya dengan hati gembira. Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, para pedagang di pasar malam itu satu persatu membawa pulang gerobak dagangan mereka. 

Tak sedikit dari mereka yang meminta bantuan Alwi menyeberangkan tempat usaha mereka melewati jalan lintas timur yang semakin malam semakin ramai dilalui kendaraan dari arah Banda Aceh menuju Medan atau pun sebaliknya. 

Pukul 23.45 WIB, saya mengajak Alwi menikmati teh tarik sembari ngobrol lepas di trotoar yang membelakangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Aceh Tamiang yang memang bersebelahan dengan kantor bupati daerah tersebut. 

Dari obrolan santai itu saya mengetahui mata kiri Alwi terserang karatak sejak 20 tahun silam. Setelah beberapa kali dia konsultasi ke dokter direkomendasikan agar Alwi mengoperasi matanya. 

Karena ketiadaan biaya, Alwi urung melakukan rekomendasi tersebut. Hal lainnya, setelah sekian tahun berkeluarga, Alwi dan istrinya Ratna (35), belum juga mendapatkan momongan pelipur lara penerus nasab. Sehari-hari istrinya berprofesi sebagai tukang cuci. 

Penghasilan mereka berdua masih di bawah biaya hidup standar di daerah perbatasan Aceh dan Sumatera Utara itu. Usai obroral santi, singkat tapi inspiratif itu, saya mendapatkan pelajaran berharga dari sosok Alwi bahwa seberat apapun pekerjaan bila dilakukan dengan hati gembira akan ringan terasa. 

Selain itu, tak usah risau dengan apa yang tak ada dalam genggaman seperti halnya tak perlu merisaukan apa yang ada di tangan orang. Terima kasih, Pak Alwi. (Liputan6.com/kw)

Foto: ALWI/ Liputan6.com