HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Konflik PA-PNA Dilapor ke Kapolri

ilustrasi (pena-aceh.org) BANDA ACEH | STC - Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi melaporkan kepada Kapolri, Jenderal Polisi Sutarma...

ilustrasi (pena-aceh.org)
BANDA ACEH | STC - Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi melaporkan kepada Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman tentang potensi konflik yang rawan terjadi antara kubu Partai Aceh (PA) dengan Partai Nasional Aceh ( PNA). Pasalnya, pengurus dan pendukung kedua partai lokal (parlok) ini sama-sama mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang masih memiliki kekuatan dan basis pendukung di Aceh.

Kapolda menyampaikan hal itu saat memberi sambutan di Aula Mapolda Aceh menerima kunjungan kerja (kunker) Kapolri dan rombongan ke Mapolda Aceh di Banda Aceh, Rabu (15/1). Selain Kapolri dan rombongan, pejabat utama Polda Aceh dan para Kapolres se-Aceh juga hadir dalam acara tersebut.  

“Bapak Kapolri, dapat kami laporkan bahwa potensi konflik di Aceh, selain masih ada sisa senjata api ilegal, juga ada tiga partai lokal di Aceh yang dua di antaranya cukup rawan menimbulkan konflik, yaitu PA dengan PNA. Sebagian pengurus atau caleg, maupun pendukung dari kedua partai ini sama-sama mantan kombatan,” lapor Kapolda.

Namun, kata Kapolda, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Aceh hingga kini masih aman, meski ada gangguan-gangguan. Untuk menghindari konflik, terutama antarkedua kubu ini, Kapolda menegaskan bahwa sejak sekarang jajaran Polda Aceh telah melakukan pencegahan dan memroses sesuai aturan jika ada laporan pelanggaran. Kemudian, jajaran Polda Aceh sudah memetakan daerah-daerah rawan konflik untuk memudahkan pengamanan menjelang pemilihan, saat pemilu legislatif 9 April 2014 nanti, bahkan sesudahnya hingga para caleg terpilih dilantik. 

Pola pengamanan ketika hari ‘H’ nanti di daerah kategori aman, kata Kapolda, tentunya berbeda dengan daerah kategori rawan I dan II.

Di daerah kategori aman, dua polisi ditugaskan menjaga empat tempat pemungutan suara (TPS) yang dibantu petugas perlindungan masyarakat (Linmas), di daerah kategori rawan I, dua polisi menjaga dua TPS yang dibantu delapan petugas Linmas, sedangkan di daerah kategori rawan II, dua polisi akan menjaga satu TPS yang dibantu empat petugas Linmas.

Adapun TPS se-Aceh, kata Kapolda, berjumlah 10.086 TPS dengan jumlah warga terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) 3.329.328 dari 5.015.234 penduduk Aceh. Sedangkan personel Polri yang dikerahkan untuk pengamanan, baik untuk pemilu legislatif maupun pemilu presiden nanti adalah 9 ribu lebih atau 2/3 dari jumlah personel polisi jajaran Polda Aceh sebanyak 13 ribu lebih.

Kemudian, seusai Kapolda melapor, giliran Kapolri memberi arahan. Namun, apa yang disampaikan Kapolda sudah dijawab Sutarman saat jenderal bintang satu ini diwawancara wartawan sebelum menyampaikan arahan resmi kemarin.

Menurutnya, tidak ada pengamanan khusus terkait pemilu di Aceh yang berbeda dengan provinsi lain, meski di Aceh kali ini ada tiga parlok yang berhak ikut pileg.

“Polda Aceh sudah siap untuk pengamanan pemilu ini dengan kekuatan 2/3 personel dibantu TNI, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait. Namun, jika nanti diperlukan personel tambahan di Aceh, maka kita juga sudah siap siaga dengan kekuatan tambahan yang memback-up. Persoalan di Aceh masih ada senpi ilegal, Pak Kapolda sebagai mbah-nya intel saya rasa paling mengerti menangani ini dengan meningkatkan sosialisasi agar senpi-senpi ini dikembalikan,” ujar Kapolri.

Menurutnya, salah satu tujuan kedatangannya ke Aceh adalah untuk melihat kesiapan personel menghadapi pemilu 2014, termasuk ingin mengetahui kesiapan Pemerintah Aceh bekerja sama dengan Polri dan TNI dalam menyukseskan pemilu nanti.

Kapolri dan rombongan tiba di Gedung Mapolda Aceh sekitar pukul 10.15 WIB, dari depan pintu gerbang Mapolda ia berjalan kaki didampingi Kapolda.

Kedatangan Sutarman untuk pertama kali sejak menjabat Kapolri ini disambut personel mulai dari bintara hingga Wakapolda Aceh, Brigjen Pol Husein Hamidi.

Agenda pertama Kapolri kemarin adalah menandatangani enam prasasti di lobi Mapolda Aceh. Keenam prasasti yang diteken sebagai tanda sudah bisa digunakan itu adalah rumah susun sederhana (Rusuna) Polda Aceh di Lamteumen, Banda Aceh, Mapolres Aceh Jaya, dan empat Gedung Satuan Administrasi Penerbitan SIM (Satpas), masing-masing di Polres Aceh Jaya, Polres Aceh Besar, Polres Gayo Lues, dan Polres Aceh Tenggara.

Kemudian, seusai memberi arahan kepada seluruh personel dan shalat Zuhur berjamaah, Kapolri meninggalkan Mapolda Aceh dan diantar menuju Bandara Sultan Internasional (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar untuk kembali ke Jakarta. (sal/serambinews)