Foto : medanbisnis ACEH TAMIANG - Perayaan tahun baru Imlek 2565 tanggal 30 Januari merupakan momen meraup keuntungan bagi pembuat atau ...
Foto : medanbisnis |
Selain kue keranjang, berbagai jenis kue lain dibuatnya seperti kue kampit, nenas, bangkit, kacang dan lainnya, dipasarkan hingga ke luar daerah seperti Medan, Pekanbaru, Batam hingga Jjakarta bahkan luar negeri seperti Malaysia, Hongkong dan Singapura.
Evi yang menekuni usaha pembuatan kue meneruskan usaha kakeknya, mengatakan order meningkat karena dia sudah mempunyai banyak pelanggan tetap. Apalagi dia tetap menjaga citarasa, dengan menghadirkan kue yang rasanya enak dan wanginya menggoda.
"Yang jelas, semuanya tanpa menggunakan bahan pengawet atau bahan yang membahayakan kesehatan," ujar Evi.
Khusus untuk membuat kue keranjang, Evi menggunakan tambahan tenaga kerja untuk mengolah adonan yang jumlahnya ribuan kilogram. Kue keranjang dicetat dengan ukuran atau berat bervariasi, mulai dari 0,33 kg hingga 1 kg, seharga Rp 28.000/kg. Evi mengaku dari setiap kilogram kue keranjang dia memperoleh keuntungan Rp 10.000.
Sementara jenis kue kampit, dia memproduksi sekitar 200 kilogram dengan harga Rp 170.000/kg. Jenis-jenis kue lain juga rata-rata diproduksi ratusan kilogram.
Evi sedikit memberi resep agar usaha pembuatan kue tetap dipercaya konsumen. Dia selalu mengedepankan mutu terutama menjaga porsi setiap bahan campuran tanpa mengurangi atau menggantinya dengan bahan lain. Serta menjaga keseimbangan dalam memasak, dengan selalu mengontrol air dalam kukusan dan api tetap dalam kondisi normal.
"Untuk membuat kue keranjang, harus sebersih mungkin, bahkan butiran gula saja tidak dibenarkan tercampur dalam adoanan, apalagi bercampur bahan cair seperti minyak . Suasana tenang juga membuat hasil kue menjadi lebih bagus. Kue keranjang buatan saya dipastikan halal dikonsumsi siapa saja," ungkapnya. (medanbisnis)