MAKASAR | STC - Produksi film dokumenter panjang, “Pasukan Ramang” sempat terhenti karena alasan klasik : pembiayaan. Proses pengambilan...
MAKASAR | STC - Produksi film dokumenter panjang, “Pasukan Ramang”
sempat terhenti karena alasan klasik : pembiayaan. Proses pengambilan gambar
baru dilakukan sekitar 20% dengan berlokasi di Makassar dan Barru [sekitar 153
km dari Makassar]. “Kendalanya klasik : faktor biaya. Karena kami bergerak
secara independen, tidak didukung LSM sebagaimana sejumlah film dokumenter,
disini murni berjalan karena dukungan para sahabat, “ jelas Ichwan Persada yang
menjadi produser eksekutif dari film ini.
Namun Ichwan berjanji melanjutkan produksi di tahun
ini dengan sejumlah pendekatan baru. “Idealnya kami memang membutuhkan biaya
produksi sekitar 300 juta rupiah. Namun melihat kondisi yang ada, kami mencoba
melakukan sedikit penyesuaian. Dan rasanya dengan tambahan biaya 80 – 100 juta
rupiah, produksi bisa kami lanjutkan kembali. Sekarang kami bergiat kembali
mencari Co-Executive Producer dengan visi yang sama dan ikhlas membantu
produksi film ini, “ tambahnya.
Produser film “La Tahzan” dan “Cinta/Mati” ini juga
menyesal karena tak bisa mewujudkan keinginannya membawa Pak Anwar Ramang [anak
dari Ramang] melakukan napak tilas di Olympic Park, Melbourne, yang jadi tempat
sang ayah membela bangsa di Olimpiade Melbourne 1956. “Untungnya memang kami
sudah mengambil cukup banyak stock shot dari almarhum, diantaranya di Lapangan
Karebosi. Disana beliau berkeluh kesah dan menangis di depan kamera, “ kata
Ichwan dengan raut wajah sedih. Anwar Ramang meninggal dunia pada 8 Juni 2013
lalu.