HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Warga Aceh Temukan Pedang VOC

Foto: Serambinews BANDA ACEH | STC - Perburuan koin emas di Kuala Krueng Geudong, Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh (bu...

Foto: Serambinews
BANDA ACEH | STC - Perburuan koin emas di Kuala Krueng Geudong, Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh (bukan Kuala Krueng Doy, Gampong Merduati sebagaimana tertulis sebelumnya) terus berlanjut meski sudah ada larangan. 

Pada hari ketiga kemarin suasana semakin heboh dengan ditemukannya sepasang pedang bercap VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie/persekutuan dagang bentukan Belanda pada tahun 1602). 

Seperti diberitakan, sejak Senin siang, 11 November 2013, masyarakat Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh dihebohkan penemuan koin emas (dirham) dalam jumlah besar di aliran sungai dalam wilayah Gampong Pande. 

Informasi itu tidak sebatas isapan jempol tetapi dilengkapi fakta berupa barang-barang berharga peninggalan masa lalu yang ditemukan oleh sejumlah warga. Maka, semakin berduyun-duyunlah warga dari berbagai kawasan untuk mengadu peruntungan ke aliran sungai yang selama ini menjadi lokasi usaha pencari tiram tersebut. 

Menurut informasi yang dihimpun sepasang pedang berbahan dasar besi (kuningan) dan bersepuh emas di beberapa bagian itu ditemukan pukul 15.10 WIB, Rabu (13/11) oleh seorang pemuda yang tidak diketahui identitasnya. 

Pedang sepanjang lebih kurang satu meter tersebut bertuliskan (bercap) ‘Shaver Cool VOC. Keuchik Gampo Pande, Amiruddin menceritakan, sekitar pukul 15.10 WIB kemarin warganya memergoki seorang pemuda menenteng goni berisi sesuatu. 

Ketika ditanyakan apa isi goni tersebut, si pemuda yang mengaku dari Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh tersebut menjawab isinya kayu. 

“Karena terlihat agak gugup, warga memeriksa isinya ternyata sepasang pedang. Si pemuda mengaku menemukan pedang tersebut di Kuala Krueng Geudong (tempat temuan koin emas),” kata Amiruddin. 

Menurut kesaksian warga Gampong Pande, pemuda tersebut bersama teman-temannya sudah terlihat menuju ke areal Krueng Geudong pada Selasa malam sekitar pukul 23.30 WIB. 

Sayangnya, setelah benda temuannya diamankan warga, sang pemuda langsung menghilang seperti orang ketakutan. 

Pedang VOC yang ditemukan warga di Kuala Krueng Geudong telah diamankan di Kantor Keuchik Gampong Pande setelah sempat diperlihatkan selama beberapa menit kepada masyarakat yang menyesaki kompleks kantor kepala desa tersebut. 

Pada bagian gagang pedang sepanjang masing-masing lebih kurang satu meter itu ada cap VOC. Pangkal gagangnya diyakini berlapis emas menyerupai kepala harimau dengan bilah motif bunga-bunga berwarna putih dengan sarung terbuat dari tembaga. Bagian dalam pedang itu, menurut kesaksian warga terbuat dari besi putih. 

“Warga saya melakukan tradisi peusijuek terhadap pedang ini sekaligus kami melaksanakan pengajian dan doa bersama agar terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan,” kata Keuchik Amirrudin. 

Amiruddin mengatakan, sejak heboh temuan keping emas di Kuala Krueng Geudong, tak seorang pun warganya yang ikut-ikutan memburu dirham peninggalan Kerajaan Aceh itu. 

Menurutnya, di areal temuan benda-benda kuno itu diyakini oleh warga sebagai kawasan keramat dan sakral karena banyak makam para raja dan keluarganya serta para ulama. Karenanya, kawasan tersebut menjadi tempat paling dilarang untuk dijamah. 

Namun, kondisi yang terjadi saat ini, kata Keuchik Gampong Pande, tempat tersebut telah diganggu kenyamanannya oleh ratusan warga yang khusus datang dari berbagai daerah di luar Banda Aceh, hanya untuk tujuan ‘memburu’ dirham yang telah terkubur ratusan tahun. 

“Kami sangat memprihatinkan kondisi ini. Orang-orang yang datang itu hanya mencari keuntungan tanpa memikirkan dampak yang nanti akan kami terima. 

Saya yakin, jika hal ini dibiarkan akan terjadi sesuatu di luar dugaan kita semua. Kami tidak akan tinggal diam menghadapi keadaan ini,” demikian Keuchik Amiruddin. 

VOC atau Vereenigde Oostindische Compagnie adalah Kongsi Perdagangan Hindia-Timur yang didirikan pada 20 Maret 1602. Organisasi ini adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. 

Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. 

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. 

VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara. Di kalangan orang Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. 

Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda. 

Bisa jadi, pedang yang ditemukan di Kuala Krueng Geudong, Gampong Pande adalah miliknya serdadu Belanda yang tertinggal atau barang bukti peperangan yang disita oleh pejuang Aceh tempo doeloe. ( Serambinews )