HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Terungkap, Yasser Arafat Mati Diracun

Yasser Arafat (mansettv.com) RAMALAH | STC – Misteri kematian Yasser Arafat terungkap. Hasil penyelidikan forensik Swiss atas kematia...

Yasser Arafat (mansettv.com)
RAMALAH | STC – Misteri kematian Yasser Arafat terungkap. Hasil penyelidikan forensik Swiss atas kematian Yasser Arafat tahun 2004 lalu telah rampung.

Hasil penelitian terbaru menyebutkan bahwa mantan pemimpin Palestina itu tewas akibat diracun zat kimia jenis Polonium yang mengandung radioaktif. Sebelumnya dinyatakan bahwa Arafat tewas karena diracun zat kimia langka, Thallium.

Hasil tersebut disampaikan oleh pakar radiofisika dari Univeritas Lausanne, Swiss, Francois Bachud. Bochud melakukan penelitian laboratorium di Swiss terhadap sampel biologis yang diambil dari benda-benda peninggalan mendiang Arafat.

Janda Arafat, Suha, menjelaskan hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa Yasser Arafat tewas diracun. “Kami mengungkapkan kejahatan yang nyata, ini pembunuhan politik,” kata Suha seperti dikutip dari Reuters yang mewawancarainya di Paris, Rabu 6 November 2013.

Suha menerima laporan hasil penyelidikan pembunuhan Arafat dari Lausanne University Hospital’s Institute. Penyelidikan itu dilakukan dengan mengambil sampel yang diambil dari kuburan Arafat di Kota Ramallah, Tepi Barat, saat makam itu dibuka November 2012 lalu.

Sekitar 60 sampel diambil dari jasad mendiang Arafat pada November tahun lalu untuk penyelidikan apakah mantan pemimpin Palestina itu telah diracun dengan polonium. Sampel-sampel itu dibagi antara para penyelidik Swiss dan Rusia, serta tim Prancis yang melakukan penyelidikan atas permintaan Suha.

Para ilmuwan Swiss menemukan tingkat polonium-210 yang mematikan di tubuh Arafat. Temuan ini mengonfirmasi investigasi sebelumnya yang mendeteksi jejak isotop pada barang pribadi Arafat.

Sebelumnya Suha, bersedia menyerahkan sejumlah benda peninggalan suaminya yang meninggal pada tahun 2004 lalu tersebut kepada rumah sakit militer Percy di Paris, Prancis. Benda tersebut diketahui berupa pakaian yang terakhir dikenakan Arafat, kemudian sikat gigi dan kaffiyeh yang sering dipakai almarhum semasa hidup. “Kesimpulannya yakni kami menemukan kandungan besar polonium dalam sampel-sampel tersebut,” jelas Bochud yang merupakan Kepala Institut Radiofisika di Universitas Lausanne kepada Al-Jazeera dan dikutip AFP, pada Rabu 4 Juli 2012 silam.

Kandungan polonium dalam batas tinggi tersebut, menurut Bochud, tidak wajar ditemukan pada pakaian ataupun benda-benda sehari-hari. Namun, Bochud menyatakan, diperlukan analisis lebih mendalam terhadap jasad Arafat jika ingin mengetahui lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi pada mantan pemimpin Palestina tersebut.

Secara terpisah, istri mendiang Arafat, Suha saat itu, sempat menyatakan niatnya untuk membongkar kembali makam Arafat di Ramallah, Tepi Barat. “Kita harus lanjut dan membongkar makam dan memeriksa jasad Yasser Arafat untuk mengungkapkan yang sebenarnya terjadi kepada seluruh umat muslim dan dunia Arab,” tutur Suha dalam sebuah tayangan dokumenter yang disiarkan Al-Jazeera beberapa waktu lalu.

Polonium yang merupakan zat kimia berbahaya ini, diketahui pernah digunakan untuk membunuh bekas mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pada tahun 2006 lalu. Kandungan polonium yang tinggi ditemukan pada minuman teh yang diminum Litvinenko di sebuah hotel di London, Inggris sebelum meninggal.

Arafat yang pernah memperoleh Nobel Perdamaian atas perjuangannya untuk Palestina selama hampir 4 dekade ini, meninggal dunia pada 11 November 2004 setelah menjalani perawatan beberapa minggu di rumah sakit. Arafat menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit militer Percy di Paris pada usia 75 tahun. Saat itu dikabarkan bahwa Arafat meninggal akibat penyakit misterius. Beredar spekulasi juga bahwa Arafat tewas diracun dan pihak Israel dituding sebagai dalang utama dibalik kematian Arafat. (kabar.net)