HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Seorang Wanita Warga Aceh Kesurupan, Minta Pedang Dikembalikan

Seorang Wanita Warga Aceh Kesurupan, Minta Pedang Dikembalikan Seorang wanita separuh baya kesurupan di kantor kepala desa Gampong Pa...

Seorang Wanita Warga Aceh Kesurupan, Minta Pedang Dikembalikan
Seorang wanita separuh baya kesurupan di kantor kepala desa Gampong Pande. Wanita tersebut meminta bertemu empat mata dengan Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal untuk membicarakan pengembalian pedang dan sejumlah koin emas yang diambil oleh warga dalam rawa tersebut.

"Kembalikan pedang dan emas yang sudah diambil, itu milik Abu Chik Dikandang, kembalikan di kuburan dia, atau segera ditepung tawari," kata wanita paruh baya yang kerasukan itu. Wanita tersebut terakhir diketahui namanya, Putroe Canden. Selama konflik, Putroe Canden biasa dipanggil dengan nama Mariati.

Menurut informasi yang berhasil merdeka.com himpun dari berbagaisumber. Putroe Canden keseharian sebagai pemulung dan pencari botol air mineral. Menurut kisah, ia merupakan keturunan pemilik barang-barang berharga di kawasan itu, yaitu keturunan Abu Chik Dikandang.

Putroe Canden juga terus mengatakan dalam kesurupan itu meminta segera dikembalikan. Bila tidak dikembalikan, bencana akan menimpa Aceh lebih besar lagi ke depan. "Kalau tidak dikembalikan, bencana akan datang lebih besar lagi," teriak Putreo Canden dalam bahasa Aceh kental.

Saat itu juga, Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djalam langsung menjumpai wanita tersebut. Akan tetapi, Putro Canden mengajak Illiza berbicara empat mata di rumahnya. "Saya mau berbicara empat mata dengan Ibu Illiza," ungkap Putore Canden.

Illiza pun langsung mengikuti keinginan Putroe Canden tersebut. Sampai berita ini diturunkan, merdeka.com belum memperoleh hasil dari pertemuan empat mata dengan Illiza.

Namun sebelumnya, Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan pada wartawan, penemuan barang kuno berupa pedang itu akan disimpan oleh Pemerintah Aceh sebagai cagar budaya Aceh. "Akan kita simpan dalam museum di Aceh," katanya singkat dan berlalu dari kerumunan wartawan. (mtf/merdeka.com)