Foto : martiana.wordpress.com SOEPARMIN | STC KARANG BARU | Sebanyak 77 ekor tukik spesies langka jenis tuntung laut (batagor borneoe...
Foto : martiana.wordpress.com |
KARANG BARU | Sebanyak 77 ekor tukik spesies langka jenis tuntung laut (batagor borneoensis) dilepas ke dihabitatnya. Pelepasliaran 77 tukik tuntung ke laut tersebut; dimaksud untuk melestarikan habitat tungtung yang sudah punah tersebu.
Pelapasliaran dilakukan diperairan sungai Tamiang, Kampung Gelung Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang kemarin.
Rata-rata Tukik tuntung laut saat dilepas, sudah berumur 7 bulan, merupakan hasil penetasan oleh Yayasan Satucita Lestari Indonesia bekerjasama dengan PT Pertamina EP Rantau. Mengingat populasi satwa yang dilindungi Undang Undang itu kini sudah diambang kepunahan.
Ketua Yayasan Satucita Lestari Indonesia, Yusriono; meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan satwa tuntung laut tersebut agar bisa berkembang biak secara optimal.
Diejalaskan, populasi tuntung laut yang berada dikawasan pesisir Kabupaten Aceh Tamiang, seperti di Kecamatan Bendahara, Kecamatan Seruway dan Kecamatan Manyak Payed, saat ini sudah sangat memprihatinkan. Bila tidak dilakukan upaya melestarikan keberadaan satwa langka tersebut akan punah.
Mengomentari tentang tuntung laut, Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Tamiang, Ir.H.Muhammad Zein ketika menyampaikan sambutannya menyebutkan, terjadinya dregadasi alam atau penurunan fungsi alam serta degradasi manusia yang memburu satwa tuntung laut beserta telurnya sebagai penyebab utama kepunahan.
“Aktifitas alih fungsi atau fungsi perubahan alam saat ini terus terjadi, hal itu penyebab penurunan kestabilan populasi tuntung laut. Apalagi pemburuan indukan tuntung sekaligus telurnya untuk kepentingan ekonomi serta konsumsi secara membabibuta tanpa memikirkan kelangsungan hidup tuntung secara berkesinambungan yang dilakukan manusia, jelas akan mempercepat kepunahannya”, papar Muhammad Zein.
Sementara itu, kepedulian PT Pertamina terhadap kelangsungan hidup satwa sebangsa penyu itu terbukti sangat luar biasa. Bukti itu diwujudkan oleh PT Pertamina Field Rantau melalui kerjasamanya dengan Yayasan Satucita Lestari.
Asisten Manager Health Safety Scurity and Environment (HSSE) PT Pertamina Field Rantau, Bukit Hari Laksono, mengatakan, PT Pertamina tetap berkomitmen untuk bekerjasama dengan Yayasan Satucita Lestari Indonesia, komitmen kerjasama tahap awal dalam pelestarian satwa lindung tuntung laut yang memiliki nama latin Batagur Borneoensis itu akan terjalin dan berlangsung selama lima tahun kedapan.
Pendiri Yayasan Satucita Lestari Indonesia sekaligus peneliti Tuntung Laut, Joko Guntoro, S.Sos menyatakan tekadnya, akan terus meningkatkan populasi tuntung di Aceh Tamiang dengan berbagai upaya.
“Tuntung Laut adalah spesies kura kura yang menempati urutan ke 25 yang paling terancam punah, dari 321 spesies kura kura ada didunia. Kami pihak Yayasan akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan populasi tuntung yang kini sangat kritis dengan upaya pelestarian ini”, tegas Joko. (***)