HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Warga Dua Desa di Manyak Payed Aceh Tamiang Butuh Jalan Aspal

Foto: Medanbisnis ACEH TAMIANG | STC -  Warga di dua desa yakni Seunebok Baro dan Bukit Panjang, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh...

Foto: Medanbisnis
ACEH TAMIANG | STC -  Warga di dua desa yakni Seunebok Baro dan Bukit Panjang, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang melalui dinas terkait mengaspal jalan masuk desa mereka yang acap rusak bila tiba musim penghujan.

Sebagaimana disampaikan Kepala Lorong Keluarga, Desa Seunebok Baro, Rahmad, Selasa (1/10), mereka merasa didiskriminasikan dari segi pembangunan infrastruktur.

“Di kawasan pedalaman, banyak desa yang sudah tersentuh aspal meski jalan tersebut bukan jalan yang dianggap akses vital. 

Diduga hanya karena ada oknum anggota dewan yang tinggal dan memiliki konstituen di sana, maka dapat dilakukan lobi sehingga dibangun infrastruktur yang memadai. 

Sementara di tempat kami tidak, jelas ini tidak adil," ketus Rahmad.Ia menyatakan, Bupati Aceh Tamiang harus lebih tanggap terkait pemerataan pembangunan di tingkat perdesaan. 

Apalagi, Desa Seunebok Baru letaknya di jalan lintas negara, tentu  merupakan bagian penting yang harus dipoles infrastrukturnya supaya terlihat jelas Aceh Tamiang sudah semakin maju pembangunan infrastruktur jalan desanya,” ucap Rahmad.

Sekarang, sambungnya, masyarakat sudah jenuh meminta pengaspalan jalan lewat jalur Musrenbang kecamatan, bahkan sudah berkali-kali membuat proposal  namun hasilnya nihil.

“Padahal panjang jalan hanya berkisar 800 meter dari jalan lintas sampai komplek afdeling PTPN1, namun dari jaman Jepang tidak pernah tersentuh pengerasan jalan apalagi diaspal," ujarnya.

Hal senada dikatakan Zainuddin (33), warga pondok Afdeling V Desa Bukit Panjang. Sejauh ini warga Bukit Panjang-Seunebok Baro sudah menempuh segala cara agar jalan diaspal.

"Selain pemerintah daerah, pihak PTPN1 mestinya juga merespon, karena saban hari jalan tersebut juga dilintasi truk pengangkut sawit dari Afdeling V dan VI Kebun Lama,” katanya.

Ditemui terpisah, mantan Datok Penghulu Bukit Panjang, Sridapat (57) mengatakan, kondisi jalan kian rusak bila diguyur hujan, selain tergenangi air ruas jalan menjadi sangat licin. 

Acapkali di titik bukit simpang tiga kondisinya sangat membahayakan bagi pengendara sepedamotor yang sering menjadi korban tergelincir. ( Medanbisnis )