HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dari Lebak, KPK Bongkar Ratu Atut Incorporation?

JAKARTA | STC - Hari Ulang Tahun ke-13 Provinsi Banten yang jatuh pada 4 Oktober 2013 ini mendapat kado tidak enak. Sang Gubernur, R...



JAKARTA | STC - Hari Ulang Tahun ke-13 Provinsi Banten yang jatuh pada 4 Oktober 2013 ini mendapat kado tidak enak. Sang Gubernur, Ratu Atut Chosiyah dicegah tangkal (cekal) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Pilkada Lebak, Banten. Akankah KPK menyasar berbagai tudingan yang selama ini mengarah kepada penguasa Banten dua periode itu?

Peringatan bersejarah provinsi Banten tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Sidang Paripurna Istimewa DPDR Provinsi Banten, Jumat (4/10/2013) dalam rangka peringatan hari ulang tahun Banten tidak dihadiri pucuk pimpinan Provinsi Banten. Hanya Wakil Gubenrur Rano Karno yang hadir dalam acara penting tersebut. Ketidakhadiran Atut, disebutkan Rano karena kondisi tubuhnya tidak fit.

Entahlah, ketidakhadiran Atut dalam momen penting provinsi Banten ada kaitannya dengan kasus yang menjerat adiknya Tubagus Chaeri Wardhana yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pilkada Lebak, Banten.

Calon Bupati Lebak, Banten, Iti Octavia Jayabaya mengatakan, ditetapkannya tersangka Tubagus Chaeri Wardana dalam kasus suap Pilkada Lebak diharapkan dapat membuka kotak pandora terhadap persoalan yang terjadi di Banten. "Kita berharap KPK bersikap tegas, kasus Lebak menjadi entry point," ujar Iti saat dihubungi INILAH.COM, Jumat (4/10/2013).

Menurut dia, Banten selama ini dikenal sebagai daerah kebal hukum. Aspirasi masyarakat dan mahasiswa terkait persoalan Banten seperti persoalan berbagai proyek, kata Iti, telah banyak dilaporkan namun menguap begitu saja. "Semoga ini awal mula kebangkitan Banten," tegas bekas aktivis HMI ini.

Sementara terpisah, Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi berharap KPK masuk dalam penyelidikan dana bansos dan hibah Pemda Provinsi Banten 2010-2011. "Pada 2010, realisasi dana bansos sebesar Rp51,4 miliar dari pagu anggaran yang disediakan sebesar Rp51,5 miliar. Sedangkan dana Hibah pada 2010, realisasi anggaran sebesar Rp92.4 miliar dari pagu anggaran yang disediakan Rp99,1 miliar," ujar Uchok

Sedangkan di 2011, tambah Uchok, realisasi dana bansos sebesar Rp78,2 miliar dari pagu anggaran yang disediakan Rp78,5 miliar. Sedangkan dana Hibah pada 2011 realisasi sebesar Rp349,7 miliar dari pagu anggaran yang disediakan Rp360,1 miliar.

Uchok menyebutkan, dana bansos dan hibah provinsi Banten tersebut menggunakan modus di antaranya tidak ada kriteria yang jelas siapa penerima dana sehingga banyak kebocoran dalam realisasinya. "Banyak penerima dana bansos tidak berbasis proposal dan sebanyak 29,67 persen tidak pernah menerima sesuai nilai pencairan yang ada di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah," tegasnya.

Pada 2011, Indonesia Corruption Watch (ICW) telah melaporkan dugaan korupsi penyaluran dana hibah dan bantuan sosial Prrovinsi Banten ke KPK yang sebesar Rp34,9 miliar. Diduga sebesar 30 persen dana tersebut diselewengkan dari seluruh dana hibah provinsi Banten dalam kurun waktu 2011 yang mencapai Rp391 miliar.

Selain persoalan hukum, Ratu Atut juga tak lepas tudingan pembentukan dinasti kekuasan keluarganya di provinsi Banten. Melalui garis ayahnya, almarhum Tb CHasan Sochib, gurita dinasti keluarga Atut menancap seantero Banten.

Tb Chasan Sochib melalui istri pertamanya Wasiah, memiliki anak Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten), Ratu Tatu Chasanah (Wakil Walikota Serang), dan Tb Chaeri Wardana (pengusaha/Ketua AMPG Banten), yang juga suami Airin Rachmi Diany, Walikota Tangerang Selatan.

Dari jalur Ratu Atut, suaminya Hikmat Tomet menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar. Anak kandung Ratu Atut Andika Harzumi tercatat sebagai anggota DPD RI yang akan maju menjadi caleg dari Partai Golkar dalam Pemilu 2014. Adapun istri Andika (menantu Ratu Atut) tercatat sebagai anggota DPRD Kota Serang.

Istri Chasan lainnya yakni Ratu Rafia memiliki dua anak yang juga berkiprah di lembaga publik yakni Tb Haerul Jaman sebagai Wakil Walikota Serang dan Ratu Lilis Karyawati (Ketua DPD II Partai Golkar Kota Serang). Suami dari Ratu Lilis ini, Aden Abdul Khaliq tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Banten.

Namun tudingan membangun dinasti di Banten dibantah Atut. Dalam sebuah kesempatan ia berdalih jabatan yang ia raih sebagai gubernur sebagai pencapaian kerja kerasnya. Hal yang sama dilakukan oleh keluarganya dalam meraih jabatan.

“Contohnya ibu, sebagai gubernur, pada 2006 ibu dipilih langsung secara demokratis oleh rakyat, lho. Ibu rasa, itu juga yang dialami keluarga ibu yang lain yang menjadi kepala daerah. Yang menjadikan keluarga ibu duduk di pemerintahan adalah rakyat, bukan ibu apalagi abah. Iya nggak?” kata Atut dalam sebuah kesempatan.

Akankah KPK akan mengungkap Ratu Atut Incorporation? Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menyebutkan pihaknya akan mendalami informasi kepada pihak-pihak terkait peran Atut. Pihaknya masih mendalami keterlibatan Atut. "Apakah ada keterkaitan langsung, itulah yang sedang didalami," tegas Adnan.