Foto: Ilustrasi-blogspot ACEH TAMIANG | STC Sedikitnya belasan ton padi yang sudah dipotong sejumlah petani di areal persawahan Dusun R...
Foto: Ilustrasi-blogspot |
Akibat peristiwa itu diperkirakan sejumlah petani mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.
Sebelumnya dilaporkan kawasan tersebut telah dilanda hujan deras selama sepekan berturut-turut menyebabkan petani kuwalahan mengutip hasil panennya.
Salah seorang petani setempat, Sulastri (60) mengaku padinya yang sudah dipotong di lahan seluas 14 rante ludes terendam air, menyebabkan sebagian padi petani daerah itu mengalami gabuk alias busuk.
"Ini tidak laku untuk dijual, kilang menolak kerena padi busuk, mungkin akan dikonsumsi sendiri," ucap Sulastri.Saat ini Sulastri dan dibantu kerabatnya mengaisi padi yang terendam tersebut untuk segerah dijemur.
Ditaksir sekitar 500 kilogram padi hasil panenya kali ini busuk dan tidak bisa dimanfaatkan.Petani lain, Yatiman mengatakan, seluas 5 rante lahan sawahnya juga ludes terendam.
"Rencananya padi akan digiling untuk kebutuhan pangan sehari-hari," keluhnya.Masih di lokasi yang sama, Wayen (21) terlihat sedang sibuk melangsir padi dari tengah sawah untuk dikumpul ke akses jalan, dengan menggunakan peralatan seadanya (polybag) ia pun menariknya bak perahu mengangkut padi di tengah sawa.
Menurut Wayen, ini hari ke-5 padi-padinya terendam, kondisi padi sudah banyak yang busuk bahkan sudah muncul kecamba dari bulir padi.
"Padi yang bagus kita jemur untuk selanjutnya dirontok dan yang busuk mungkin kita tinggal," ujarnya.Wayen yang saat itu diperbantukan oleh neneknya, Sajem (77) menyebutkan, air hujan yang merendam sawah tidak bisa mengalir kemana-mana, karena saluran parit saat ini tidak berfungsi akibat mengalami pendangkalan, ironi kedalamanya pun nyaris rata dengan permukaan sawah.
Hal senada di ungkapkan, Davit Fauzi (27) petani warga Dusun Rambutan, , saluran parit yang tidak normal menyebabkan sekitar 5 rante padi nya juga ikut menjadi korban terendam.
"Dari luas 15 rante sekitar 5 rante sawah saya terendam, karena lokasi areal 5 rante tersebut rendah dan berada diperbatasan parit," kata Davit.Dijelaskan, padinya yang sudah dipotong tidak sempat diangkut karena tidak ada pekerja yang mau dibayar dengan alasan musim hujan.
Ia pun terpaksa mengutipnya sendiri, bila padi bagus hasil panen bisa mencapai 2 ton dari lahan 15 rante miliknya, namun karena musibah ini mungkin penghasilan akan menurun.
"Biasanya hasil panen akan dijual separuh buat modal tanam kembali," ucap bapak 1 anak itu.Datok Penghulu Matang Ara Jawa, H Kusdi saat dihubungi membenarkan lokasi lahan sawah sering diterpa banjir, faktor saluran air salah satu pemicu.
Saat ini, datok yang baru dilantik satu bulan lalu itu sedang berupaya menghidupkan kembali saluran air agar lahan sawah tidak menjadi langganan banjir,"Semoga pihak terkait bisa membantu pembangunan parit beton yang diharapkan warga khususnya kaum petani," kata Datok di ujung selularnya. ( Medanbisnis )