Foto: Walik Mahmmud (partaiaceh) INDRA | STC ACEH TAMIANG | Dengan memperkuat kebersamaan menuju kedaulatan dan kemandirian masyarakat...
Foto: Walik Mahmmud (partaiaceh) |
ACEH TAMIANG | Dengan memperkuat kebersamaan menuju kedaulatan dan kemandirian masyarakat adat, seluruh rakyat Aceh berjuang untuk menjadikan daerah ini sebagai lokomotif dalam mewujudkan pembangunan ekonomi dan keadilan secara damai dan bermartabat.
“Kebebasan dan perdamaian adalah rahmat dan nikmat yang diberikan Allah kepada rakyat Aceh, kesemuanya adalah hasil jerih payah dari perjuangan semangat yang gigih, yang telah disumbangkan oleh seluruh pejuang perdamaian yang tidak boleh dilupakan begitu saja.
Begitu juga halnya korban gempa tsunami,” papar Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud, pada tausyiah di Musyawarah Besar (Mubes) IV Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh, Rabu (2/10) di SKB Karang Baru, Aceh Tamiang.
Dia mengatakan, rakyat Aceh harus menatap ke depan untuk meraih cita-cita para syuhada, dengan bersatu untuk membangun komunikasi, saling percaya, berbuat jujur, lapang dada serta saling menghargai, menghormati atas keragaman budaya.
“Manakala terjadi perselisihan antarsesama hendaknya kembali kepada musyawarah sebagaimana adat istiadat dan budaya tamadun Aceh secara turun temurun,” ujarnya.
Wali nanggroe mengingatkan, semua itu adalah tanggungjawab semua kalangan sebagai pemangku kepentingan ke depan, yaitu para pemimpin pemerintah,
wakil rakyat di parlemen, pemuka masyarakat/adat, akademisi, gerakan perempuan, penggerak LSM dan lain sebagainya.
Acara Mubes IV JKMA Aceh turut dihadiri Ketua DPRK Aceh Tamiang Ir Rusman, Kapolres Dicki Sondani, Ketua MPU Drs Ilyas Mustaawa, Kajari Kualasimpang, perwakilan dari Pengadilan Negeri Kualasimpang, sejumlah kepala SKPK dan tokoh masyarakat. (***)