Foto: Soeparmin | stc SOEPARMIN | STC ACEH TAMIANG | Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang dinilai hanya hobby membang...
Foto: Soeparmin | stc |
ACEH TAMIANG | Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang dinilai hanya hobby membangun proyek fisik bernilai ratusan juta Rupiah saja, namun untuk menindak lanjuti pemanfaatan dari pembangunan tersebut terkesan berat hati.
Buktinya, setelah pembangunan proyek fisik Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Kelompok Adil Makmur Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun selesai, kondisi bangunan serta pengelola dibiarkan merana tanpa ada proses lanjutan.
Kepada Suara Tamiang, pihak petani selaku pengelola UPR mengeluh atas sikap Dinas Perikanan dan Kelautan setempat yang tidak ambil peduli kepada mereka untuk mengembangkan budi daya ikan di kelompoknya.
“Pemerintah hanya memberikan sejumlah indukan ikan pasca pembanguan UPR selesai dibangun melalui anggaran DAK/APBK tahun 2009. Sedangkan teknisi dari Dinas hanya sebanyak 4 kali memberikan saran kepada kami.
Setelah itu terpaksa kami harus belajar secara otodidak dalam pengembangan budidaya ikan ini”papar Sekretaris UPR Adil Makmur I,Rasmajayak yang didampingi pengurus lainnya, Samsyuddin.
Dikatakannya, Indukan ikan yang diberikan Pemerintah saat itu merupakan indukan ikan kelengkapan paket pembangunan proyek UPR.Sementara saat menyatakan kepada pihak Dinas tentang tata cara pembiakan atau pemijahan serta keluhannya maupun kesulitannya, pihak Dinas hanya menyarankan dengan sebutan “coba dengan cara ini”, papar Samsyuddin kemarin di UPR yang dikelolanya.
Sebutan coba yang dianjurkan pihak Dinas kepada pengelola pembenihan menurut Samsuddin bukan bahasa mendidik, bahkan Samsuddin menilai pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Tamiang tidak lebih tau daripada pengelola UPR tentang pengembangbiakan ikan. Karena ungkap Samsuddin, makna kata coba berarti sama halnya dengan tidak tau.
Rasmajayak dan Samsyuddin juga merasa iri dengan kelompok lain yang selalu diberi berbagai bantuhan pada setiap anggaran APBK. Sedangkan kelompok Adil Makmur I hanya berjalan secara swadaya seraya meraba ilmu secara otodidak dalam melakukan pekerjaan pembiakan ikan.
Memang saat ini Samsyuddin merasa puas dengan hasil karyanya dalam mengembangkan indukan ikan gurami, yang kini sudah semakin banyak memiliki indukan ikan gurami, yakni 55 ekor indukan serta 137 ekor gurami calon indukan.Kini pihaknya masih membutuhkan ikan lele jantan.
Serta meminta Pemerintah dapat segera membangun lening semen kolam indukan gurami yang acap kali terjadi longsor, serta mesin air. Samsyuddin mengatakan, akibat tidak ada perhatian dari dinas terkait, pihaknya berjalan secara tertatih tatih dalam melaksanakan pengembangan budidaya ikan.
Selain menggunakan modal dari penjualan hasil kebunnya yang diperuntukkan di UPR, pihaknya juga menggunakan modal untuk pembelianpakan ikan dari penjualan benih ikan nila dan lainnya. (***)