Foto: Ilustrasi-blogspot BANDA ACEH | STC - Ada-ada saja kejadian di dunia pendidikan kita. Berita terbaru adalah heboh pembagian for...
Foto: Ilustrasi-blogspot |
Setidaknya sampai Rabu kemarin, baru siswa SMP 1 Sabang yang dilaporkan menerima kuesioner yang oleh sebagian kalangan dinilai tidak etis itu. Hingga tadi malam belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak-pihak yang terkait dengan kuesioner itu.
Semua nomor kontak yang coba dihubungi tidak tersambung.Namun, seorang Pengurus PWI Aceh yang berdomisili di Sabang, Riandi Army yang dihubungi tadi malam mengaku berhasil memintai konfirmasi sejumlah pejabat terkait pada Kamis (4/9) pagi hingga siang harinya.
“Ya, warga Sabang sedang dihebohkan dengan kuesiner itu,” kata Riandi yang duduk sebagai Wakil Ketua Seksi Hukum PWI Cabang Aceh. Informasi tentang form yang memuat pertanyaan tentang ukuran kelamin perempuan dan kelamin laki-laki--termasuk payudara--juga dikutip Tempo.co edisi Rabu 4 September 2013 berdasarkan pengakuan Lina, seorang wali siswa kelas VII SMP 1 Sabang. “Anak saya laki-laki, baru masuk SMP tahun ini.
Formulir itu disuruh kembalikan hari ini. Saya kaget ketika mengetahui ada kuesioner seperti itu, dan saya tidak mengizinkan anak saya mengisi bagian tersebut (data tentang ukuran kelamin,” kata Lina yang bertugas sebagai PNS di Pemko Sabang.
Menurut Lina, ada satu halaman kuesioner yang bergambar contoh payudara, kelamin perempuan, dan kelamin laki-laki. Masing-masing ada 4 nomor dari gambar tersebut, dari ukuran kecil hingga ukuran besar. Siswa disuruh melingkari salah satu nomor.Formulir kuesioner tersebut terdiri dari enam halaman.
Pada halaman pertama tertulis kata ‘Rahasia’ dan ‘Kuisioner Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Sekolah Lanjutan’. Ada juga pencantuman ‘Puskesmas....’ Data yang berhasil dihimpun Riandi Army, kuesioner tersebut rencananya akan dibagikan untuk semua sekolah di Sabang, namun segera dibatalkan setelah heboh di SMPN 1. Form itu sendiri disebut-sebut dibagikan ke sekolah oleh petugas dari Puskesmas Cot Bak U, Kecamatan Sukajaya.
“Saya sempat menanyakan hal itu kepada Sekretaris Dinas Kesehatan Sabang, Rajudin. Awalnya beliau mengaku tidak tahu tetapi setelah dicek ternyata benar.
Form itu dibagi oleh petugas puskesmas. Beliau tidak mau berkomentar banyak menyangkut hal itu,” kata Riandi. Menurut Riandi, dia juga berhasil menghubungi Kadisdik Sabang, Drs Misman yang juga mengakui adanya kuesioner tersebut beredar di SMPN 1 Sabang.
“Saya sudah cek ke sekolah, ternyata betul. Saya sudah berusaha telepon kepala Puskesmas, nggak bisa-bisa. Saya akan segera laporkan hal ini ke Pak Wali,” begitu pernyataan singkat Misman sebagaimana dikutip Riandi.
Heboh kuesioner data ukuran kelamin yang beredar di Sabang menyebar cepat hingga ke sekolah-sekolah di Banda Aceh. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Banda Aceh, Syaridin MPd mengingatkan kepala sekolah di jajarannya untuk tidak bekerjasama dan melayani lembaga-lembaga nonpendidikan manapun yang masuk ke sekolah tanpa sepengetahuan dinas.
Syaridin didampingi Sekretaris Disdikpora Banda Aceh, Drs Hasanuddin dan Kabid Program Muslim MT di sela-sela acara penutupan Expo Pendidikan Aceh 2013, Rabu (4/9) kemarin secara tegas mengatakan kuesioner semacam itu tidak tidak bisa dibenarkan.
“Ini jelas bertentangan dengan syariat dan adat istiadat masyarakat Aceh,” tegasnya. Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Anas M Adam yang ingin menkonfirmasi tentang kasus kuesioner bermasalah di salah satu SMP di Sabang gagal menghubungi Kedis Pendidikan Sabang.
“Hingga Rabu petang, nomor handphone yang saya hubungi tidak tersambung. Selain kepala dinas, saya juga coba hubungi staf. Namun, juga tidak tersambung,” kata Anas. ( Serambinews )