HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Leader Vs Retorika

Foto : ilustrasi (theshootingrange) SYAWALUDDIN | STC KARANG BARU | Baru saja Kulokmendai minta di belikan kopi uleekareng sashet sam...

Foto : ilustrasi (theshootingrange)
SYAWALUDDIN | STC

KARANG BARU | Baru saja Kulokmendai minta di belikan kopi uleekareng sashet sama Maemunah istri tercinta. Kopi sashet kan cuma seribu saja, mau ngopi di warkop kesayangannya tak punya uang, "terpaksalah ambee tahan ni selera, untung masih ada sisa belanja recehan sama maemunah, jadilah ambee ngopi siang ni ", kata Kulokmendai dalam hatinya.

Dari ruang dapur terdengar suara Maemunah bergumam, "bg apee abg dah denga, isu kalau pemerintah Aceh Tamiang ni mandul, dalam mengeluarkan kebijakan?...", jelas Maemunah. "Haa...apalagi tu yang awak denga, Mun", tanya kulok.

Maemunah dapat isu itu dari para ibu-ibu tetangga, yang suaminya adalah pejabat di Pemkab Atam. Ada pejabat yg curhat sama istrinya, dirinya takut terkena mutasi, karena ndak bisa kasih laporan Asal Bapak Senang (ABS).

"Lok...Lok...adeukah awak di rumah ni", si Kocek nongol tanpa diundang. "Alah datang pula orang gunung tu, dah tau ambeu nie cadeu duik peh datang juga", gumam nya. "Eee....enak lah tu kopi awak, berilah ambe dikiek", kata Kocek, tanpa ba..bi..bu...langsung saja Kocek nyeruput kopi Kulok. "Mantap beuna ni kopi, tau ajee awak Lok, kalau ambeu cadeu duik".

"Alaaaaah...awak nongol ajeu, dah tau ambeu ni cadeu duik, tapi tak apeu lah, Cek..awak adeu deunga apeu ha...tentang pemerintah kitee hari ni", tanya Kulok.

Kulok tanya hal itu terhadap Kocek, disamping dengar dari istrinya, Maemunah, di warung-warung kopi di kota ini sudah hampa masyarakatnya, terhadap keseriusan pemkab Atam,dalam membangun.  meski kritikan membangun sudah didengungkan dari sana sini.

Tapi sama sekali Kocek tak pernah mengikuti jalan nya pemerintahan. Apa dan bagaimana. Maklumlah Kocek kan tinggalnya jauh dari kota, kurang informasi. Cuma Kocek sedikit sok tau dan sok pintar. Padahal ndak tau apa-apa.

Dengan serta merta, Kulok bak seorang dosen, seraya  mimik dan tangannya diayun-ayun kan, mencoba menjelaskan ke Kocek. Menurut Kulok, orang nomor satu di pemkab Atam hari ini adalah bukan sosok seorang leader, tapi penuh dengan muslihat dan retorika.

"Bagaimana tidak Cek, aturan, juknis dan juklak sudah ada, rambu-rambu untuk tidak melanggaran aturan, juknis dan juklak dibuat  tapi untuk  dilanggar, ini kan sama artinya membangun Pemerintahan peodal dan abunawas", jelas Kulomendai.

Sepertinya Kocek tak mngerti apa yang dikatakan Kulok, "awak sok tau lah, kalau ambeu ni apalah Lok, cuma bisa mengatakan iya dan tidak, sebab ambeu tak faham".

Meski Kocek tak mengerti, Kulok tetap saja mengoceh terus. "Sekarang gini Lok, bagaimana Bupati bisa mengambil kebijakan, sementara dia sendiri berada dalam lingkaran yang bermasalah, Cek", katanya.

"Tapi ambe tak faham, apa betul seperti yang awak bilang tu Lok", "iya lah Cek, itu betul apa yang ambeu katakan Cek". Kulok melanjut pembicaraannya.

Kulokmendai ini kan kampiun, banyak kenalan, dari mulai birokrat, eksekutif, legislati, LSM dan elemen lainnya, wajar kalau dia banyak tau.

Termasuk juga di katakan ke Kocek, kepemilikan PT Sumber Asih, PT Bahari Lestari dan PT Tanjung Raya Bendahara, berdasarkan hasil Investigasi LembAHtari, ketiga PT dimaksuk semuanya bermasalah.

Tak hanya itu, acountable dan Akuntabilitas seorang bupati hari ini masih tanda tanya, benar atau tidak dia seorang leader atau sebalik seorang pemimpin.

Leader tau menempatkan sesuatu sesuai fungi pokoknya dan bisa menerima kritikan. Kalau pemimpin, peodal, absolut dan tidak tahan dikritik.

Atau sebaliknya, menjadi bupati ingin melegalkan perusahaannya yang tak legal, sampai-sampai merubah hutan lingdung mangrove dan hutan lainnya diwilayah hulu.$

"Itu Cek yang ambeu tak bisa terima, ini semua kan retorika saja, menutupi kesalahan untuk memuluskan tujuan, betul apa ndak Cek?", kata Kulok.

"Ck...ck...ck...betul ambeu te tau ni apeu yang awak bilang tu, Lok. Tau dari maneu awak, masalah politek tu Lok?. Kalau Bupati Hamdan Sati tu bagaimana Lok?".

"Jangan tinggal di gunung Cek, ke kotalah awak tu buat rumah, jadi biar awak bisa banyak belajar tentang muslihat. Iyah...Cek...Cek, dari tadi yang ambeu bicarakan siapeu?...tak nyambunglah awak tu Cek".

Kulokmendai terdiam sejenak, takut, kalau-kalau Kocek cerita sama orang lain, apa yg dibicarakannya tadi, walapun dia bicara memiliki data dari LembAHtari.

Padahal apa yang dibacarakan Kulok benar adanya, selain itu; 90 mutasi yang dilakukan Pemkab juga menimbulkan polemik, betapa tidak, dari 90 nama yg dimutasikan terselip salah seorang adalah terdakwa.

"Inikan artinya, apa yang dilakukan oleh Pemkab hari ini adalah kekenyolan belaka, dan sangat tak wajar dipertontonkan kepada rakyat. Torika...atau Leader?, piliha yang mana." Kata Kulok berdiplomasi. (***)