HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dinkes Atam Tekan Angka Penderita Gizi Buruk

SYAWALLUDDIN | STC KARANG BARU | Dinas Kesehatan (Dinkes)  Kabupaten Aceh Tamiang (Atam) di tahun 2013 ini menekan angka penderita gizi...

SYAWALLUDDIN | STC

KARANG BARU | Dinas Kesehatan (Dinkes)  Kabupaten Aceh Tamiang (Atam) di tahun 2013 ini menekan angka penderita gizi buruk, yang ditetapkan secara nasional sebagai kasus luar biasa (KLB).

Dinkes Atam pada semester pertama tahun 2013 berhasil menekan angka penderita giji buruk, tercatat ada 4 orang balita yang mengalami giji buruk terdiri dari 2 balita jenis kelamin laki-laki dan 2 jenis kelamin perempuan.

Angka itu  jauh menurun, jika dibandingkan  tahun 2012, lebih dari 15 kasus.  Kini ke empat balita tersebut sudah mendapat perawatan intensif dengan diberi makanan tambahan seperti susu formula di RSUD Aceh Tamiang.

Sementara pada tahun 2012 menurut catatan Dinkes Aceh Tamiang ada 13 orang anak balita mengalami kasus giji buruk. Delapan diantaranya laki-laki dan Lima lainya jenis kelamin perempuan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, dr. Catur Haryati, memaparkan pada tahun 2012 ada 13 anak balita yang didata positif menderita giji buruk.

Dari ke tiga belas anak tersebut didominasi penderita giji buruk Klinis. Ada dua jenis penderita giji buruk, yang pertama Klinis dan Non Klinis. Gejala Klinis terbagi lagi menjadi dua kategori Klinis Marasmus misalnya, ciri-cirinya badan kurus dan perut ikut membesar.

Sedangkan Klinis "Kwashiorkor" tingkatan ini sudah tergolong sangat parah dan sesegerah mungkin harus mendapat penanganan. Ciri-ciri penderita giji buruk klinis kwashiorkor perut membesar dan sekujur badan mengalami pembengkakan.

Sementara ciri dari penderita giji buruk non klinis balita hanya mengalami penurunan berat badan dari bobot sebelumnya dengan kondisi badan kurus dan perut tidak ikut membesar. Ungkap dr. Catur Haryati kepada STC malam ini.

Lebih lanjut dikatakan, pada awal tahun terhitung dari Januari-Juni 2013 pihak nya baru menemukan laporan ada empat orang penderita giji buruk dan saat ini sudah ditangani di RSUD Tamiang. Namun tidak tertutup kemungkinan, laporan itu bisa meningkat seiring lemahnya  faktor ekonomi masyarakat dan ketidak pedulian orang tua anak.

Upaya suweping penimbangan anak dari rumah-kerumah pun sudah ditempuh pihak Dinkes Atam untuk mengurangi angka kasus giji buruk."Ujar dr. Catur yang didampingi staff pengelolahan program giji di Dinkes Atam, Yulindahwati.

Menurutnya, persoalan giji buruk adalah masalah yang sudah turun ke hilir. Bila masalah itu sudah kehilir mau tidak mau itu menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan. Pencegahan dari hulunya sangat penting, misalnya pola makan anak bisa dijaga,  dan rutin membawa anak periksa ke Posyandu, disetiap-tiap Desa sudah tersedia Posyandu."Katanya.

Kedapan pihaknya akan melakukan promosi kemasyarakat diantaranya, akan pentingnya pola makanan buat balita, ASI, sweping penimbangan rumah-kerumah, sosialisasi pentingnya peran posyandu agar setiap anak dapat di imunisasi.

Dia menyebutkan, ciri-ciri bayi sehat, matanya putih bening, berat badan naik setiap ditimbang sebulan sekali, lincah dan tadak rewel. (***)