HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Diduga Penyelundupan Marak Di Pesisir Tamiang “Manfaatkan Lonjakan Harga Sembako Menjelang Idul Fitri”

Foto : youtube.com RICO FAHRIZAL | STC ACEH TAMIANG | Beberapa waktu lalu Polres Aceh Tamiang berhasil mengungkap dan mengamankan ...

Foto : youtube.com
RICO FAHRIZAL | STC

ACEH TAMIANG | Beberapa waktu lalu Polres Aceh Tamiang berhasil mengungkap dan mengamankan barang bukti berupa bawang merah yang diselundupkan dari luar negeri melalui perairan  Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Namun,  penangkapan tersebut tidak juga membuat efek jera bagi penyelundup yang memanfaatkan lonjakan harga sembako.

Ternyata hingga kini disinyalir penyelundupan barang illegal itu memanfaatkan pelabuhan liar di Desa Lubuk Damar, Seruway masih tetap berjalan mulus yang dilakoni oknum pengusaha barang illegal. Lancarnya aktifitas penyelundupan barang tanpa dokumen resmi yang berasal dari luar negeri ke Bumi Muda Sedia gelar kabupaten aceh tamiang, karena diduga tidak ada hambatan yang berarti.

Berdasarkan observasi Koordinator Investigasi Lembaga Advokasi Hutan Lestari (LembAHtari), M. Jalil menyebutkan kepada web-site ini, Selasa (16/7) kemarin. Hingga saat ini, masuknya barang kebutuhan rumah tangga yang diduga berjenis gula pasir, cabe merah dan bawang merah illegal ke Aceh Tamiang selalu berjalan mulus.

“Diduga gula pasir dan bawang merah itu mereka pasok dari negara jiran Thailand yang berhasil mendarat di kawasan pantai Desa Lubuk Damar Kecamatan Seruway.  Anehnya pihak Kepolisian Aceh Tamiang kurang peka terhadap kawasan pesisir yang rawan dijadikan pelabuhan gelap oleh pengusaha ilegal”, kata M. Jalil.

Dikatakannya, penangkapan bawang merah yang pernah dilakukan penegak hukum hanya merupakan secercah goresan dari panjangnya perjalanan perdagangan gelap yang mendarat pesisir pantai timur Kabupaten Aceh Tamiang.

Sementara itu, katanya lagi, dengan jumlah aksi kegiatan yang tidak sedikit, pelaku bisnis illegal telah berhasil mengelabui petugas keamanan yang sedang terkulai lengah.

M. Jalil berharap, Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Dicky Sondani, SIK, MH lebih peduli dalam menyikapi kegiatan kegiatan illegal. Menurut M. Jalil, kelengahan petugas keamanan terhadap aksi penyeludupan merupakan kesempatan emas bagi pelaku pemasok barang gelap.

Ditambahkannya lagi, biasanya dalam aksinya tersebut, pebisnis illegal selalu membawa sejumlah hewan dari negara Thailand, seperti ayam dan burung jalak. Hewan tersebut kata M. Jalil dipasarkan di Aceh Tamiang melalui perdagangan gelap.

Harapan M.Jalil terhadap Polres Aceh Tamiang beserta jajarannya agar senantiasa menindak tegas serta mengamankan barang bukti dan pelakunya tersebut berkaitan dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok dipasaran, terlebih lagi menjelang Lebaran.

Hasil investigasi awak media STC di pasar pagi kualasimpang, Selasa (16/7), harga bawang merah mencapai Rp 48 ribu per Kilogram, sementara harga cabai merah, rawit memuncak senilai RP 80 ribu per kilogram.


Hal ini sangat dimanfaatkan oleh pelaku perdagangan gelap untuk menikmati hasil berlipat dengan melakukan penerobosan memasok bawang merah, gula pasir ke pasaran di seputaran Aceh Tamiang maupun pasaran di Sumatera Utara. (***)