HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

TNI/Polri Bubarkan Konvoi Bendera Bulan Bintang

Foto: Ridwan/Serambi MEULABOH | STC - Konvoi bendera Bintang Bulan yang direncanakan berlangsung di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (16/5...

Foto: Ridwan/Serambi
MEULABOH | STC - Konvoi bendera Bintang Bulan yang direncanakan berlangsung di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (16/5) kemarin, gagal dilaksanakan. Soalnya, personel Polri dan TNI menghadang massa yang berjumlah sekitar 500 orang itu, karena aksi mereka berkonvoi menggunakan 30-an unit mobil dari Aceh Jaya ke Meulaboh, tidak dibekali izin kepolisian.

Seluruh bendera Bintang Bulan yang dikibarkan dan ditempel peserta konvoi di mobil-mobil mereka dibuka paksa oleh personel Polri dan TNI. Penghadangan dan pelucutan bendera Bintang Bulan itu dipimpin langsung oleh Kapolres Aceh Barat, AKBP Faisal Rivai bersama Dandim Letkol Arm Deny Azhar Rizaldi.

Amatan Serambi, sejumlah bendera sempat diamankan petugas, meski kemudian dikembalikan lagi kepada peserta konvoi. Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, massa dalam jumlah besar direncanakan pada Kamis kemarin akan melakukan aksi konvoi di Meulaboh, Aceh Barat. Mereka datang dari Kabupaten Aceh Jaya dan Nagan Raya. Namun, puluhan masyarakat yang berasal dari Aceh Barat yang sebelumnya berkumpul di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, justru sudah duluan dibubarkan polisi dan TNI yang dipimpin Kapolres dan Dandim setempat.

Massa dari Nagan Raya malah sebelumnya dikabarkan akan datang ke Meulaboh untuk ikut konvoi bendera. Tapi hal itu tak jadi dilakukan, karena aparat kepolisian mencegah dan menjaga secara ketat agar massa dari kabupaten tetangga tidak sampai melakukan aksi konvoi bendera di Aceh Barat.

Sementara itu, massa yang datang dari Aceh Jaya mengendarai sekitar 30 mobil yang sudah terpasang bendera Bintang Bulan tiba di Meulaboh sekitar pukul 11.30 WIB. Begitu tiba, Kapolres Faisal Rivai dan Dandim Deny Azhar langsung meminta massa memasuki Kompleks Masjid Agung Baitul Makmur. Di sni, seluruh masyarakat yang datang diperiksa KTP-nya. Selain itu, bendera Bintang Bulan yang mereka tempel di kap atau bodi mobil diperintahkan copot. Bagi yang enggan mencopot, langsung dicopot paksa oleh personel polisi dan TNI.

Sempat juga terjadi debat antara peserta konvoi dengan Kapolres dan Dandim. Sebab, menurut peserta konvoi, aksi yang mereka lakukan itu tidak perlu dilaporkan kepada kepolisian, karena mereka mengusung bendera Aceh yang sudah disahkan DPRA dalam bentuk qanun.

Sedangkan aparat kepolisian menyatakan tidak mengizinkan aksi itu dilakukan di Aceh Barat, karena peserta aksi justru berasal dari Aceh Jaya. Kalaupun ingin dilakukan juga, maka kegiatan itu seharusnya dilaksanakan di kabupaten sendiri, Aceh Jaya ataupun Nagan Raya.

Setelah mencopoti seluruh bendera Bintang Bulan yang berwarna merah itu, polisi dan TNI juga menggeledah seluruh mobil peserta konvoi. Di sebuah mobil Honda Jazz milik peserta konvoi, ditemukan sepucuk air softgun, senjata untuk olah raga menembak. Pemiliknya  yang bernama Gam Ariana langsung diamankan polisi untuk dimintai keterangan.

Dalam razia itu polisi juga menemukan sebilah parang yang kemudian disita. Pihak kepolisian dan TNI kemudian meminta para peserta aksi untuk kembali ke daerahnya masing-masing. Bersamaan dengan itu, bendera yang sebelumnya sempat diamankan lalu dikembalikan lagi kepada peserta konvoi.

Kapolres Aceh Barat, AKBP Faisal Rivai didampingi Dandim Letkol Arm Deny Azhar Rizaldi kepada wartawan mengatakan, aksi konvoi itu sengaja dibubarkan karena tidak mengantongi izin. Peserta konvoi pun sebelumnya tidak pernah mengurus izin.

“Selain itu, bendera Aceh itu juga masih dalam tahap pembahasan oleh pemerintah, sehingga diminta kepada masyarakat untuk tidak menaikkannya dulu. Apalagi aksi ini dilakukan oleh warga dari luar Aceh Barat. Kalau ingin berbuat aksi ya silakan di daerah sendiri, kenapa harus di Aceh Barat?” sergah Kapolres.

Menurut Kapolres, setelah dilakukan pemeriksaan bahwa warga Aceh Barat tidak ada yang melakukan konvoi, ia khawatir bakal terjadi bentrok karena perlawanan terhadap massa yang datang dari luar Aceh Barat. Jadi, sebagai langkah pencegahan, maka Polri dan TNI dalam hal ini mengambil sikap untuk membujuk peserta konvoi agar kembali saja ke daerahnya masing-masing.

“Kalau ingin melakukan aksi di daerah mereka, ya silakan saja. Ini Aceh Barat, kalau ingin bikin aksi di sini, maka harus dibuat izin dulu, apalagi yang bergerak ini massa,” ujar Kapolres Aceh Barat.

Kapolres dan Dandim juga mengakui sempat mengamankan seorang peserta konvoi yang membawa senjata air softgun. Yang bersangkutan dibawa ke mapolres untuk diperiksa izin kepemilikan senjatanya, agar senjata untuk olah raga itu tidak disalahgunakan. Selain itu, sebilah parang disita polisi dari mobil seorang peserta konvoi bendera.

Setelah pria yang membawa senjata air softgun itu dilepas polisi pada pukul 17.15 WIB, massa pun kembali lagi ke Aceh Jaya, dikawal oleh sejumlah polisi. (serambinews.com)