Foto : Rico Fahrizal/STC RICO FAHRIZAL | STC ACEH TAMIANG | Puluhan siswa TK Kemala Bhayangkari dan TK Kartika XIX Tualang Cut...
Foto : Rico Fahrizal/STC |
RICO FAHRIZAL | STC
ACEH TAMIANG | Puluhan siswa TK Kemala Bhayangkari dan TK Kartika
XIX Tualang Cut, Kab. Aceh Tamiang (Atam) tampak sumringah ketika turun dari kendaraan
yang ditumpanginya, di Mapolres Atam, Selasa (7/5/2013). Dari wajah mereka
tidak tampak rasa takut ketika bertemu dengan sejumlah petugas Polres Atam yang
menyambut kedatangannya.
Padahal
di lapangan biasanya polisi selalu menjadi sosok menakutkan bagi anak-anak.
Terlebih para orangtua terkadang menggunakannya untuk menakut-nakuti anak jika
rewel atau nakal.
Keakraban antara anak-anak juga terlihat jelas, ketika petugas Polres Atam mengajak anak-anak untuk melihat tiap ruangan maupun kendaraan dinas seperti motor patwal maupun mobil quick response. Kebahagiaan anak-anak ini tampak jelas ketika Kapolres Atam, AKBP Dicky Sondani, SIK, MH mengajak keliling Mapolres Atam menggunakan motor patwal.
Foto : Rico Fahrizal/STC |
Setelah puas melihat-lihat ruangan di Mapolres Atam, anak-anak tersebut selanjutnya dibawa ke ruang satuan lalu lintas oleh Kasat Lantas Polres Atam, AKP Eko Purwanto. Anak-anak tersebut selanjutnya dikenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas dan diberi pengertian terkait kelalulintasan.
Dalam
penerangan masalah kelalulintasan ini, anak-anak terlihat santai. Apalagi
metode yang dilakukan Kasat lantas adalah belajar sambil bermain. Salah seorang
orangtua siswa, program Polisi Sahabat Anak ini merupakan kegiatan positif.
Terlebih anak-anak dikenalkan dengan berbagai hal seperti tugas polisi,
rambu-rambu lalu lintas, dan lainnya.
“Saya pikir kegiatan ini sangat bagus. Apalagi bisa memperbaiki citra polisi. Soalnya anak-anak kadang takut sama polisi. Setelah dikenalkan langsung, ternyata polisi ramah-ramah”, jelasnya.
Foto : Rico Fahrizal/STC |
Sementara Kapolres Atam, AKBP Dicky Sondani, SIK, MH didampingi Kasat Lantas Polres Atam, AKP Eko Purwanto menuturkan, kegiatan Polisi Sahabat Anak ini dilakukan untuk menanamkan kecintaan anak-anak kepada polisi. Selain itu dengan ditamankan sejak dini, diharapkan para siswa ini kelak bisa lebih disiplin dan mematuhi segala peraturan lalu lintas.
“Bukan itu saja, dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak tidak lagi takut kepada polisi. Sebab selama ini jika melihat polisi mereka takut,” katanya.
Namun
usaha untuk memperbaiki citra polisi ini, lanjut Dicky, bukan hanya dilakukan
dengan program Polisi Sahabat Anak saja. Para
polisi di lapangan juga harus ramah dan santun hingga masyarakat terutama
anak-anak tidak takut lagi.
“Di lapangan terkadang anak-anak suka menyapa
dan melambaikan tangan ketika melihat polisi lewat. Kalau polisinya bersikap
judes atau memperlihatkan raut muka tidak bersahabat, tentu mereka takut dan
ini tidak simpatik. Makanya polisi juga harus ramah,” tegasnya. (***)